SDKI - D.0018 Berat Badan Lebih

Pengetahuan Umum


Diagnosis keperawatan adalah langkah awal penting dalam perawatan pasien. Diagnosis keperawatan dapat membantu perawat untuk memahami masalah kesehatan yang dialami pasien dan merumuskan rencana perawatan yang efektif. Salah satu diagnosis keperawatan yang sering dijumpai adalah berat badan lebih atau obesitas. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai diagnosis keperawatan berat badan lebih.


Definisi Berat Badan Lebih


Berat badan lebih atau obesitas adalah kondisi ketika seseorang memiliki berat badan yang lebih dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan dan usia mereka. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan kalori dan aktivitas fisik. Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.


Pendekatan Diagnosis Keperawatan


Untuk menentukan diagnosis keperawatan berat badan lebih, perawat harus melakukan evaluasi terhadap pasien. Beberapa faktor yang harus dievaluasi meliputi:


  • Riwayat medis pasien, termasuk riwayat keluarga, riwayat penyakit sebelumnya, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
  • Pola makan pasien, termasuk asupan kalori, jenis makanan yang dikonsumsi, dan frekuensi makan.
  • Aktivitas fisik pasien, termasuk tingkat aktivitas fisik dan waktu yang dihabiskan untuk duduk atau berbaring.
  • Faktor psikologis, seperti stres dan depresi, yang dapat memengaruhi kebiasaan makan pasien.
  • Faktor lingkungan, seperti akses ke makanan sehat dan fasilitas olahraga.


Diagnosis Pembanding


Setelah melakukan pengkajian, perawat dapat merumuskan diagnosis keperawatan berat badan lebih. Beberapa contoh diagnosis keperawatan yang dapat digunakan meliputi:


  • Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan asupan kalori yang berlebihan.
  • Resiko tinggi terjadinya penyakit jantung, berhubungan dengan indeks massa tubuh yang tinggi.
  • Resiko tinggi terjadinya diabetes, berhubungan dengan kelebihan berat badan.
  • Ketidakseimbangan aktivitas, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan pola hidup yang kurang aktif.


Rencana Tindak Lanjut

Perawat juga harus menetapkan tujuan dan intervensi yang spesifik dan terukur untuk mencapai rencana perawatan yang efektif. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan meliputi:


  • Edukasi tentang pola makan sehat dan pengurangan asupan kalori.
  • Peningkatan aktivitas fisik dengan melakukan latihan ringan secara teratur.
  • Pengawasan dan monitoring asupan kalori dan aktivitas fisik pasien.
  • Pemberian dukungan psikologis dan lingkungan yang sehat.


Kesimpulan


Diagnosis keperawatan berat badan lebih atau obesitas adalah penting dalam perawatan pasien. Diagnosis ini membantu perawat untuk memaham

masalah kesehatan yang dialami pasien dan merumuskan rencana perawatan yang efektif. Dalam hal berat badan lebih, perawat dapat membantu pasien untuk mencapai berat badan yang sehat melalui pendekatan yang holistik, yaitu dengan mempertimbangkan faktor nutrisi, aktivitas fisik, faktor psikologis, dan lingkungan.


Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa pasien memahami pentingnya menjaga berat badan yang sehat dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Edukasi tentang pola makan sehat, pengurangan asupan kalori, dan peningkatan aktivitas fisik dapat membantu pasien untuk mencapai berat badan yang sehat dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan obesitas.


Perawat juga dapat memberikan dukungan psikologis dan lingkungan yang sehat untuk membantu pasien mencapai tujuan mereka. Pasien dengan obesitas seringkali mengalami stres dan depresi akibat tekanan sosial dan psikologis yang terkait dengan kondisi mereka. Dukungan psikologis dan lingkungan yang sehat dapat membantu pasien untuk merasa lebih termotivasi dan percaya diri dalam mencapai tujuan mereka.


Dalam hal diagnosis keperawatan berat badan lebih, peran perawat sangat penting dalam membantu pasien mencapai tujuan kesehatan mereka. Melalui pendekatan yang holistik dan dukungan yang terus-menerus, perawat dapat membantu pasien untuk mencapai berat badan yang sehat dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan obesitas.


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)



Luaran dan Intervensi dapat Disesuikan dengan Kondisi di Lapangan dan SOP di masing-masing Tempat Praktik


Definisi

Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin


Penyebab

  1. Kurang aktifitas fisik harian adalah kurangnya gerakan dan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari, seperti duduk terlalu lama di depan komputer atau televisi tanpa melakukan aktivitas fisik yang cukup.
  2. Kelebihan konsumsi gula adalah mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung gula berlebihan, seperti minuman bersoda, permen, atau kue.
  3. Gangguan kebiasaan makan adalah pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat, seperti sering melewatkan waktu makan, makan terlalu cepat, atau makan terlalu banyak.
  4. Gangguan persepsi makan adalah kondisi di mana seseorang memiliki persepsi yang salah tentang makanan, misalnya merasa terlalu gemuk padahal sebenarnya berada dalam berat badan yang sehat, atau menganggap makanan sehat sebagai tidak enak atau tidak bergizi.
  5. Kelebihan konsumsi alkohol adalah mengonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol dalam jangka waktu yang lama.
  6. Penggunaan energi kurang dari asupan adalah mengonsumsi makanan yang mengandung kalori lebih banyak daripada yang digunakan oleh tubuh, sehingga berlebihan dan menyebabkan penumpukan lemak.
  7. Sering mengemil adalah kebiasaan makan yang tidak teratur dan tidak sehat, misalnya makan camilan yang tidak sehat atau makan di luar jadwal makan.
  8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak adalah kebiasaan makan yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan masalah kesehatan lainnya karena mengonsumsi terlalu banyak lemak.
  9. Faktor keturunan adalah faktor yang diturunkan dari orang tua atau keluarga yang dapat memengaruhi metabolisme tubuh, seperti kemampuan tubuh dalam mengolah lemak atau energi.
  10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi) adalah penggunaan makanan buatan untuk bayi yang tidak dapat atau belum bisa mengonsumsi makanan padat.
  11. Asupan kalsium rendah (pada anak-anak) adalah kurangnya asupan kalsium pada masa pertumbuhan anak-anak yang dapat memengaruhi perkembangan tulang dan gigi.
  12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama) adalah peningkatan berat badan yang terjadi secara cepat pada masa anak-anak dan bayi yang dapat memengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.
  13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan adalah memberikan makanan padat sebelum bayi mencapai usia 5 bulan yang dapat memengaruhi perkembangan sistem pencernaan bayi dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Gejala & Tanda Mayor:

Subjektif Objektif
  • (tidak tersedia)
  1. IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari persentil 95 (pada anak < 2 tahun) atau IMT pada presentil ke 85 – 95 (pada anak 2 – 18 tahun)

Gejala & Tanda Minor:

Subjektif Objektif
  • (tidak tersedia)
  1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

Kondisi Klinis Terkait

  1. Gangguan genetik adalah gangguan atau kondisi kesehatan yang disebabkan oleh perubahan pada gen atau kromosom seseorang.

  2. Faktor keturunan adalah faktor yang diturunkan dari orang tua atau keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan dan kondisi tubuh seseorang.

  3. Hipotiroid adalah kondisi medis di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

  4. Diabetes melitus maternal adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak memiliki diabetes. Diabetes melitus maternal dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin serta meningkatkan risiko melahirkan bayi besar.



Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)



Luaran Utama

Berat Badan (L.03018)


Luaran Tambahan

Perilaku Menurunkan Berat Badan (L.03027)
Status Nutrisi (L.03030)
Tingkat Ansietas (L.09093)
Tingkat Kepatuhan (L.12110)
Tingkat Pengetahuan (L.12111)


Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)



Intervensi Utama

Konseling Nutrisi (I.03094)
Manajemen Berat Badan (I.03097)
Promosi Latihan Fisik (I.05183)


Intervensi Pendukung

Edukasi Diet (I.12369)
Manajemen Cairan (I.03098)
Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Manajemen Perilaku (I.12463)
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial (I.13484)
Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Promosi Koping (I.09312)
Reduksi Ansietas (I.09134)

Referensi:

  • PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  • PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  • PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0018 Berat Badan Lebih Reviewed by Nursing University on 8:18:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.