SDKI - D.0003 Gangguan Pertukaran Gas

 

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM


Gangguan pertukaran gas adalah kondisi medis di mana terjadi ketidakmampuan tubuh untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dengan efektif. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti gangguan pada organ pernapasan atau sistem sirkulasi. Gangguan pertukaran gas dapat mengancam nyawa jika tidak segera diobati.


Penyebab Gangguan Pertukaran Gas


Gangguan pertukaran gas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:


  • Gangguan pada organ pernapasan: Kondisi seperti pneumonia, bronkitis, emfisema, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat menyebabkan gangguan pada organ pernapasan dan mempengaruhi pertukaran gas dalam tubuh.
  • Gangguan pada sistem sirkulasi: Kondisi seperti gagal jantung, hipertensi pulmonal, atau emboli paru-paru dapat menyebabkan gangguan pada sistem sirkulasi dan menghambat aliran darah ke paru-paru.
  • Kondisi tertentu: Beberapa kondisi medis, seperti diabetes, obesitas, dan sindrom apnea tidur, juga dapat mempengaruhi pertukaran gas dalam tubuh.


Tanda dan Gejala Gangguan Pertukaran Gas


Tanda dan gejala gangguan pertukaran gas dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya dan seberapa serius kondisi tersebut. Beberapa tanda dan gejala yang umumnya terkait dengan gangguan pertukaran gas adalah:


  • Kesulitan bernapas: Kesulitan bernapas atau dispnea dapat terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mengambil oksigen dengan efektif.
  • Sesak napas: Sesak napas atau dyspnea dapat terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan karbon dioksida dengan efektif.
  • Batuk: Batuk dapat terjadi sebagai respons tubuh untuk membersihkan saluran napas dari lendir atau benda asing.
  • Nyeri dada: Nyeri dada dapat terjadi pada beberapa kasus, terutama pada kondisi yang menyebabkan gangguan pada sistem sirkulasi.
  • Kelelahan atau kelemahan: Gangguan pertukaran gas dapat menyebabkan tubuh merasa lelah atau lemah karena kekurangan oksigen.
  • Kulit pucat atau kebiruan: Kekurangan oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan kulit terlihat pucat atau kebiruan.


Pengobatan Gangguan Pertukaran Gas


Pengobatan untuk gangguan pertukaran gas tergantung pada penyebabnya. Beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan adalah:


  • Terapi oksigen: Terapi oksigen adalah cara terapi dasar untuk mengatasi gangguan pertukaran gas. Pemberian oksigen akan membantu memperbaiki kadar oksigen dalam darah.
  • Bronkodilator: Bronkodilator dapat membantu merelaksasi otot-otot di saluran napas dan memperbaiki aliran udara ke paru-paru.
  • Antibiotik digunakan jika gangguan pertukaran gas disebabkan oleh infeksi bakteri seperti pneumonia atau bronkitis. Antibiotik membantu membunuh bakteri penyebab infeksi dan mempercepat pemulihan.
  • Steroid: Steroid dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran napas dan memperbaiki aliran udara ke paru-paru.
  • Pemberian cairan intravena (IV): Pemberian cairan intravena dapat membantu memperbaiki volume darah dan tekanan darah, yang sangat penting untuk mendukung pertukaran gas yang efektif.
  • Terapi fisik: Terapi fisik dapat membantu memperkuat otot-otot pernapasan dan meningkatkan fungsi paru-paru.


Pencegahan Gangguan Pertukaran Gas


Beberapa cara pencegahan gangguan pertukaran gas adalah:


  • Berhenti merokok: Merokok dapat merusak saluran napas dan menyebabkan kondisi pernapasan seperti emfisema dan PPOK.
  • Olahraga teratur: Olahraga teratur dapat membantu memperkuat otot-otot pernapasan dan meningkatkan fungsi paru-paru.
  • Menerapkan gaya hidup sehat: Menerapkan gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, dan tidur yang cukup dapat membantu mempertahankan fungsi pernapasan yang sehat.
  • Menghindari faktor risiko: Menghindari faktor risiko seperti polusi udara, alergi, dan paparan bahan kimia yang berbahaya dapat membantu mencegah gangguan pertukaran gas.
  • Mengikuti pengobatan dengan benar: Jika Anda memiliki kondisi pernapasan kronis, pastikan untuk mengikuti pengobatan dengan benar dan secara teratur untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan pertukaran gas.


Kesimpulan


Gangguan pertukaran gas dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk gangguan pada organ pernapasan atau sistem sirkulasi. Tanda dan gejala yang umum terkait dengan gangguan pertukaran gas adalah kesulitan bernapas, sesak napas, batuk, dan kelelahan atau kelemahan. Pengobatan tergantung pada penyebabnya dan dapat mencakup terapi oksigen, antibiotik, steroid, pemberian cairan intravena, terapi fisik, dan lainnya. Pencegahan gangguan pertukaran gas meliputi berhenti merokok, olahraga teratur, menerapkan gaya hidup sehat, menghindari faktor risiko, dan mengikuti pengobatan dengan benar.


SDKI - D0003 Ganguan Pertukaran Gas


DEFINISI :

Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eleminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler. (PPNI, 2019).


PENYEBAB :

  1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi adalah kondisi di mana ventilasi (pasokan oksigen ke paru-paru) tidak seimbang dengan perfusi (aliran darah ke paru-paru). Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan berbagai komplikasi medis.

  2. Perubahan membran alveolus-kapiler adalah perubahan pada lapisan tipis yang memisahkan alveolus (kantung udara kecil dalam paru-paru) dengan kapiler (pembuluh darah kecil). Perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti infeksi, radang, atau cedera dan dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan pertukaran gas dalam tubuh.


Tanda dan Gejala Mayor

Subjektif : 


Dispnea adalah istilah dalam ilmu keperawatan yang digunakan untuk menggambarkan kesulitan bernapas atau sesak napas. Dispnea dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti penyakit paru-paru, gagal jantung, anemia, atau kelelahan. Gejala dispnea dapat dirasakan secara subjektif dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.


Objektif :

  1. PCO2 meningkat/menurun merujuk pada peningkatan atau penurunan kadar karbon dioksida dalam darah arteri. Peningkatan PCO2 dapat mengindikasikan kondisi medis seperti hipoventilasi atau penyakit paru obstruktif kronik, sedangkan penurunan PCO2 dapat mengindikasikan hiperventilasi.

  2. PO2 menurun merujuk pada penurunan kadar oksigen dalam darah arteri. Hal ini dapat terjadi pada kondisi medis seperti pneumonia, edema paru, atau emboli paru.

  3. Takikardia merujuk pada denyut jantung yang meningkat melebihi batas normal. Hal ini dapat terjadi pada kondisi medis seperti kecemasan, demam, atau gagal jantung.

  4. pH arteri meningkat/menurun merujuk pada perubahan tingkat keasaman dalam darah arteri. Penurunan pH arteri dapat mengindikasikan kondisi medis seperti asidosis, sedangkan peningkatan pH arteri dapat mengindikasikan alkalemia.

  5. Bunyi napas tambahan merujuk pada suara-suara napas tambahan yang terdengar selama pemeriksaan fisik. Bunyi napas tambahan dapat terjadi pada kondisi medis seperti asma, bronkitis, atau pneumonia.


Tanda dan Gejala Minor

Subjektif :

  1. Pusing adalah perasaan tidak seimbang atau tidak stabil yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap. Pusing dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti tekanan darah rendah, anemia, atau gangguan vestibular.

  2. Penglihatan kabur adalah ketidakjelasan atau keburaman dalam penglihatan. Penglihatan kabur dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti glaukoma, katarak, atau retinopati diabetik.


Objektif :

  1. Sianosis adalah kondisi di mana warna kulit atau membran mukosa berubah menjadi kebiruan akibat kurangnya oksigen yang cukup dalam darah.

  2. Diaforesis adalah kondisi di mana terjadi keringat berlebih yang tidak biasa pada tubuh, terutama di daerah wajah, telapak tangan, atau kaki.

  3. Gelisah adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak tenang, cemas, dan tidak nyaman secara emosional.

  4. Napas cuping hidung adalah kondisi di mana napas terasa tersumbat dan terasa seperti hidung tersumbat.

  5. Pola napas abnormal mencakup berbagai kondisi di mana pola napas tidak normal, seperti napas cepat atau lambat, reguler atau tidak teratur, dalam atau dangkal, atau lainnya.

  6. Warna kulit abnormal mencakup berbagai kondisi di mana kulit atau membran mukosa berubah warna, seperti pucat atau kebiruan, yang dapat menunjukkan kurangnya oksigen dalam darah.

  7. Kesadaran menurun adalah kondisi di mana seseorang tidak sepenuhnya sadar atau tidak dapat merespons dengan baik terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis atau trauma kepala.


KONDISI KLINIS TERKAIT :

  1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah suatu kondisi di mana saluran udara di paru-paru mengalami penyempitan kronis yang menyebabkan kesulitan bernapas dan gejala lainnya seperti batuk kronis dan produksi dahak.

  2. Gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien sehingga darah dapat menumpuk di paru-paru dan menyebabkan sesak napas, kelelahan, dan edema pada kaki.

  3. Asma adalah suatu kondisi di mana saluran udara di paru-paru menjadi meradang dan menyempit, menyebabkan kesulitan bernapas, napas terengah-engah, dan batuk.

  4. Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Gejalanya meliputi demam, batuk, sakit dada, dan kesulitan bernapas.

  5. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Gejalanya meliputi batuk kronis, demam, dan kelelahan.

  6. Penyakit membran hialin adalah suatu kondisi di mana bayi yang lahir prematur memiliki kesulitan bernapas karena paru-paru mereka belum sepenuhnya berkembang.

  7. Asfiksia adalah keadaan di mana pasokan oksigen ke otak terganggu, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya oksigen di udara, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

  8. Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN) adalah suatu kondisi di mana tekanan darah tinggi pada arteri paru-paru menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi yang baru lahir.

  9. Prematuritas adalah keadaan di mana bayi dilahirkan sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu. Bayi yang lahir prematur dapat mengalami berbagai masalah kesehatan seperti kesulitan bernapas, infeksi, dan masalah pada organ-organ tubuh.

  10. Infeksi saluran napas adalah infeksi yang terjadi pada bagian-bagian saluran napas, seperti sinus, tenggorokan, bronkus, dan paru-paru. Infeksi saluran napas dapat disebabkan oleh virus atau bakteri dan gejalanya meliputi batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.


SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) pada Ganguan Pertukaran Gas


LUARAN UTAMA : 



LUARAN TAMBAHAN :


1. Keseimbangan Asam-basa.

2. Konservasi Energi.

3. Perfusi Paru.

4. Respons Ventilasi Mekanik.

5. Tingkat Perlirium.


SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) pada Ganguan Pertukaran Gas


Intervensi Utama


Intervensi Pendukung
  • Edukasi Berhenti Merokok (I.12366)
  • Dukungan Ventilasi (I.01002)
  • Edukasi Berhenti Merokok (I.12366)
  • Edukasi Pengukuran Respirasi (I.12413)
  • Edukasi Fisioterapi Dada (I.12372)
  • Fisioterapi Dada (I.01004)
  • Insersi Jalan Napas Buatan (I.01005)
  • Konsultasi via Telepon (I.12462)
  • Manajemen Asam Basa (I.02036)
  • Manajemen Asam Basa Alkalosis Respiratorik (I.01008)
  • Manajemen Asam Basa Asidosis Respiratorik (I.01009)
  • Manajemen Energi (I.05178)
  • Manajemen Jalan Napas (I.01011)
  • Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012)
  • Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
  • Pencegahan Aspirasi (I.01018)
  • Pemberian Obat (I.02062)
  • Pemberian Obat Inhalasi (I.01015)
  • Pemberian Obat Interpleura (I.14530)
  • Pemberian Obat Intradermal (I.14531)
  • Pemberian Obat Intramuskular (I.02063)
  • Pemberian Obat Intravena (I.02065)
  • Pemberian Obat Oral (I.03128)
  • Pengaturan Posisi (I.01019)
  • Pengambilan Sampel Darah Arteri (I.02069)
  • Penyapihan Ventilasi Mekanik (I.01021)
  • Perawatan Emboli Paru (I.02074)
  • Perawatan Selang (I.14568)
  • Perawatan Selang Dada (I.01022)
  • Reduksi Ansietas (I.09134)

Referensi:

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

SDKI - D.0003 Gangguan Pertukaran Gas Reviewed by Nursing University on 11:50:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.