SDKI - D.0111 Defisit Pengetahuan
DAFTAR ISI:
PENGETAHUAN UMUM
Defisit Pengetahuan adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana seseorang kurang memahami informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat tentang kesehatannya atau perawatan medis yang diperlukan. Dalam konteks perawatan kesehatan, defisit pengetahuan dapat mempengaruhi hasil kesehatan pasien, dan seringkali menjadi tantangan bagi para profesional kesehatan untuk mengatasi.
Defisit pengetahuan dapat muncul pada berbagai tahap perawatan kesehatan, mulai dari diagnosa awal hingga tindakan terapi. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan defisit pengetahuan, termasuk kurangnya akses ke informasi, bahasa yang sulit dipahami, atau kurangnya pemahaman tentang bahasa medis.
Dalam praktik keperawatan, penting bagi perawat untuk mengidentifikasi pasien yang mengalami defisit pengetahuan dan memberikan edukasi yang tepat agar pasien dapat memahami perawatan kesehatan mereka dan membuat keputusan yang tepat tentang pengobatan yang diperlukan.
Beberapa strategi yang dapat digunakan perawat untuk mengatasi defisit pengetahuan antara lain:
- Evaluasi tingkat pemahaman pasien
Sebelum memberikan informasi tentang perawatan kesehatan, perawat harus terlebih dahulu mengevaluasi tingkat pemahaman pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan pertanyaan tentang perawatan kesehatan yang sedang dijalani dan meminta pasien untuk menjelaskan kembali informasi yang telah diberikan.
- Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Perawat harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. Bahasa medis kompleks harus dihindari, dan istilah medis yang digunakan harus dijelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
- Membuat materi edukasi yang tepat
Materi edukasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga pasien dapat memahami informasi yang diberikan. Materi edukasi harus mencakup gambar atau grafik yang membantu pasien memahami informasi dengan lebih baik.
- Mengulangi informasi
Perawat harus mengulangi informasi yang telah diberikan agar pasien dapat memahami dengan lebih baik. Selain itu, perawat harus memastikan bahwa pasien memiliki kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti.
- Melibatkan keluarga dan teman
Keluarga dan teman dapat membantu pasien dalam memahami perawatan kesehatan yang diperlukan. Oleh karena itu, perawat harus melibatkan keluarga dan teman pasien dalam proses edukasi.
Defisit pengetahuan dapat berdampak negatif pada hasil kesehatan pasien. Oleh karena itu, perawat harus terampil dalam mengidentifikasi pasien yang mengalami defisit pengetahuan dan memberikan edukasi yang tepat agar pasien dapat memahami perawatan kesehatan mereka. Dalam mengatasi defisit pengetahuan, perawat harus mengambil pendekatan yang terstruktur dan efektif.
- Menyediakan sumber daya tambahan
Perawat dapat menyediakan sumber daya tambahan seperti brosur atau situs web terpercaya yang berisi informasi tentang perawatan kesehatan yang diperlukan. Sumber daya tambahan ini dapat membantu pasien memperdalam pemahaman mereka tentang perawatan kesehatan yang diperlukan.
- Melakukan tindakan pendampingan
Perawat dapat melakukan tindakan pendampingan untuk membantu pasien memahami perawatan kesehatan yang diperlukan. Misalnya, perawat dapat menunjukkan cara menggunakan peralatan medis atau melakukan perawatan diri yang diperlukan.
- Memonitor pemahaman pasien secara berkala
Perawat harus memonitor pemahaman pasien secara berkala untuk memastikan bahwa pasien telah memahami informasi yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan pertanyaan atau memberikan kuis singkat untuk menguji pemahaman pasien.
- Menjaga komunikasi yang terbuka
Perawat harus menjaga komunikasi yang terbuka dengan pasien dan keluarga. Hal ini akan memudahkan pasien untuk bertanya tentang informasi yang tidak dimengerti dan membantu perawat memahami kebutuhan pasien.
- Menggunakan teknologi
Perawat dapat menggunakan teknologi untuk membantu pasien memahami perawatan kesehatan yang diperlukan. Misalnya, perawat dapat menggunakan video edukasi atau aplikasi kesehatan yang dirancang khusus untuk membantu pasien memahami perawatan kesehatan.
Dalam mengatasi defisit pengetahuan, perawat harus memahami kebutuhan dan kemampuan pasien untuk memahami informasi yang diberikan. Perawat harus menggunakan berbagai strategi dan teknik yang tepat untuk membantu pasien memahami perawatan kesehatan yang diperlukan. Dalam melakukannya, perawat dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan hasil kesehatan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
"Kehadiran Anda dapat membuat perbedaan besar dalam hidup pasien Anda." - Maya Angelou
Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penyebab
- Keterbatasan kognitif adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam pemrosesan, memahami, dan mengingat informasi yang diperlukan.
- Gangguan fungsi kognitif adalah kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir, memori, pengolahan informasi, dan berbicara.
- Kekeliruan mengikuti anjuran adalah kondisi di mana seseorang melakukan kesalahan dalam mengikuti instruksi atau anjuran terkait perawatan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau perawat.
- Kurang terpapar informasi adalah kondisi di mana seseorang kurang mendapatkan akses atau paparan terhadap informasi terkait perawatan kesehatan yang diperlukan.
- Kurang minat dalam belajar adalah kondisi di mana seseorang kurang memiliki minat atau motivasi untuk mempelajari informasi terkait perawatan kesehatan.
- Kurang mampu mengingat adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mengingat informasi terkait perawatan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau perawat.
- Ketidaktahuan menemukan sumber informasi adalah kondisi di mana seseorang tidak tahu atau kesulitan menemukan sumber informasi yang dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang perawatan kesehatan yang diperlukan.
Gejala dan Tanda Mayor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala dan Tanda Minor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien merujuk pada situasi medis yang baru dialami oleh pasien, seperti cedera atau sakit yang baru terjadi dan memerlukan penanganan medis. Penyakit akut adalah kondisi medis yang biasanya muncul secara tiba-tiba dan berlangsung singkat, seperti flu atau pneumonia. Penyakit ini membutuhkan perawatan medis segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Penyakit kronis adalah kondisi medis yang berlangsung dalam jangka waktu lama, biasanya selama bertahun-tahun, dan memerlukan perawatan dan pengelolaan jangka panjang. Contoh penyakit kronis antara lain diabetes, hipertensi, dan asma.
Keterangan
Diagnosis Keperawatan Defisit Pengetahuan ini dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu:Gaya hidup sehat merujuk pada pilihan dan praktik yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental seseorang, seperti makan makanan sehat, berolahraga, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol secara berlebihan. Keamanan diri mencakup upaya untuk melindungi diri sendiri dari bahaya atau ancaman, seperti kekerasan fisik atau pelecehan. Ini meliputi memahami risiko dan belajar teknik untuk menghindari bahaya tersebut. Keamanan fisik anak mencakup upaya untuk melindungi anak dari cedera atau bahaya fisik, seperti memastikan bahwa anak memiliki tempat tidur yang aman, mengawasi mereka saat bermain, dan mengajarkan mereka cara menghindari bahaya. Kehamilan dan persalinan mencakup perawatan medis dan perencanaan yang diperlukan selama kehamilan dan persalinan, termasuk pemeriksaan prenatal, persiapan persalinan, dan perawatan pasca persalinan. Kesehatan maternal pasca persalinan mencakup perawatan kesehatan yang diperlukan oleh ibu setelah melahirkan, seperti memulihkan tubuh setelah persalinan dan memastikan kesehatan mental dan emosional yang baik. Kesehatan maternal prekonsepsi mencakup persiapan kesehatan yang diperlukan sebelum kehamilan, seperti menjaga berat badan yang sehat, memeriksakan kesehatan dan memastikan asupan nutrisi yang cukup. Keterampilan psikomotorik mencakup kemampuan untuk menggunakan otot dan koordinasi tubuh dalam aktivitas sehari-hari, seperti menulis atau mengikat tali sepatu. Konservasi energi merujuk pada praktik yang digunakan untuk menghemat energi dan mengurangi kelelahan, seperti membagi aktivitas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau menggunakan alat bantu untuk memudahkan tugas. Latihan toiletting mencakup pembiasaan anak untuk menggunakan toilet dan membersihkan diri sendiri setelah buang air kecil atau besar. Manajemen arthritis rheumatoid mencakup perawatan medis dan pengelolaan gejala arthritis rheumatoid, seperti mengurangi inflamasi dan nyeri, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Manajemen asma mencakup perawatan medis dan pengelolaan gejala asma, seperti menghindari pemicu, menggunakan obat-obatan, dan memperbaiki kualitas udara dalam ruangan. Manajemen berat badan mencakup perencanaan diet dan olahraga untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat. Manajemen demensia mencakup perawatan medis dan pengelolaan gejala demensia, seperti mengingatkan pasien pada tugas-tugas sehari-hari dan memperbaiki kualitas hidup pasien. - Manajemen depresi: Tindakan atau strategi untuk membantu pasien mengatasi gejala depresi, seperti perubahan mood, perubahan dalam pola makan atau tidur, kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas sebelumnya, dan perasaan sedih atau kosong yang persisten.Manajemen disritmia: Perawatan untuk mengendalikan aritmia atau ketidaknormalan irama jantung yang dapat menyebabkan denyut jantung yang tidak teratur, lambat, atau terlalu cepat.
- Manajemen gagal jantung: Perawatan untuk mengatasi gagal jantung, kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Manajemen gangguan lipid: Strategi untuk mengelola kadar lipid atau lemak dalam darah, termasuk kolesterol dan trigliserida, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
- Manajemen gangguan makan: Tindakan untuk membantu pasien mengatasi gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, atau binge eating disorder.
- Manajemen hipertensi: Tindakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan organ lainnya.
- Manajemen kanker: Perawatan yang berbeda-beda tergantung jenis dan stadium kanker, termasuk pembedahan, kemoterapi, radioterapi, dan terapi obat-obatan.
- Manajemen nyeri: Strategi untuk mengelola nyeri akut atau kronis, termasuk penggunaan obat-obatan, terapi fisik, relaksasi, dan teknik kognitif.
- Manajemen osteoporosis: Tindakan untuk mencegah atau mengobati osteoporosis, kondisi yang menyebabkan kerapuhan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
- Manajemen penyakit akut: Tindakan atau strategi untuk mengatasi penyakit akut atau jangka pendek, seperti flu atau infeksi saluran pernapasan.
- Manajemen penyakit arteri perifer: Strategi untuk mengelola penyakit arteri perifer, yang dapat menyebabkan pembuluh darah di luar jantung menjadi sempit atau tersumbat, dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
- Manajemen penyakit ginjal: Tindakan untuk mengatasi penyakit ginjal, termasuk penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal akut.
- Manajemen penyakit jantung: Tindakan atau strategi untuk mengatasi penyakit jantung, termasuk penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan aritmia jantung.
- Manajemen penyakit kronis: Tindakan atau strategi untuk mengatasi penyakit kronis, seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung.
- Manajemen pneumonia: Upaya penanganan pneumonia yang meliputi diagnosis dini, pengobatan, perawatan dan tindakan pencegahan pada pasien yang terinfeksi.
- Manajemen proses penyakit: Penanganan dan pengelolaan penyakit secara holistik, termasuk diagnosis dini, pengobatan, perawatan dan pemulihan.
- Manajemen sklerosis multipel: Serangkaian tindakan untuk mengontrol dan mengurangi gejala sklerosis multipel, seperti terapi obat, rehabilitasi, dan dukungan psikologis.
- Manajemen stroke: Upaya untuk mencegah atau mengatasi stroke, termasuk pencegahan faktor risiko, diagnosis dan pengobatan dini, dan rehabilitasi pasca stroke.
- Manajemen waktu: Keterampilan untuk mengatur waktu secara efektif dalam kegiatan sehari-hari, termasuk perencanaan, prioritasi tugas, dan pengaturan jadwal.
- Manejemen penyakit jantung koroner: Upaya pengelolaan penyakit jantung koroner yang meliputi pencegahan faktor risiko, pengobatan, rehabilitasi jantung, dan tindakan pencegahan komplikasi.
- Medikasi: Penggunaan obat-obatan untuk pengobatan penyakit atau pengurangan gejala penyakit.
- Mekanika tubuh: Penggunaan teknik dan alat untuk memperbaiki posisi tubuh dan gerakan tubuh agar sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Menyusui: Proses memberikan ASI pada bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan imunitas bayi.
- Menyusui dengan botol: Memberikan makanan bayi dengan menggunakan botol susu formula atau ASI yang telah dipompa.
- Nutrisi bayi/anak: Asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi/anak dalam rangka tumbuh kembangnya, baik melalui ASI maupun makanan pendamping.
- Pencegahan jatuh: Serangkaian tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya kecelakaan jatuh, seperti pengurangan faktor risiko dan peningkatan keselamatan lingkungan.
- Pencegahan kanker: Tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya kanker, seperti perubahan gaya hidup, skrining dan deteksi dini, serta pengurangan faktor risiko.
- Pencegahan konsepsi: Upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, seperti menggunakan kontrasepsi atau pilihan gaya hidup tertentu.
- Pencegahan stroke: Serangkaian tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya stroke, seperti pengurangan faktor risiko dan peningkatan gaya hidup sehat.
- Pencegahan trombus: Tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya pembentukan bekuan darah atau trombus, seperti pengurangan faktor risiko dan pengobatan dengan antikoagulan.
- Pengontrolan penggunaan zat: Pengontrolan penggunaan zat adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi penggunaan zat yang berbahaya seperti alkohol, narkotika, dan obat-obatan terlarang. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan tentang bahaya penggunaan zat, pengobatan untuk kecanduan zat, dan dukungan untuk pemulihan.
- Peningkatan fertilitas: Peningkatan fertilitas adalah usaha untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan bagi pasangan yang kesulitan untuk hamil. Hal ini dapat dilakukan melalui pengobatan medis, perubahan gaya hidup, pengobatan reproduksi terassistensi seperti fertilisasi in vitro (IVF), dan konseling.
- Peran menjadi orang tua: Peran menjadi orang tua adalah peran yang diemban oleh seseorang sebagai pengasuh dan pendidik anak. Peran ini meliputi tugas-tugas seperti memberikan makanan dan minuman yang sehat, memberikan kasih sayang dan dukungan emosional, mendidik anak tentang perilaku yang baik, dan memberikan lingkungan yang aman dan sehat untuk tumbuh kembang anak.
- Perawatan bayi: Perawatan bayi adalah upaya untuk merawat bayi yang meliputi tindakan-tindakan seperti memberikan makanan, mengganti popok, mandi, dan memastikan kesehatan dan keselamatan bayi.
- Perawatan kaki: Perawatan kaki adalah tindakan untuk merawat dan menjaga kesehatan kaki. Hal ini meliputi perawatan kulit kaki, pencegahan infeksi, dan perawatan kaki yang sakit atau cedera.
- Perawatan ostomi: Perawatan ostomi adalah upaya untuk merawat dan menjaga kesehatan seseorang yang telah menjalani operasi ostomi. Hal ini meliputi perawatan kulit di sekitar stoma, penggantian kantong ostomi, dan tindakan pencegahan infeksi.
- Perilaku sehat: Perilaku sehat adalah gaya hidup yang mempromosikan kesehatan fisik dan mental. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti diet sehat, olahraga teratur, tidak merokok, menghindari alkohol atau penggunaan zat lainnya, dan menjaga kesehatan mental.
- Program aktivitas: Program aktivitas adalah program yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kesehatan umum. Program ini dapat berupa kegiatan olahraga, yoga, meditasi, atau program lain yang menarik minat seseorang.
- Program diet: Program diet adalah program yang dirancang untuk membantu seseorang mencapai tujuan nutrisi dan kesehatan. Program ini meliputi perencanaan makanan, pengaturan porsi, dan pemilihan makanan yang sehat.
- Program latihan: Program latihan adalah program yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran fisik dan kesehatan umum seseorang. Program ini meliputi latihan kardiovaskular, latihan kekuatan, dan latihan fleksibilitas.
- Prosedur tindakan: Merupakan instruksi atau langkah-langkah yang harus diikuti dalam suatu prosedur medis atau pembedahan, termasuk persiapan pasien sebelum tindakan, pelaksanaan tindakan itu sendiri, dan perawatan pasca tindakan.
- Seks aman: Merujuk pada tindakan seksual yang dilakukan dengan meminimalkan risiko terhadap penularan penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk penggunaan kondom, pemantauan kesehatan seksual, dan membatasi jumlah pasangan seksual.
- Seksualitas: Merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, yang mencakup identitas gender, perilaku seksual, orientasi seksual, dan preferensi seksual seseorang.
- Stimulasi bayi dan anak: Merupakan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu perkembangan fisik dan mental anak, meliputi stimulasi sensorik, permainan, dan interaksi dengan orang dewasa yang mendukung tumbuh kembangnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
Luaran Tambahan
Motivasi (L.09080)
Proses Informasi (L.10100)
Tingkat Agitasi (L.09092)
Tingkat Kepatuhan (L.12110)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
Intervensi Pendukung
Edukasi Aktivitas atau Istirahat (I.12362)
Edukasi Alat Bantu Dengar (I.12363)
Edukasi Analgesia Terkontrol (I.12364)
Edukasi Berat Badan Efektif (I.12365)
Edukasi Berhenti Merokok (I.12366)
Edukasi Dehidrasi (I.12367)
Edukasi Dialisis Peritoneal (I.12368)
Edukasi Diet (I.12369)
Edukasi Edema (I.12370)
Edukasi Efek Samping Obat (I.12371)
Edukasi Fisioterapi Dada (I.12372)
Edukasi Hemodialisis (I.12373)
Edukasi Infertilitas (I.12374)
Edukasi Irigasi Kandung Kemih (I.12375)
Edukasi Irigasi Kolostomi (I.12376)
Edukasi Irigasi Urostomi (I.12377)
Edukasi Keamanan Anak (I.12378)
Edukasi Keamanan Bayi (I.12379)
Edukasi Keluarga Berencana (I.12381)
Edukasi Pola Perilaku Kebersihan (I.12439)
Edukasi Kemoterapi (I. 12382)
Edukasi Keselamatan Lingkungan (I.12384)
Edukasi Keselamatan Rumah (I.12385)
Edukasi Keterampilan Psikomotor (I.12386)
Edukasi Komunikasi Efektif (I.12387)
Edukasi Latihan Berkemih (I.12388)
Edukasi Latihan Fisik (I.12389)
Edukasi Manajemen Demam (I.12390)
Edukasi Manajemen Nyeri (I.12391)
Edukasi Manajemen Stress (I.12392)
Edukasi Mobilisasi (I.12394)
Edukasi Nutrisi (I.12395)
Edukasi Nutrisi Anak (I.12396)
Edukasi Nutrisi Bayi (I.12397)
Edukasi Nutrisi Parenteral (I.12398)
Edukasi Orang Tua: Fase Anak (I.12399)
Edukasi Orang Tua: Fase Bayi (I.12400)
Edukasi Orang Tua: Fase Remaja (I.12401)
Edukasi pada Pengasuh (I.12402)
Edukasi Pemberian Makanan pada Anak (I.12403)
Edukasi Pemberian Makanan Parenteral (I.12404)
Edukasi Pengukuran Respirasi (I.12413)
Edukasi Penyalahgunaan Alkohol (I.12417)
Edukasi Penyalahgunaan Zat (I.12418)
Edukasi Perawatan Bayi (I.12419)
Edukasi Perawatan Diri (I.12420)
Edukasi Perawatan Gigi Palsu (I.12421)
Edukasi Perawatan Gips (I.12422)
Edukasi Perawatan Kaki (I.12423)
Edukasi Perawatan Kateter Urine (I.12424)
Edukasi Perawatan Kehamilan (I.12425)
Edukasi Perawatan Kulit (I.12426)
Edukasi Perawatan Mata (I.12427)
Edukasi Perawatan Mulut (I.12428)
Edukasi Perawatan Nefrostomi (I.12429)
Edukasi Perawatan Perineum (I.12430)
Edukasi Perawatan Selang Drain (I.12431)
Edukasi Perawatan Stoma (I.12432)
Edukasi Perawatan Trakheostomi (I.12433)
Edukasi Perawatan Urostomi (I.12434)
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12435)
Edukasi Perkembangan Bayi (I.12436)
Edukasi Persalinan (I.12437)
Edukasi Pijat Bayi (I.12438)
Edukasi Pencegahan Infeksi (I.12406)
Edukasi Pencegahan Jatuh (I.12407)
Edukasi Pencegahan Luka Tekan (I.12408)
Edukasi Pencegahan Osteoporosis (I.12409)
Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi (I.12411)
Edukasi Penggunaan Alat Bantu (I. 12410)
Edukasi Pengukuran Nadi Radialis (I.12412)
Edukasi Pengukuran Respirasi (I.12413)
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh (I.12414)
Edukasi Pengukuran Tekanan Darah (I.12415)
Edukasi Pengurangan Risiko (I.12416)
Edukasi Pola Perilaku Kebersihan (I.12439)
Edukasi Perioperatif (I.12440)
Edukasi Program Pengobatan (I.12441)
Edukasi Prosedur Tindakan (I.12442)
Edukasi Proses Keluarga (I.12443)
Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
Edukasi Reaksi Alergi (I.12445)
Edukasi Rehabilitasi Jantung (I.12446)
Edukasi Seksualitas (I.12447)
Edukasi Stimulasi Bayi atau Anak (I.12448)
Edukasi Teknik Adaptasi (I.12449)
Edukasi Teknik Ambulasi (I.12450)
Edukasi Teknik Mengingat (I.12451)
Edukasi Teknik Napas (I.12452)
Pemberian Makanan (I.03125)
Edukasi Terapi Antikoagulan (I.12454)
Edukasi Terapi Cairan (I.12455)
Edukasi Terapi Darah (I.12456)
Terapi Relaksasi Otot Progresif (I.05187)
Edukasi Termoregulasi (I.12457)
Edukasi Toilet Training (I.12458)
Edukasi Vaksin (I.12459)
Edukasi Vitamin (I.12460)
Konseling (I.10334)
Konsultasi (I.12461)
Promosi Edukasi Laktasi di Komunitas (I.12467)
Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi (I.12470)
Promosi Literasi Kesehatan (I.12471)
Referensi:
Berman, A., Snyder, S. J., & Frandsen, G. (2020). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Pearson.Kassutto, Z., Cohen, A., Nirel, N., & Reicher, S. (2019). Health literacy and patient empowerment: Separating con-joined twins in the context of chronic low back pain. Patient education and counseling, 102(1), 81-87. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tidak ada komentar: