SDKI - D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
DAFTAR ISI
- Pengetahuan Umum
- Penyebab Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Tanda dan Gejala Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Cara Mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kesimpulan
- SDKI - D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
PENGETAHUAN UMUM
Bersihan jalan napas yang tidak efektif (ineffective airway clearance) merupakan kondisi yang mengacu pada ketidakmampuan untuk membuang sekresi atau benda asing dari saluran napas secara efektif. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi pernapasan dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak diatasi dengan tepat.
Penyebab Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas yang tidak efektif dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Infeksi saluran napas: Infeksi saluran napas seperti pneumonia, bronkitis, atau flu dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebihan dan membuat sulit bagi tubuh untuk membersihkan saluran napas.
- Obstruksi saluran napas: Benda asing seperti makanan, tulang, atau kemasan dapat masuk ke saluran napas dan menyebabkan obstruksi, yang menghambat proses pengeluaran lendir dari saluran napas.
- Penyakit pernapasan kronis: Kondisi seperti asma, bronkiektasis, atau fibrosis kistik dapat menyebabkan penumpukan lendir yang berlebihan di saluran napas dan memperburuk fungsi pernapasan.
- Kurangnya gerakan fisik: Kurangnya gerakan fisik dan aktivitas dapat menyebabkan penumpukan lendir di saluran napas dan mempersulit proses pengeluaran.
Tanda dan Gejala Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Tanda dan gejala bersihan jalan napas yang tidak efektif dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Beberapa tanda dan gejala yang umum meliputi:
- Batuk yang berkepanjangan dan kuat.
- Sesak napas.
- Produksi lendir yang berlebihan.
- Suara napas yang berdengung atau bersiul.
- Nyeri dada.
- Demam.
- Kehilangan nafsu makan.
- Mudah lelah.
Cara Mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pengobatan bersihan jalan napas yang tidak efektif akan tergantung pada penyebabnya. Beberapa metode yang umum digunakan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
- Pemberian obat-obatan: Obat-obatan seperti bronkodilator, ekspektoran, atau antibiotik dapat digunakan untuk membantu meredakan gejala dan mengatasi infeksi saluran napas.
- Terapi fisik: Terapi fisik seperti fisioterapi dada atau penghisapan lendir dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk membersihkan saluran napas.
- Pemijatan dada: Pemijatan dada dapat membantu merangsang pengeluaran lendir dari saluran napas dan meningkatkan ventilasi paru-paru.
- Penggunaan alat bantu napas: Alat bantu napas seperti nebulizer atau oksigen dapat membantu meningkatkan fungsi pernapasan dan mengatasi sesak napas.
- Menghindari faktor risiko: Menghindari faktor risiko seperti merokok atau paparan polusi udara dapat membantu mencegah terjadinya bersihan jalan napas yang tidak efektif.
Selain itu, terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
- Menjaga kebersihan diri: Mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan diri dapat membantu mencegah penyebaran infeksi saluran napas.
- Menghindari faktor iritasi: Menghindari faktor iritasi seperti asap rokok, debu, atau bahan kimia dapat membantu mencegah iritasi pada saluran napas.
- Mengonsumsi makanan yang sehat: Makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu meningkatkan kesehatan sistem pernapasan dan membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.
- Berolahraga secara teratur: Olahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan fungsi pernapasan dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk membersihkan saluran napas.
- Berkonsultasi dengan dokter secara teratur: Berkonsultasi dengan dokter secara teratur dan melakukan pemeriksaan kesehatan yang rutin dapat membantu mencegah terjadinya kondisi ini dan mengatasi kondisi yang mendasarinya.
Kesimpulan
Bersihan jalan napas yang tidak efektif merupakan kondisi yang memengaruhi fungsi pernapasan dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak diatasi dengan tepat. Penyebab kondisi ini dapat bervariasi, dan pengobatan yang tepat akan tergantung pada penyebabnya. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini meliputi menjaga kebersihan diri, menghindari faktor iritasi, mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur.
SDKI - D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Penyebab :
Fisiologis :
- Spasme jalan napas: kontraksi yang tiba-tiba dan tidak terkontrol pada otot dinding saluran napas yang mengakibatkan penyempitan jalan napas.
- Hipersekresi jalan napas: produksi mukus atau lendir yang berlebihan pada saluran napas, sehingga menyebabkan sumbatan dan kesulitan bernapas.
- Disfungsi neuromuskuler: gangguan pada sistem saraf atau otot yang menyebabkan kesulitan untuk mengontrol fungsi napas dan menyebabkan kesulitan bernapas.
- Benda asing dalam jalan napas: objek atau benda asing yang masuk ke dalam saluran napas dan menghalangi jalannya udara, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
- Adanya jalan napas buatan: tindakan untuk membuka atau mempertahankan jalur napas pada pasien dengan kesulitan bernapas, seperti dengan melakukan intubasi atau trakeostomi.
- Sekresi yang tertahan: akumulasi lendir atau cairan lainnya pada saluran napas, sehingga menyebabkan sumbatan dan kesulitan bernapas.
- Hiperplasia dinding jalan napas: pertumbuhan berlebihan jaringan pada dinding saluran napas, yang dapat menghalangi jalannya udara dan menyebabkan kesulitan bernapas.
- Proses infeksi: infeksi pada saluran napas yang dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan, sehingga menghambat aliran udara dan menyebabkan kesulitan bernapas.
- Respon alergi: reaksi alergi pada saluran napas yang dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan, sehingga menghambat aliran udara dan menyebabkan kesulitan bernapas.
- Efek agen farmakologis (mis. anestesi): penggunaan obat-obatan tertentu, seperti anestesi, dapat mempengaruhi sistem saraf dan otot yang berhubungan dengan jalan napas, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Situasional :
- Merokok aktif: Merokok aktif adalah kegiatan merokok di mana seseorang menghisap rokok dan menghirup asapnya langsung melalui mulut atau hidungnya.
- Merokok pasif: Merokok pasif terjadi ketika seseorang terpapar asap rokok yang dihasilkan oleh orang lain yang sedang merokok di sekitarnya.
- Terpajan polutan: Terpajan polutan adalah ketika seseorang terpapar bahan kimia atau zat beracun di lingkungannya, seperti polusi udara atau air, bahan kimia di tempat kerja, atau zat beracun dalam makanan atau minuman. Terpajan polutan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, tergantung pada jenis dan tingkat paparannya.
Gejala dan Tanda Mayor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala dan Tanda Minor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
- Gullian Barre Syndrome: penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf perifer dan menyebabkan kelemahan otot yang semakin parah.
- Sklerosis multipel: penyakit autoimun kronis yang menyerang sistem saraf pusat, dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelemahan otot, gangguan koordinasi, dan kesulitan berbicara.
- Myasthenia gravis: penyakit autoimun yang menyerang persendian antara otot dan saraf, dan dapat menyebabkan kelemahan otot yang terus menerus.
- Prosedur diagnostik: prosedur medis untuk mendiagnosis kondisi atau masalah kesehatan tertentu, seperti bronkoskopi (pemeriksaan saluran napas) atau transesophageal echocardiography (TEE) (pemeriksaan jantung dengan menggunakan ultrasound melalui esofagus).
- Depresi sistem saraf pusat: kondisi medis di mana sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) mengalami penurunan aktivitas atau depresi, dan dapat menyebabkan gejala seperti lelah, kebingungan, dan depresi.
- Cedera kepala: kondisi medis di mana kepala mengalami cedera, yang dapat menyebabkan berbagai gejala tergantung pada tingkat keparahan cederanya.
- Stroke: kondisi medis di mana aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan berbagai gejala seperti kelemahan otot, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan.
- Kuadriplegia: kondisi medis di mana semua empat anggota tubuh mengalami kelemahan atau kelumpuhan.
- Sindrom aspirasi mekonium: kondisi di mana bayi menghirup mekonium (feses bayi) ke dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan masalah pernapasan lainnya.
- Infeksi saluran napas: kondisi di mana saluran napas mengalami infeksi, yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti batuk, pilek, dan kesulitan bernapas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama:
Luaran Tambahan:
- Kontrol Gejala
- Pertukaran Gas
- Respons Alergi Lokal
- Respons Alergi Sistemik
- Respons Ventilasi Mekanik
- Tingkat Infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
- Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)
- Edukasi Fisioterapi Dada (I.12372)
- Edukasi Pengukuran Respirasi (I.12413)
- Fisioterapi Dada (I.01004)
- Konsultasi via Telepon (I.12462)
- Manajemen Asma (I.01010)
- Manajemen Reaksi Alergi (I.14520)
- Manajemen Anafilaksi (I.02034)
- Manajemen Isolasi (I.14509)
- Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
- Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012)
- Pemberian Obat Inhalasi (I.01015)
- Pemberian Obat Interpleura (I.14530)
- Pemberian Obat Intradermal (I.14531)
- Pemberian Obat Nasal (I.01017)
- Pencegahan Aspirasi (I.01018)
- Pengaturan Posisi (I.01019)
- Penghisapan Jalan Napas (I.01020)
- Penyapihan Ventilasi Mekanik (I.01021)
- Perawatan Trakheostomi (I.01023)
- Skrining Tuberkulosis (I.01024)
- Stabilitas Jalan Napas (I.01025)
- Terapi Oksigen (I.01026)
Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tidak ada komentar: