SDKI - D.0010 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan

 DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi yang mengacu pada adanya kemungkinan terjadi gangguan aliran darah dalam tubuh yang tidak disebabkan oleh faktor luar seperti cedera atau trauma. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi biasanya terjadi pada orang yang menderita penyakit atau kondisi tertentu seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, atau penyakit jantung.


Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi spontan, seperti penyempitan pembuluh darah, pembekuan darah, atau kerusakan pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk nyeri, bengkak, kulit kering atau gatal, dan bahkan luka terbuka yang sulit sembuh.



Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan gangguan sirkulasi spontan:

  • Kerusakan jaringan: Gangguan sirkulasi spontan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dalam tubuh. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke area tertentu terganggu, sehingga oksigen dan nutrisi tidak dapat mencapai jaringan tersebut. Akibatnya, jaringan tersebut dapat mengalami kematian atau nekrosis.
  • Infeksi: Gangguan sirkulasi spontan juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh membutuhkan aliran darah yang baik untuk melawan infeksi. Ketika aliran darah terganggu, sistem kekebalan tubuh dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
  • Kematian jaringan: Gangguan sirkulasi spontan yang parah dapat menyebabkan kematian jaringan atau nekrosis. Hal ini terjadi ketika aliran darah terganggu selama periode waktu yang cukup lama sehingga jaringan tidak lagi menerima oksigen dan nutrisi yang cukup. Jaringan yang mengalami nekrosis harus dihilangkan melalui prosedur medis yang disebut debridemen.
  • Amputasi: Jika gangguan sirkulasi spontan tidak diobati, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko amputasi. Hal ini terjadi ketika jaringan mengalami nekrosis dan tidak dapat diperbaiki dengan pengobatan. Amputasi mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa.
  • Stroke atau serangan jantung: Gangguan sirkulasi spontan yang terkait dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke otak atau jantung terganggu, sehingga menyebabkan kerusakan pada organ tersebut.
  • Kematian: Jika gangguan sirkulasi spontan tidak diobati, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko kematian. Hal ini terjadi ketika aliran darah terganggu selama periode waktu yang cukup lama sehingga organ-organ vital dalam tubuh tidak lagi menerima oksigen dan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan fungsinya. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
  • Komplikasi Diabetes: Gangguan sirkulasi spontan dapat memperburuk kondisi pada penderita diabetes. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf, sehingga aliran darah yang buruk dapat memperparah kondisi tersebut. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti luka yang sulit sembuh, infeksi, dan amputasi pada penderita diabetes.
  • Gangguan Fungsi Organ: Gangguan sirkulasi spontan yang terkait dengan penyakit atau kondisi tertentu seperti penyakit jantung atau tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi fungsi organ lainnya seperti ginjal, hati, atau paru-paru. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke organ tersebut terganggu dan mengurangi kemampuan organ tersebut untuk berfungsi dengan baik.

Untuk mencegah risiko gangguan sirkulasi spontan, sangat penting untuk menjaga gaya hidup sehat seperti mengikuti diet seimbang, berolahraga secara teratur, menghindari merokok dan minuman beralkohol, serta menjaga berat badan ideal. Jika Anda memiliki faktor risiko yang meningkatkan risiko gangguan sirkulasi spontan, seperti riwayat keluarga penyakit jantung atau diabetes, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang diperlukan. Dengan menjaga kesehatan dan mengelola faktor risiko, risiko gangguan sirkulasi spontan dapat ditekan dan kualitas hidup dapat tetap optimal.

SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)

Definisi


Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan.



Faktor Risiko

  1. Kekurangan volume cairan: Kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, biasanya disebabkan oleh kurang minum, muntah, diare, atau kehilangan cairan secara berlebihan melalui keringat atau urinasi.
  2. Hipoksia: Kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh karena berkurangnya suplai oksigen atau berkurangnya kemampuan tubuh untuk memanfaatkan oksigen yang tersedia.
  3. Hipotermia: Kondisi suhu tubuh yang di bawah normal (kurang dari 35°C), sering disebabkan oleh paparan cuaca dingin atau terendam di air dingin.
  4. Hipokalemia/hiperkalemia: Kondisi di mana kadar kalium dalam darah berada di bawah normal (hipokalemia) atau di atas normal (hiperkalemia). Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan ginjal, obat-obatan, atau gangguan hormon.
  5. Hipoglikemia/hiperglikemia: Kondisi di mana kadar gula darah berada di bawah normal (hipoglikemia) atau di atas normal (hiperglikemia). Hipoglikemia biasanya disebabkan oleh kelebihan insulin, sedangkan hiperglikemia biasanya terkait dengan diabetes atau resistensi insulin.
  6. Asidosis: Kondisi di mana kadar asam dalam tubuh meningkat, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh. Asidosis bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketosis, gagal ginjal, atau gangguan pernapasan.
  7. Toksin (mis. keracunan, overdosis obat): Kondisi yang disebabkan oleh paparan zat-zat berbahaya atau overdosis obat yang dapat menyebabkan gangguan organ tubuh dan kematian.
  8. Tamponade jantung: Kondisi medis yang ditandai dengan penumpukan cairan di dalam jantung yang menghambat fungsi jantung.
  9. Tension pneumothorax: Kondisi medis yang terjadi ketika udara mengisi rongga pleura dan menekan paru-paru, menghambat fungsi pernapasan dan sirkulasi darah.
  10. Trombosis jantung: Terjadinya penggumpalan darah di dalam jantung yang dapat mengganggu aliran darah normal dan memicu serangan jantung.
  11. Trombosis paru (emboli paru): Kondisi di mana terjadi penyumbatan pembuluh darah di paru-paru oleh bekuan darah atau emboli yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan berpotensi fatal.

Kondisi Klinis Terkait

  1. Bradikardia: kondisi di mana denyut jantung di bawah 60 kali per menit.
  2. Takikardia: kondisi di mana denyut jantung di atas 100 kali per menit.
  3. Sindrom koroner akut: kondisi yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, yang memasok darah ke jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung.
  4. Gagal jantung: kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah seefisien yang seharusnya, dapat terjadi pada sisi kanan, kiri atau kedua-duanya.
  5. Kardiomiopati: kondisi dimana otot jantung mengalami gangguan, baik karena kelainan bawaan maupun karena faktor lain, sehingga mempengaruhi fungsi jantung.
  6. Miokarditis: peradangan pada otot jantung yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi jantung.
  7. Disritmia: kelainan irama jantung.
  8. Trauma: cedera fisik pada tubuh.
  9. Perdarahan: kehilangan darah dari pembuluh darah yang pecah atau rusak.
  10. Keracunan: efek negatif dari zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.
  11. Overdosis: kelebihan dosis obat atau zat tertentu yang dapat menyebabkan efek negatif pada tubuh.
  12. Tenggelam: kondisi di mana seseorang tidak dapat bernafas karena tenggelam di dalam air atau cairan lainnya.
  13. Emboli paru: penyumbatan arteri paru-paru oleh gumpalan darah atau material lainnya.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

  • Sirkulasi Spontan (L.02015)

Luaran Tambahan

  • Keseimbangan Asam Basa (L.02009)
  • Keseimbangan Cairan (L.03020)
  • Keseimbangan Elektrolit (L.03021)
  • Fungsi Gastrointestinal (L.03019)
  • Perfusi Miokard (L.02011)
  • Perfusi Perifer (L.02011)
  • Perfusi Renal (L.02013)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

  • Perawatan Jantung Akut (I.02076)
  • Pertolongan Pertama (I.02080)

Intervensi Pendukung

  • Insersi Intravena (I.02030)
  • Kateterisasi Urine (I.04147)
  • Konsultasi via Telepon (I.12462)
  • Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara (I.02033)
  • Manajemen Asam Basa: Alkalosis Metabolik (I.03096)
  • Manajemen Asam Basa Asidosis Metabolik (I.03096)
  • Manajemen Asam Basa Alkalosis Respiratorik (I.01008)
  • Manajemen Asam Basa Asidosis Respiratorik (I.01009)
  • Manajemen Cairan (I.03098)
  • Manajemen Elektrolit: Hiperkalemia (I.03103)
  • Manajemen Elektrolit: Hiperkalsemia (I.03104)
  • Manajemen Elektrolit: Hipermagnesemia (I.03105)
  • Manajemen Elektrolit: Hipernatremia (I.03106)
  • Manajemen Elektrolit: Hipokalemia (I.03107)
  • Manajemen Elektrolit Hipokalsemia (I.03108)
  • Manajemen Elektrolit: Hipomagnesemia (I.03109)
  • Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
  • Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
  • Manajemen Jalan Napas (I.01011)
  • Manajemen Medikasi (I.14517)
  • Manajemen Overdosis (I.14518)
  • Manajemen Spesimen Darah (I.02047)
  • Pemantauan Cairan (I.03121)
  • Pemantauan Hasil Laboratorium (I.02057)
  • Pemantauan Hemodinamik Invasif (I.02058)
  • Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
  • Pemberian Obat (I.02062)
  • Pemberian Obat Intravena (I.02065)
  • Pemeliharaan Kelengkapan Set Emergensi (I.14534)
  • Pencegahan Aspirasi (I.01018)
  • Pencegahan Emboli (I.02066)
  • Pengambilan Sampel Darah Arteri (I.02069)
  • Pengambilan Sampel Darah Vena (I.02070)
  • Penghisapan Jalan Napas (I.01020)
  • Perawatan Alat Topang Jantung Mekanik (I.02072)
  • Perawatan Emboli Paru (I.02074)
  • Resusitasi Cairan (I.03139)
  • Stabilitas Jalan Napas (I.01025)
  • Terapi Oksigen (I.01026)


Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0010 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan Reviewed by Nursing University on 10:08:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.