SDKI - D.0017 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
DAFTAR ISI:
PENGETAHUAN UMUM
Diagnosis keperawatan Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif merujuk pada kondisi di mana pasokan darah ke otak tidak mencukupi untuk mempertahankan fungsi otak yang optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyumbatan pembuluh darah atau kerusakan pada pembuluh darah di otak.
Gejala yang muncul pada pasien yang mengalami Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif antara lain sakit kepala, pusing, kebingungan, gangguan penglihatan, dan sulit berkonsentrasi. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.
Untuk mendiagnosis Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif, perawat perlu melakukan evaluasi terhadap gejala dan riwayat kesehatan pasien. Beberapa tes juga dapat dilakukan untuk membantu mengidentifikasi penyebab kondisi ini, seperti pemeriksaan tomografi komputer (CT) atau resonansi magnetik (MRI) untuk melihat kondisi pembuluh darah dan otak.
Setelah diagnosis ditegakkan, perawat harus melakukan tindakan untuk mengatasi risiko perfusi serebral tidak efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan terapi obat-obatan, seperti obat antihipertensi atau obat pengencer darah, untuk membantu meningkatkan aliran darah ke otak. Perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang cara mencegah kondisi ini, seperti menjaga tekanan darah yang sehat, mengonsumsi makanan yang sehat, dan menghindari merokok.
Selain itu, perawat juga harus melakukan pemantauan terus-menerus terhadap pasien untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan aliran darah ke otak dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan otak atau komplikasi lainnya.
Dalam melakukan perawatan terhadap pasien dengan Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif, perawat harus bekerja sama dengan tim medis lainnya, seperti dokter dan ahli terapi fisik, untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam kesimpulan, Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian jika tidak diobati dengan tepat. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk dapat melakukan diagnosa yang tepat dan memberikan perawatan yang sesuai untuk membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Intervensi dapat Disesuaikan dengan Kondisi Lapangan Sesuai dengan Ilmu Keperawatan yang Telah diajarkan
Definisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
Faktor Risiko
Keabnormalan masa protrombin dan atau tromboplastin parsial: kondisi di mana terdapat kelainan dalam pembekuan darah dan dapat menyebabkan risiko tinggi untuk mengalami trombosis atau pendarahan yang abnormal. - Penurunan kinerja ventrikel kiri: kondisi di mana ventrikel kiri gagal berfungsi dengan baik, yang dapat menyebabkan gagal jantung.
- Aterosklerosis aorta: penyakit di mana plak kolesterol menumpuk di dinding arteri utama (aorta), yang dapat menyebabkan penyempitan dan bahkan penyumbatan aliran darah.
- Diseksi arteri: kondisi di mana lapisan dalam arteri terkelupas dan memungkinkan darah mengalir masuk ke dalam dinding arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan atau bahkan pecahnya arteri.
- Fibrilasi atrium: jenis aritmia jantung di mana serangan detak jantung tidak teratur dan tidak terkoordinasi, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya trombosis.
- Tumor otak: pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam otak, yang dapat menyebabkan tekanan pada jaringan otak yang sehat.
- Stenosis karotis: penyempitan pembuluh darah di leher yang membawa darah ke otak, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya stroke.
- Miksoma atrium: jenis tumor jantung langka yang biasanya tumbuh di atrium kiri jantung.
- Aneurisma serebri: pelebaran abnormal pada pembuluh darah otak, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya pecahnya pembuluh darah.
- Koagulopati (mis. anemia sel sabit): kondisi di mana darah sulit membeku dengan baik, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya pendarahan.
- Dilatasi kardiomiopati: kondisi di mana otot jantung menjadi lemah dan tidak dapat memompa darah dengan baik, yang dapat menyebabkan gagal jantung.
- Koagulopati intravaskuler diseminata: kondisi yang melibatkan pembekuan darah yang berlebihan di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya pendarahan.
- Embolisme: kondisi di mana suatu gumpalan darah (bekuan darah) atau materi lain seperti lemak atau jaringan tumor mengalir ke dalam aliran darah dan menyumbat pembuluh darah di tempat lain.
- Cedera kepala: kerusakan pada otak yang terjadi akibat benturan atau trauma pada kepala.
- Hiperkolesterolemia: kondisi di mana kadar kolesterol dalam darah tinggi, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung.
- Hipertensi: kondisi di mana tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
- Endokarditis infektif: infeksi pada jaringan yang melapisi jantung, yang dapat menyebabkan kerusakanpada katup jantung dan menyebabkan masalah pada sirkulasi darah.
- Katup prostetik mekanis: prosedur operasi penggantian katup jantung yang menggunakan katup buatan dari bahan mekanis.
- Stenosis mitral: penyempitan pada katup mitral yang dapat mengganggu aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.
- Neoplasma otak: pertumbuhan sel-sel abnormal di otak yang dapat menyebabkan masalah pada fungsi otak, seperti gangguan pendengaran, penglihatan, koordinasi motorik, dan kemampuan berbicara.
- Infark miokard akut: kondisi di mana aliran darah ke jantung terhenti tiba-tiba, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan berpotensi mengancam nyawa.
- Sindrom sick sinus: kondisi di mana node sinoatrial jantung, yang mengontrol detak jantung, tidak berfungsi dengan normal, yang dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur atau lambat.
- Penyalahgunaan zat: penggunaan zat-zat terlarang atau obat-obatan tertentu secara berlebihan dan tanpa pengawasan medis yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
- Terapi trombolitik: penggunaan obat-obatan untuk melarutkan bekuan darah yang dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi seperti stroke dan serangan jantung.
- Efek samping tindakan (mis. tindakan operasi bypass): risiko komplikasi dan efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani tindakan medis atau operasi tertentu, seperti perdarahan, infeksi, dan reaksi alergi pada obat-obatan.
Kondisi Klinis Terkait
- Stroke adalah kondisi di mana pasokan darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak.
- Cedera kepala adalah kerusakan pada otak yang disebabkan oleh benturan atau guncangan yang kuat pada kepala.
- Aterosklerotik aortik adalah kondisi di mana terjadi penumpukan plak di dinding arteri besar yang mengarah ke jantung, disebut aorta.
- Infark miokard akut adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada otot jantung akibat aliran darah yang terganggu ke jantung.
- Diseksi arteri adalah kondisi di mana lapisan dalam arteri terkoyak, memungkinkan darah untuk mengalir ke dalam lapisan lain di dalam dinding arteri, menyebabkan pelebaran dan terkadang pecahnya arteri.
- Embolisme adalah kondisi di mana gumpalan darah atau bahan lain terbawa oleh aliran darah dan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil.
- Endokarditis infektif adalah infeksi pada lapisan dalam jantung (endokardium) yang disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme lainnya.
- Fibrilasi atrium adalah kelainan irama jantung yang ditandai dengan kontraksi tidak teratur pada bilik jantung atas (atrium).
- Hiperkolesterolemia adalah kondisi di mana kadar kolesterol dalam darah sangat tinggi, yang dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri.
- Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah tinggi terus-menerus pada dinding arteri, yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
- Dilatasi kardiomiopati adalah kondisi di mana otot jantung melemah dan membesar, mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah.
- Koagulasi intravaskular diseminata adalah kondisi di mana pembekuan darah terjadi secara berlebihan di dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan kerusakan organ.
- Miksoma atrium adalah jenis tumor jinak yang terbentuk di bilik jantung atas (atrium).
- Neoplasma otak adalah pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam otak.
- Segmen ventrikel kiri akinetik adalah kondisi di mana bagian bawah kiri jantung tidak bergerak dengan baik, biasanya disebabkan oleh serangan jantung.
- Sindrom sick sinus adalah kondisi di mana gangguan irama jantung terjadi karena masalah pada sinus node (penghasil impuls listrik di jantung).
- Stenosis karotid adalah penyempitan pembuluh darah besar yang membawa darah ke otak.
- Stenosis mitral adalah penyempitan katup jantung yang memisahkan bilik kiri dan atrium kiri.
- Hidrosefalus adalah kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di dalam otak, yang dapat menyebabkan tekanan pada otak dan kerusakan pada jaringan otak.
- Infeksi otak (mis. meningitis, ensefalitis, abses serebri) adalah kondisi di mana jaringan otak meradang akibat infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
Luaran Tambahan
Kontrol Risiko (L.14128)
Memori (L.09079)
Mobilitas Fisik (L.05042)
Status Neurologis (L.06053)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
Intervensi Pendukung
Edukasi Program Pengobatan (I.12441)
Edukasi Prosedur Tindakan (I.12442)
Konsultasi via Telepon (I.12462)
Manajemen Alat Pacu Jantung Permanen (I.02032)
Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara (I.02033)
Manajemen Defibrilasi (I.02038)
Manajemen Kejang (I.06193)
Manajemen Medikasi (I.14517)
Manajemen Trombolitik (I.02055)
Pemantauan Hemodinamik Invasif (I.02058)
Pemantauan Neurologis (I.06197)
Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Pemberian Obat (I.02062)
Pemberian Obat Inhalasi (I.01015)
Pemberian Obat Intradermal (I.14531)
Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Pemberian Obat Ventrikular (I.06200)
Pencegahan Emboli (I.02066)
Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Pengontrolan Infeksi (I.14451)
Perawatan Emboli Paru (I.02074)
Perawatan Emboli Perifer (I.02074)
Perawatan Jantung (I.02075)
Perawatan Jantung Akut (I.02076)
Perawatan Neurovaskuler (I.06204)
Perawatan Sirkulasi (I.14570)
Surveilans (I.14582)
SDKI - D.0017 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Reviewed by Nursing University
on
7:08:00 PM
Rating:

Tidak ada komentar: