SDKI - D.0007 Gangguan Sirkulasi Spontan
DAFTAR ISI:
- Pengetahuan Umum
- Penyebab Gangguan Sirkulasi Spontan
- Gejala Gangguan Sirkulasi Spontan
- Penanganan Gangguan Sirkulasi Spontan
- Kesimpulan
- SDKI - D.0003 Gangguan Ventilasi Spontan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
PENGETAHUAN UMUM
Gangguan sirkulasi spontan adalah kondisi yang terjadi ketika sirkulasi darah tidak dapat mengalir secara normal di dalam tubuh secara tiba-tiba, tanpa adanya penyebab yang jelas. Hal ini dapat terjadi pada setiap bagian tubuh, termasuk jantung, otak, ekstremitas, atau organ lainnya. Kondisi ini dapat menjadi sangat berbahaya dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Penyebab Gangguan Sirkulasi Spontan
Gangguan sirkulasi spontan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Penyakit jantung: Gangguan sirkulasi spontan dapat terjadi pada orang yang menderita penyakit jantung seperti serangan jantung, aritmia, atau penyempitan pembuluh darah koroner.
- Gangguan pembuluh darah: Kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, pembekuan darah, atau penyempitan pembuluh darah dapat menyebabkan gangguan sirkulasi spontan.
- Tekanan darah rendah: Tekanan darah rendah dapat menyebabkan kurangnya suplai darah ke organ-organ vital seperti otak atau jantung, yang dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi spontan.
- Penyakit autoimun: Beberapa kondisi autoimun seperti lupus atau sklerosis ganda dapat mempengaruhi sistem peredaran darah, yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi spontan.
- Stres atau kecemasan: Kondisi stres atau kecemasan yang berat dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan memicu gangguan sirkulasi spontan.
Gejala Gangguan Sirkulasi Spontan
Gejala gangguan sirkulasi spontan dapat bervariasi tergantung pada area yang terkena dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
- Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada
- Nyeri atau mati rasa di anggota tubuh
- Kebas atau kesemutan di tangan atau kaki
- Kepala pusing atau pingsan
- Kehilangan kesadaran
- Sesak napas atau sulit bernapas
- Denyut jantung tidak teratur atau cepat
Penanganan Gangguan Sirkulasi Spontan
Penanganan gangguan sirkulasi spontan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Terapi oksigen: Jika gangguan sirkulasi spontan disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah, maka terapi oksigen dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah.
- Obat-obatan: Obat-obatan seperti antikoagulan atau vasodilator dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah.
- Pembedahan: Jika gangguan sirkulasi spontan disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, maka pembedahan dapat menjadi pilihan pengobatan yang efektif. Prosedur pembedahan yang mungkin dilakukan antara lain angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit, atau operasi bypass untuk mengalihkan aliran darah melalui pembuluh darah yang sehat.
- Terapi fisik: Terapi fisik seperti fisioterapi atau latihan terapeutik dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat jantung serta pembuluh darah.
- Perubahan gaya hidup: Perubahan gaya hidup seperti menghentikan kebiasaan merokok, menjaga berat badan yang sehat, dan mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu mengurangi risiko gangguan sirkulasi spontan.
Kesimpulan
Gangguan sirkulasi spontan adalah kondisi yang memerlukan perhatian medis segera karena dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Penanganan yang tepat dan segera dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala gangguan sirkulasi spontan dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut. Selain itu, perubahan gaya hidup sehat juga dapat membantu mencegah terjadinya gangguan sirkulasi spontan.
SDKI - D.0007 Gangguan Sirkulasi Spontan
Definisi
Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan.
Penyebab
- Abnormalitas kelistrikan jantung adalah ketidaknormalan dalam aktivitas listrik yang mengatur detak jantung, seperti aritmia atau gangguan irama jantung.
- Abnormalitas struktur jantung adalah kelainan pada struktur anatomi jantung, seperti kelainan katup jantung, kebocoran atau penyumbatan arteri koroner, atau malformasi jantung bawaan.
- Penurunan fungsi ventrikel adalah kondisi di mana salah satu atau kedua ventrikel jantung tidak berfungsi dengan baik, yang dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki atau perut.
Gejala dan Tanda Mayor:
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala dan Tanda Minor:
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
- Henti jantung adalah kondisi ketika detak jantung berhenti dan tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
- Bradikardia adalah kondisi di mana detak jantung lebih lambat dari normal (biasanya kurang dari 60 denyut per menit).
- Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung lebih cepat dari normal (biasanya lebih dari 100 denyut per menit).
- Sindrom koroner akut adalah kondisi di mana terjadi penyumbatan arteri koroner yang memasok darah ke jantung, yang dapat menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung.
- Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan cukup efektif, yang dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki atau perut.
- Kardiomiopati adalah kelainan pada otot jantung yang dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung.
- Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung, biasanya disebabkan oleh infeksi atau reaksi autoimun.
- Disritmia adalah ketidaknormalan irama jantung, seperti aritmia atau gangguan irama jantung.
- Trauma adalah kerusakan pada tubuh akibat cedera atau kekerasan, seperti kecelakaan mobil atau pukulan.
- Perdarahan (misalnya perdarahan gastrointestinal, rupture aorta, perdarahan intrakranial) adalah kebocoran darah dari pembuluh darah ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan gejala yang serius.
- Keracunan dan overdosis adalah kondisi ketika tubuh terpapar zat-zat berbahaya atau dosis obat yang berlebihan.
- Tenggelam adalah kondisi ketika seseorang kehilangan kemampuan bernapas karena berada dalam air atau cairan lainnya.
- Emboli paru adalah kondisi di mana gumpalan darah atau bahan lain (seperti lemak atau udara) tersumbat di arteri pulmonalis yang memasok darah ke paru-paru, yang dapat menyebabkan sesak napas dan bahkan kematian.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
- Sirkulasi Spontan (L.02015)
Luaran Tambahan
- Keseimbangan Asam Basa (L.02009)
- Perfusi Gastrointestinal (L.02010)
- Perfusi Miokard (L.02011)
- Perfusi Perifer (L.02011)
- Perfusi Renal (L.02013)
- Perfusi Serebral (L.02014)
- Status Sirkulasi (L.02016)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
- Manajemen Defibrilasi (I.02038)
- Resusitasi Cairan (I.03139)
- Resusitasi Jantung Paru (I.02083)
Intervensi Pendukung
- Code Management ( I.02029)
- Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)
- Insersi Intravena (I.02030)
- Insersi Jalan Napas Buatan (I.01005)
- Kateterisasi Urine (I.04147)
- Konsultasi (I.12461)
- Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara (I.02033)
- Manajemen Asam Basa: Alkalosis Metabolik (I.03096)
- Manajemen Asam Basa Asidosis Metabolik (I.03096)
- Manajemen Asam Basa Asidosis Respiratorik (I.01009)
- Manajemen Elektrolit: Hiperkalemia (I.03103)
- Manajemen Elektrolit: Hiperkalsemia (I.03104)
- Manajemen Elektrolit: Hipermagnesemia (I.03105)
- Manajemen Elektrolit: Hipernatremia (I.03106)
- Manajemen Elektrolit: Hipokalemia (I.03107)
- Manajemen Elektrolit Hipokalsemia (I.03108)
- Manajemen Elektrolit: Hipomagnesemia (I.03109)
- Manajemen Jalan Napas (I.01011)
- Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012)
- Manajemen Medikasi (I.14517)
- Manajemen Overdosis (I.14518)
- Manajemen Penyalahgunaan Zat (I.09291)
- Manajemen Spesimen Darah (I.02047)
- Pemantauan Cairan (I.03121)
- Pemantauan Hasil Laboratorium (I.02057)
- Pemantauan Hemodinamik Invasif (I.02058)
- Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
- Pemberian Obat (I.02062)
- Pemberian Obat Intramuskular (I.02063)
- Pemberian Obat Intraoseous (I.02064)
- Pemberian Obat Intravena (I.02065)
- Pemeliharaan Kelengkapan Set Emergensi (I.14534)
- Pencegahan Aspirasi (I.01018)
- Pengambilan Sampel Darah Arteri (I.02069)
- Pengambilan Sampel Darah Vena (I.02070)
Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0007 Gangguan Sirkulasi Spontan
Reviewed by Nursing University
on
6:32:00 AM
Rating:

Tidak ada komentar: