Macam-macam Teori Keperawatan

Teori keperawatan adalah suatu kerangka kerja atau model konseptual yang digunakan oleh para perawat untuk membantu mereka memahami, menjelaskan, dan memprediksi peran dan tanggung jawab mereka dalam merawat pasien. Teori keperawatan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai bidang, seperti ilmu biologi, psikologi, sosiologi, dan antropologi, serta pengalaman klinis dalam rangka memberikan perawatan yang efektif dan holistik.

Teori keperawatan juga membantu perawat untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan dan penyakit, dan untuk merencanakan dan mengimplementasikan intervensi yang tepat untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat pasien secara efektif.

Terdapat beberapa macam teori keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Teori Keperawatan Orem

Teori ini menekankan pada konsep self-care dan menekankan pada kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sendiri. Teori keperawatan Orem adalah salah satu teori keperawatan yang dikembangkan oleh Dorothea Orem pada tahun 1950-an dan terus berkembang hingga tahun 2001. Teori ini mengemukakan bahwa individu memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan diri (self-care), namun dalam beberapa kondisi tertentu individu memerlukan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.

Menurut Orem, perawatan diri terdiri dari tiga konsep dasar yaitu self-care agency, self-care deficit, dan nursing agency. Self-care agency merujuk pada kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri, sedangkan self-care deficit terjadi ketika individu tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya sendiri. Nursing agency merujuk pada kemampuan perawat untuk membantu individu dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.

Teori keperawatan Orem juga membagi self-care menjadi tiga jenis yaitu self-care universal, self-care developmental, dan self-care health deviation. Self-care universal adalah perawatan dasar yang dilakukan oleh setiap individu seperti makan, minum, dan istirahat. Self-care developmental adalah perawatan yang berkaitan dengan tahapan perkembangan individu seperti pendidikan, pekerjaan, dan pernikahan. Sedangkan self-care health deviation adalah perawatan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu yang mengalami penyakit atau cedera.

Teori keperawatan Orem juga memperkenalkan konsep self-care requisites atau kebutuhan perawatan diri yang terdiri dari tiga jenis yaitu universal self-care requisites, developmental self-care requisites, dan health deviation self-care requisites. Universal self-care requisites mencakup kebutuhan dasar seperti udara, makanan, dan istirahat. Developmental self-care requisites mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan tahapan perkembangan seperti belajar dan berkarir. Health deviation self-care requisites mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan seperti mengambil obat, menjalani perawatan, dan menjaga keseimbangan emosional.

Teori keperawatan Orem memiliki aplikasi yang luas dalam praktik keperawatan dan dapat membantu perawat untuk memahami kebutuhan perawatan diri pasien dan memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Teori Keperawatan Roy

Teori ini menekankan pada adaptasi dan bagaimana individu beradaptasi dengan lingkungannya. Teori ini memandang manusia sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem. Teori keperawatan Roy adalah salah satu teori keperawatan yang ditemukan oleh Sister Callista Roy, seorang perawat dan profesor di Boston College. Teori ini berfokus pada hubungan antara manusia dan lingkungan serta bagaimana perubahan dalam lingkungan dapat memengaruhi kesehatan manusia.

Menurut teori ini, manusia adalah sistem adaptif yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan tersebut mencakup lingkungan fisik, biologis, sosial, dan psikologis. Roy memandang manusia sebagai makhluk holistik yang harus diperlakukan sebagai satu kesatuan.

Teori keperawatan Roy juga membagi manusia ke dalam empat kategori yang berbeda berdasarkan tingkat kemandirian dan fungsi: individu, kelompok, masyarakat, dan lingkungan. Perawat diharapkan untuk mengidentifikasi kategori mana yang cocok untuk klien dan memberikan perawatan yang sesuai.

Salah satu konsep kunci dalam teori ini adalah adaptasi. Roy percaya bahwa adaptasi adalah proses interaktif antara manusia dan lingkungannya, di mana manusia berusaha untuk mempertahankan stabilitas dan keseimbangan dalam lingkungan yang selalu berubah. Perawat dapat membantu klien dalam proses adaptasi ini dengan memberikan perawatan yang sesuai dan mendukung.

Teori keperawatan Roy telah digunakan di berbagai bidang keperawatan, termasuk keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, dan keperawatan jiwa. Teori ini juga telah diuji dan dimodifikasi oleh para peneliti dan praktisi keperawatan selama beberapa dekade.

3. Teori Keperawatan Peplau

Teori Keperawatan Peplau adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh Hildegard Peplau pada tahun 1952. Teori ini adalah teori yang berfokus pada hubungan antara perawat dan pasien. Teori Peplau memiliki empat tahap dalam hubungan interpersonal antara perawat dan pasien yaitu :

  1. Tahap orientasi (Orientation Phase): Tahap di mana perawat dan pasien bertemu untuk pertama kalinya. Perawat berusaha untuk mengidentifikasi masalah pasien dan memulai hubungan terapeutik dengan pasien.
  2. Tahap identifikasi (Identification Phase): Tahap di mana perawat dan pasien mengembangkan hubungan yang lebih erat. Perawat membantu pasien untuk mengidentifikasi perasaan dan masalah yang mendasarinya, dan berusaha untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dengan pasien.
  3. Tahap eksploitasi (Exploitation Phase): Tahap di mana perawat dan pasien bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang mendasarinya. Perawat membantu pasien untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan untuk mengatasi masalahnya, dan membantu pasien untuk menemukan solusi yang tepat.
  4. Tahap pemisahan (Termination Phase): Tahap di mana hubungan antara perawat dan pasien berakhir. Perawat membantu pasien untuk mempersiapkan diri untuk pemisahan, dan membantu pasien untuk mempertahankan perubahan positif yang telah dicapai selama hubungan terapeutik.

Teori Keperawatan Peplau juga mengidentifikasi peran perawat sebagai seorang penghubung atau mediator antara pasien dan keluarga pasien dengan sistem perawatan kesehatan. Teori ini juga menekankan pentingnya perawat untuk memahami dinamika hubungan interpersonal dalam konteks perawatan kesehatan dan untuk membangun hubungan terapeutik yang efektif dengan pasien.

Teori ini menekankan pada interaksi interpersonal antara perawat dan pasien. Teori ini memandang perawat sebagai "proses interpersonal yang membantu" yang membantu pasien dalam memahami dan memenuhi kebutuhan mereka.

4. Teori Keperawatan Nightingale

Teori Keperawatan Nightingale atau sering disebut sebagai Teori Keperawatan Dasar Nightingale adalah salah satu teori keperawatan yang paling awal dan terkenal. Teori ini dikembangkan oleh Florence Nightingale, seorang perawat Inggris pada abad ke-19, yang dianggap sebagai pelopor modern dalam keperawatan.

Teori ini menekankan pentingnya lingkungan dalam penyembuhan pasien. Menurut Nightingale, lingkungan yang bersih, sehat, dan teratur dapat meningkatkan proses penyembuhan pasien. Oleh karena itu, perawat harus memperhatikan kondisi lingkungan dan memberikan perawatan yang tepat agar pasien dapat pulih dengan cepat.

Teori keperawatan Nightingale juga menekankan pentingnya perawat sebagai anggota tim perawatan yang bekerja sama dengan pasien dan dokter dalam memberikan perawatan. Perawat harus memahami kebutuhan pasien dan berkomunikasi dengan baik dengan pasien dan dokter.

Teori keperawatan Nightingale telah membantu memperbaiki standar perawatan pasien dan memperkenalkan praktik keperawatan yang modern. Konsep-konsep teori ini, seperti pentingnya lingkungan yang sehat dan peran perawat dalam perawatan pasien, masih menjadi dasar dari praktik keperawatan saat ini.

Teori ini menekankan pada pentingnya lingkungan untuk pemulihan pasien. Nightingale mengidentifikasi lima faktor lingkungan utama yang berdampak pada kesehatan dan pemulihan pasien, termasuk udara, air, nutrisi, cahaya, dan kebersihan.

5. Teori Keperawatan Watson

Teori Keperawatan Watson adalah salah satu teori keperawatan yang dikembangkan oleh Dr. Jean Watson. Teori ini dikenal sebagai teori transpersonal atau holistik, karena ia menganggap manusia sebagai makhluk holistik yang memiliki dimensi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang saling terkait satu sama lain.

Menurut teori ini, tujuan keperawatan adalah untuk membantu pasien mencapai keseimbangan dalam semua dimensi kehidupan mereka. Keperawatan Watson mengacu pada empat konsep utama, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan itu sendiri.

Teori Keperawatan Watson juga menekankan pada pentingnya hubungan antara perawat dan pasien. Perawat diharapkan untuk mengembangkan hubungan yang positif dan terapeutik dengan pasien, dengan memperhatikan keterlibatan emosional, kepercayaan, penghargaan, dan empati.

Beberapa prinsip inti dari Teori Keperawatan Watson termasuk:

  1. Pasien harus diperlakukan sebagai individu yang unik dengan kebutuhan, harapan, dan keinginan masing-masing
  2. Kesehatan bukan hanya tentang ketiadaan penyakit, tetapi juga tentang keberadaan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan
  3. Perawat harus memandang dirinya sebagai bagian dari lingkungan yang mempengaruhi kesehatan pasien, dan harus bertanggung jawab untuk memperbaiki lingkungan tersebut Perawat harus menghargai dan memahami kebudayaan pasien, dan harus merespons pasien dengan cara yang sensitif terhadap kebudayaan tersebut.

Teori Keperawatan Watson telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak perawat, terutama dalam memahami bagaimana hubungan perawat-pasien dapat membantu proses penyembuhan pasien secara holistik.

Teori ini menekankan pada konsep perawatan sebagai suatu tindakan cinta kasih. Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang kompleks dan holistik, dan menekankan pada pentingnya memahami pasien sebagai individu yang unik.

6. Teori Keperawatan King

Teori Keperawatan King, atau dikenal juga sebagai Teori Keperawatan Interaksi, dikembangkan oleh Dr. Imogene King pada tahun 1960-an. Teori ini didasarkan pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya, dan keperawatan adalah sebuah proses interaksi antara perawat dan pasien.

Menurut teori ini, tujuan utama dari keperawatan adalah untuk membantu pasien mencapai kesehatan optimal melalui pemenuhan kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan spiritualnya. Teori ini memandang pasien sebagai individu yang unik dan kompleks, dengan kebutuhan yang berbeda-beda, serta memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Teori Keperawatan King terdiri dari tiga konsep utama, yaitu:

  1. Interaksi: Konsep interaksi menekankan bahwa keperawatan melibatkan interaksi antara perawat dan pasien, serta interaksi pasien dengan lingkungannya. Perawat harus memahami karakteristik dan kebutuhan individu pasien untuk dapat membangun interaksi yang positif dan efektif.
  2. Persepsi: Konsep persepsi menunjukkan bahwa setiap individu memiliki persepsi atau pengertian yang berbeda-beda terhadap lingkungannya. Perawat harus memahami persepsi pasien terhadap penyakit dan pengalaman kesehatannya, serta memberikan dukungan yang sesuai.
  3. Transaksi: Konsep transaksi mengacu pada perubahan yang terjadi dalam interaksi antara perawat dan pasien. Perawat harus memperhatikan reaksi pasien terhadap interaksi dan memberikan perawatan yang tepat untuk membantu pasien mencapai tujuan kesehatannya.

Teori Keperawatan King memberikan pandangan yang holistik dan terintegrasi mengenai keperawatan, yang memungkinkan perawat untuk memahami pasien sebagai individu yang kompleks dan berinteraksi dengan lingkungannya.

7. Teori Keperawatan Virginia Henderson

Virginia Henderson adalah seorang perawat dan ahli teori keperawatan yang dikenal dengan kontribusinya pada bidang keperawatan dan pendidikan keperawatan. Dia memperkenalkan konsep dasar keperawatan yang dikenal sebagai "14 Kebutuhan Dasar Manusia" yang diakui secara luas dalam praktek keperawatan.

Teori keperawatan Virginia Henderson didasarkan pada gagasan bahwa tujuan utama keperawatan adalah untuk membantu individu mencapai kemandirian mereka dalam perawatan diri dan pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Dia mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan, yaitu:

  1. Bernapas dengan mudah
  2. Menjaga suhu tubuh yang normal
  3. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup
  4. Mengeluarkan zat-zat sisa dari tubuh
  5. Memelihara kebersihan tubuh dan lingkungan
  6. Menghindari bahaya lingkungan
  7. Berkomunikasi dengan orang lain
  8. Beraktifitas secara fisik dan mental
  9. Tidur dan istirahat yang cukup
  10. Memilih keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai
  11. Memenuhi kebutuhan rasa aman
  12. Merasa dicintai dan dihargai
  13. Memiliki harapan dan cita-cita yang realistis
  14. Mengembangkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar sendiri

Henderson berpendapat bahwa perawat memiliki peran penting dalam membantu individu mencapai kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Perawat harus memahami kebutuhan dasar klien dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu mereka mencapai kesejahteraan fisik, mental, dan sosial.

Teori keperawatan Virginia Henderson masih relevan dalam praktek keperawatan modern dan membantu perawat dalam memahami pentingnya fokus pada kemandirian klien.

8. Teori Keperawatan Betty Neuman

Teori Keperawatan Betty Neuman adalah teori sistem yang berfokus pada interaksi antara individu dan lingkungan dalam pengaruhnya terhadap kesehatan. Menurut Neuman, manusia merupakan sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan dipandang sebagai segala sesuatu yang mempengaruhi sistem, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial.

Teori ini menyatakan bahwa kesehatan adalah keselarasan antara individu dan lingkungan, sedangkan penyakit adalah ketidakseimbangan antara individu dan lingkungan. Neuman menekankan pada pentingnya pencegahan penyakit dan upaya untuk mempertahankan kesehatan melalui tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Dalam teori ini, Neuman mengidentifikasi lima variabel dasar yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, yaitu:

  1. Variabel intrapersonal, yaitu karakteristik individu yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit seperti usia, jenis kelamin, genetik, dan sejarah medis.
  2. Variabel ekstrapersonal, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit seperti kondisi fisik, biologis, sosial, dan budaya.
  3. Variabel perilaku, yaitu perilaku individu dalam mempertahankan kesehatan atau perilaku yang berisiko menyebabkan penyakit.
  4. Variabel sistem lingkungan, yaitu struktur dan fungsi sistem lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
  5. Variabel sistem keperawatan, yaitu pemberian asuhan keperawatan untuk memelihara dan memulihkan kesehatan individu.

Neuman mengembangkan konsep "garis pertahanan" (line of defense) yang menunjukkan bagaimana sistem melindungi dirinya dari faktor-faktor stresor atau gangguan dari lingkungan. Garis pertahanan terdiri dari tiga bagian, yaitu garis pertahanan primer (primer defense line), garis pertahanan sekunder (secondary defense line), dan garis pertahanan tersier (tertiary defense line).

Garis pertahanan primer mencakup pertahanan fisik seperti kulit, selaput lendir, dan sistem imun. Garis pertahanan sekunder mencakup mekanisme psikologis dan fisiologis yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, seperti respon stres dan pelepasan hormon. Garis pertahanan tersier mencakup upaya untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, seperti intervensi medis dan rehabilitasi.

Dalam praktik keperawatan, teori ini dapat digunakan untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan pasien dan mempertahankan kesehatan melalui pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.

Itu adalah beberapa contoh teori keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli. Setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda dalam memandang pasien dan cara merawat mereka.

Macam-macam Teori Keperawatan Reviewed by Nursing University on 12:13:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.