SDKI - D.0014 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
DAFTAR ISI:
PENGETAHUAN UMUM
Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan yang juga dikenal sebagai adanya kemungkinan terjadi gangguan sirkulasi koroner, yaitu kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung.
Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan perfusi miokard tidak efektif:
- Serangan jantung: Gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terputus, dan sel jantung mulai mati. Jika sel jantung mati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung dan mengurangi kapasitas pompa jantung.
- Kematian jantung: Jika tidak diobati, gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan kematian jantung. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel jantung mati karena kekurangan oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan jaringan jantung menjadi rusak dan mengalami kerusakan permanen.
- Gagal jantung: Gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan gagal jantung, yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
- Aritmia: Gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan aritmia, yang terjadi ketika irama jantung menjadi tidak teratur. Aritmia dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau lambat, pusing, dan kelemahan.
- Gagal ginjal: Jika gangguan sirkulasi koroner menyebabkan kerusakan pada jantung, maka dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke ginjal terganggu, yang dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan kelebihan cairan dan toksin menumpuk di dalam tubuh.
- Stroke: Gangguan sirkulasi koroner juga dapat meningkatkan risiko stroke. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan hilangnya kemampuan berbicara, bergerak, dan berpikir secara normal.
Untuk mengurangi risiko perfusi miokard tidak efektif, disarankan untuk menjaga gaya hidup sehat dengan makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, jika ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau gejala yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang Perfusi miokard tidak efektif, juga dikenal sebagai gangguan sirkulasi koroner, adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung.
Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan perfusi miokard tidak efektif:
- Serangan jantung: Gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terputus, dan sel jantung mulai mati. Jika sel jantung mati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung dan mengurangi kapasitas pompa jantung.
- Kematian jantung: Jika tidak diobati, gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan kematian jantung. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel jantung mati karena kekurangan oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan jaringan jantung menjadi rusak dan mengalami kerusakan permanen.
- Gagal jantung: Gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan gagal jantung, yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
- Aritmia: Gangguan sirkulasi koroner dapat menyebabkan aritmia, yang terjadi ketika irama jantung menjadi tidak teratur. Aritmia dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau lambat, pusing, dan kelemahan.
- Gagal ginjal: Jika gangguan sirkulasi koroner menyebabkan kerusakan pada jantung, maka dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi ketika aliran darah ke ginjal terganggu, yang dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan kelebihan cairan dan toksin menumpuk di dalam tubuh..
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Definisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolisme miokard
Faktor Risiko
- Hipertensi: Kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi yang berkelanjutan pada arteri yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.
- Hiperlipidemia: Kondisi di mana jumlah kolesterol atau lemak dalam darah seseorang lebih tinggi dari yang seharusnya dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Hiperglikemia: Tingkat glukosa atau gula darah yang tinggi dalam darah yang dapat mengindikasikan adanya diabetes atau kondisi lainnya yang memengaruhi kontrol gula darah.
- Hipoksemia: Kondisi di mana kadar oksigen dalam darah lebih rendah dari normal yang dapat mengakibatkan kesulitan bernapas, lelah, dan masalah kesehatan lainnya.
- Hipoksia: Kondisi medis yang terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tidak menerima cukup oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik dan dapat mengakibatkan kerusakan pada organ dan jaringan.
- Kekurangan volume cairan: Kondisi di mana tubuh kekurangan cairan yang cukup untuk menjalankan fungsi tubuh yang sehat dan dapat menyebabkan dehidrasi.
- Pembedahan jantung: Prosedur medis yang melibatkan operasi pada jantung untuk memperbaiki masalah kesehatan yang mempengaruhi organ tersebut.
- Penyalahgunaan zat: Penggunaan obat-obatan atau zat-zat tertentu yang berlebihan atau tidak terkontrol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius.
- Spasme arteri koroner: Kondisi di mana arteri koroner, arteri utama yang membawa darah ke jantung, mengalami spasme atau kontraksi yang dapat menyebabkan angina atau serangan jantung.
- Peningkatan protein C-reaktif: Penanda inflamasi dalam darah yang dapat menunjukkan adanya risiko kesehatan yang lebih tinggi, termasuk risiko penyakit jantung.
- Tamponade jantung: Kondisi medis yang terjadi ketika cairan, darah, atau benda asing lainnya menumpuk di sekitar jantung dan membatasi kemampuan jantung untuk berfungsi dengan baik.
- Efek agen farmakologis: Efek atau dampak obat-obatan atau produk farmasi tertentu pada tubuh, termasuk efek samping yang mungkin terjadi.
- Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga: Sejarah keluarga yang mencakup masalah kesehatan kardiovaskular, seperti penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi, yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi serupa.
- Kurang terpapar informasi tentang faktor risiko yang dapat diubah (mis. merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas): Kondisi di mana seseorang memiliki pengetahuan yang kurang tentang faktor risiko kesehatan yang dapat diubah, seperti merokok, kekurangan aktivitas fisik
Kondisi Klinis Terkait
- Bedah jantung: Prosedur medis yang melibatkan operasi pada jantung untuk memperbaiki masalah kesehatan yang mempengaruhi organ tersebut.
- Tamponade jantung: Kondisi medis yang terjadi ketika cairan, darah, atau benda asing lainnya menumpuk di sekitar jantung dan membatasi kemampuan jantung untuk berfungsi dengan baik.
- Sindrom koroner akut: Kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu secara tiba-tiba, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan memicu serangan jantung.
- Diabetes melitus: Kondisi medis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin dengan baik, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti masalah jantung, ginjal, dan mata.
- Hipertensi: Kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi yang berkelanjutan pada arteri yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.
Keterangan
Diagnosis ini ditegakkan pada pasien yang belum berisiko mengalami gangguan pompa jantung. Jika pasien telah berisiko mengalami gangguan pompa jantung maka lebih dianjurkan untuk menegakkan diagnosis risiko penurunan curah jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
- Perfusi Miokard (L.02011)
Luaran Tambahan
- Berat Badan (L.03018)
- Curah Jantung (L.02008)
- Kestabilan Kadar Glukosa Darah (L.03022)
- Kontrol Risiko (L.14128)
- Manajemen Kesehatan (L.12104)
- Status Cairan (L.03208)
- Status Sirkulasi (L.02016)
- Tingkat Kepatuhan (L.12110)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
- Manajemen Aritmia (I.02035)
- Manajemen Syok Kardiogenik (I.02051)
- Pencegahan Emboli (I.02066)
- Perawatan Jantung (I.02075)
Intervensi Pendukung
- Dukungan Berhenti Merokok. (I.01001)
- Edukasi Aktivitas atau Istirahat (I.12362)
- Edukasi Berat Badan Efektif (I.12365)
- Edukasi Berhenti Merokok (I.12366)
- Edukasi Diet (I.12369)
- Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Edukasi Penggunaan Nadi Radialis (I.12412)
- Konseling Nutrisi (I.03094)
- Konsultasi via Telepon (I.12462)
- Manajemen Berat Badan (I.03097)
- Manajemen Cairan (I.03098)
- Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
- Manajemen Overdosis (I.14518)
- Manajemen Penyalahgunaan Zat (I.09291)
- Manajemen Spesimen Darah (I.02047)
- Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
- Pemberian Obat (I.02062)
- Pemberian Obat Intravena (I.02065)
- Pengambilan Sampel Darah Vena (I.02070)
- Promosi Latihan Fisik (I.05183)
- Resusitasi Cairan (I.03139)
- Skrining Kesehatan (I.14581)
- Skrining Penyalahgunaan Zat (I.09316)
- Surveilans (I.14582)
- Terapi Oksigen (I.01026)
Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0014 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
Reviewed by Nursing University
on
8:43:00 AM
Rating:

Tidak ada komentar: