SDKI - D.0012 Risiko Perdarahan
DAFTAR ISI:
- Pengetahuan Umum
- SDKI - D.0012 Risiko Perdarahan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
PENGETAHUAN UMUM
Perdarahan adalah kondisi di mana tubuh kehilangan darah, baik melalui luka terbuka atau secara internal. Perdarahan dapat terjadi pada berbagai tingkat keparahan dan dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan.
- Riwayat keluargaSeseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki kelainan koagulasi darah atau riwayat perdarahan yang parah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan.
- Penggunaan obat-obatan tertentuObat-obatan tertentu, seperti antikoagulan atau obat pengencer darah, dapat membuat darah menjadi lebih tipis dan meningkatkan risiko perdarahan. Jika seseorang mengonsumsi obat-obatan tersebut, maka perlu diawasi dan dikontrol oleh dokter.
- Kondisi medis tertentuBeberapa kondisi medis tertentu, seperti penyakit hati, sirosis, leukemia, atau penyakit ginjal dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membentuk bekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan.
- Kekurangan nutrisiKekurangan vitamin K atau zat besi dalam makanan dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan kemampuan tubuh untuk membentuk bekuan darah, sehingga meningkatkan risiko perdarahan.
- Cedera atau tindakan pembedahanCedera atau tindakan pembedahan yang melibatkan pembedahan organ atau pembuluh darah dapat memicu terjadinya perdarahan yang parah.
- Kehamilan dan persalinanKehamilan dan persalinan adalah kondisi di mana terdapat risiko perdarahan, terutama jika terjadi komplikasi seperti preeklamsia, plasenta previa, atau perdarahan setelah persalinan.
- Penyakit pembuluh darahKelainan pada pembuluh darah, seperti aneurisma atau varises, dapat meningkatkan risiko perdarahan jika pembuluh darah pecah atau pecah.
- Pola hidupGaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, atau makan makanan tinggi lemak jenuh dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh dan meningkatkan risiko perdarahan.
Perdarahan dapat memerlukan penanganan medis yang cepat dan tepat tergantung pada tingkat keparahan. Tindakan yang dapat dilakukan tergantung pada penyebab dan lokasi perdarahan, seperti memberikan transfusi darah, obat-obatan, atau tindakan pembedahan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi faktor risiko dan melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perdarahan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga gaya hidup sehat, memeriksakan kesehatan secara teratur, dan menghindari aktivitas yang dapat memicu risiko perdarahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Definisi
Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi didalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)
Faktor Risiko
- Aneurisma: Pelebaran abnormal dari dinding arteri yang terjadi karena melemahnya dinding tersebut.
- Gangguan gastrointestinal (mis. ulkus lambung, polip, varises): Berbagai jenis gangguan yang terjadi di saluran pencernaan, seperti kerusakan pada dinding lambung, pertumbuhan jaringan abnormal, dan pembengkakan pembuluh darah pada esofagus.
- Gangguan fungsi hati (mis. sirosis hepatitis): Kerusakan pada sel-sel hati yang menyebabkan penggantian jaringan hati normal dengan jaringan parut yang tidak berfungsi.
- Komplikasi kehamilan (mis. ketuban pecah sebelum waktunya, plasenta previa/abrupsio, kehamilan kembar): Berbagai jenis masalah kesehatan yang terjadi selama kehamilan, seperti ketuban pecah sebelum waktunya, perdarahan plasenta, dan kehamilan kembar.
- Komplikasi pasca partum (mis. atonia uterus, retensi plasenta): Masalah kesehatan yang terjadi setelah persalinan, seperti kegagalan kontraksi rahim dan peninggalan sebagian plasenta di dalam rahim.
- Gangguan koagulasi (mis. trombositopenia): Gangguan pada sistem pembekuan darah yang menyebabkan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
- Efek agen farmakologis: Dampak yang terjadi akibat penggunaan obat-obatan, seperti alergi, toksisitas, dan interaksi obat.
- Tindakan pembedahan: Prosedur medis yang dilakukan untuk mengobati berbagai jenis masalah kesehatan, seperti operasi jantung, pengangkatan tumor, atau pengangkatan organ.
- Trauma: Cedera atau luka yang terjadi akibat kecelakaan, benturan, atau kekerasan lainnya.
- Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan: Kondisi di mana individu atau masyarakat kurang mendapat informasi atau pendidikan tentang cara mencegah atau mengobati perdarahan.
- Proses keganasan: Pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali dan bersifat ganas, yang dapat menyebabkan kanker atau tumor.
Kondisi Klinis Terkait
- Aneurisma: Kondisi di mana arteri melebar dan dapat menyebabkan perdarahan atau ruptur.
- Koagulopati intravaskuler diseminata: Gangguan koagulasi yang menyebabkan pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah kecil di seluruh tubuh.
- Sirosis hepatis: Kondisi di mana sel-sel hati rusak dan digantikan oleh jaringan parut.
- Ulkus lambung: Kerusakan pada dinding lambung yang dapat menyebabkan perdarahan dan nyeri ulu hati.
- Varises: Pembengkakan dan pembesaran pada pembuluh darah yang terjadi karena tekanan darah yang tinggi.
- Trombositopenia: Kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah sangat rendah.
- Ketuban pecah sebelum waktunya:
- Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) adalah kondisi ketika selaput ketuban pecah sebelum waktunya, yaitu sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. KPSW dapat menyebabkan risiko infeksi pada janin dan ibu serta meningkatkan risiko persalinan prematur.
- Plasenta previa/abrupsio:
- Plasenta previa dan abrupsio plasenta adalah dua kondisi terkait dengan plasenta selama kehamilan. Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi pembukaan serviks atau bagian bawah rahim, sementara abrupsio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang berat dan bahkan mengancam nyawa.
- Atonia uterus:
- Atonia uterus adalah kondisi ketika otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan cukup kuat setelah bayi dilahirkan, sehingga menyebabkan pendarahan berat. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor seperti kelelahan, ketidakseimbangan hormon, dan kelainan struktural.
- Retensi plasenta:
- Retensi plasenta terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta tidak lepas dari rahim setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan berat dan infeksi pada ibu serta memerlukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan sisa plasenta.
- Tindakan pembedahan:
- Tindakan pembedahan merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Tindakan pembedahan dapat berupa operasi terbuka atau minimal invasif dan dapat melibatkan berbagai tingkat risiko.
- Kanker:
- Kanker adalah kelainan pada sel yang tidak terkendali dan dapat menyebar ke jaringan lain dalam tubuh. Kanker dapat terjadi pada berbagai organ dan dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan lokasi kanker.
- Trauma
- Trauma adalah cedera pada tubuh yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kecelakaan, kekerasan, atau benda tumpul. Trauma dapat menyebabkan berbagai jenis cedera seperti luka, patah tulang, atau cedera organ dalam dan memerlukan penanganan medis yang cepat dan tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Tingkat Perdarahan (L.02017)
- Kontrol Risiko (L.14128)
- Penyembuhan Luka (L.14130)
- Status Cairan (L.03208)
- Status Antepartum (L.07059)
- Status Intrapartum (L.07060)
- Status Pascapartum (L.07062)
- Status Sirkulasi (L.02016)
- Tingkat Cedera (L.14136)
- Tingkat Jatuh (L.14138)
- Tingkat Kepatuhan (L.12110)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Pencegahan Perdarahan (I.02067)
- Balut Tekan (I.02028)
- Edukasi Keamanan Anak (I.12378)
- Edukasi Keamanan Bayi (I.12379)
- Edukasi Kemoterapi (I. 12382)
- Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
- Identifikasi Risiko (I.14502)
- Manajemen Kemoterapi (I.14511)
- Manajemen Medikasi (I.14517)
- Manajemen Trombolitik (I.02055)
- Pemantauan Cairan (I.03121)
- Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
- Pemberian Obat (I.02062)
- Pencegahan Cedera (I.14537)
- Pencegahan Jatuh (I.14540)
- Pencegahan Syok (I.02068)
- Perawatan Area Insisi (I.14558)
- Perawatan Pasca Persalinan (I.07225)
- Perawatan Persalinan (I.07227)
- Perawatan Sirkumsisi (I.14570)
- Promosi Keamanan Berkendara (I.14575)
- Surveilans Keamanan dan Keselamatan (I.14584)

Tidak ada komentar: