SDKI - D.0019 Defisit Nutrisi

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM


Defisit nutrisi adalah kondisi ketika seseorang tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Kondisi ini bisa terjadi pada semua usia dan pada semua lapisan masyarakat, tapi lebih sering terjadi pada kelompok yang rentan seperti bayi, anak-anak, remaja, dan orang tua. Defisit nutrisi dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang, sehingga sangat penting untuk dipahami dan dikelola dengan baik oleh tenaga kesehatan, termasuk perawat.


Defisit nutrisi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti asupan makanan yang tidak mencukupi, gangguan pada sistem pencernaan atau penyerapan nutrisi, penyakit atau kondisi yang memengaruhi nafsu makan, dan faktor lingkungan seperti kemiskinan atau kurangnya akses ke makanan yang sehat. Beberapa jenis defisit nutrisi yang sering terjadi meliputi:


  1. Defisit energi: Ini terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup kalori dari makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Kondisi ini dapat menyebabkan berat badan turun, kelelahan, dan kelemahan otot.
  2. Defisit protein: Protein adalah nutrisi penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup protein dari makanan, ia dapat mengalami kehilangan massa otot, penurunan pertumbuhan pada anak-anak, dan masalah kesehatan lainnya.
  3. Defisit zat besi: Zat besi adalah nutrisi penting untuk pembentukan sel darah merah. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan, ia dapat mengalami anemia, yaitu kondisi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
  4. Defisit vitamin A: Vitamin A adalah nutrisi penting untuk kesehatan mata, kulit, dan sistem kekebalan tubuh. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup vitamin A dari makanan, ia dapat mengalami masalah mata, kulit kering, dan infeksi.
  5. Defisit vitamin D: Vitamin D adalah nutrisi penting untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup vitamin D dari makanan atau paparan sinar matahari, ia dapat mengalami penipisan tulang dan masalah kesehatan lainnya.


Perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan mengelola defisit nutrisi pada pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi status nutrisi, seperti mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas, serta melakukan tes laboratorium untuk mengukur kadar nutrisi tertentu dalam tubuh. Perawat juga dapat membantu pasien dalam mencapai kebutuhan nutrisi mereka dengan memberikan edukasi tentang diet sehat, menawarkan makanan yang bergizi, dan membantu pasien yang memiliki masalah makan.


Selain itu, perawat juga dapat membantu pasien dengan memberikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan nafsu makan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak pasien untuk berbicara tentang perasaan mereka terkait makanan dan memberikan dorongan positif untuk mencoba makanan baru atau menambah jumlah makanan yang sehat dalam diet mereka.


Perawat juga dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, dietitian, dan ahli gizi, untuk merencanakan perawatan yang holistik dan terintegrasi bagi pasien dengan defisit nutrisi. Tim kesehatan ini dapat bekerja sama untuk menentukan jenis nutrisi yang dibutuhkan pasien, memilih makanan yang tepat untuk mencapai tujuan nutrisi, dan membuat rencana perawatan jangka panjang untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang sehat.


Perawat juga dapat membantu pasien dengan defisit nutrisi dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab defisit nutrisi dan membantu pasien dalam membangun keterampilan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut. Misalnya, perawat dapat membantu pasien yang memiliki masalah keuangan dalam menemukan sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan makanan sehat dengan biaya yang terjangkau, atau membantu pasien yang memiliki masalah pencernaan dalam mencari strategi untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan.


Dalam mengelola pasien dengan defisit nutrisi, perawat harus senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip etika keperawatan, seperti menghormati privasi pasien, membangun hubungan kepercayaan dengan pasien, dan memberikan perawatan yang berfokus pada pasien. Dengan menggabungkan perhatian pada aspek fisik dan psikologis pasien serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya, perawat dapat membantu pasien dengan defisit nutrisi untuk mencapai kesehatan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup mereka.


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)



Dalam Menentukan Luaran dan Intervensi Keperawatan dapat Menggunakan Kaidah Keilmuan serta mempertimbangkan kondisi di lapangan


Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab

  1. Ketidakmampuan menelan makanan adalah kondisi ketika seseorang sulit atau tidak bisa menelan makanan ke dalam lambung. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti kelainan pada saluran pencernaan atau sistem saraf, cedera, atau penyakit tertentu.
  2. Ketidakmampuan mencerna makanan adalah kondisi ketika sistem pencernaan seseorang tidak mampu mencerna makanan secara efektif. Hal ini dapat terjadi karena berbagai kondisi medis, seperti gangguan pencernaan atau intoleransi makanan tertentu, serta penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit hati.
  3. Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien terjadi ketika tubuh seseorang tidak dapat menyerap nutrisi yang diperlukan dari makanan. Hal ini dapat terjadi karena berbagai kondisi medis, seperti penyakit celiac, penyalahgunaan alkohol, atau penyakit usus.
  4. Peningkatan kebutuhan metabolisme terjadi ketika tubuh membutuhkan lebih banyak energi dari makanan daripada biasanya, seperti saat seseorang sedang hamil, menyusui, atau dalam proses penyembuhan setelah operasi atau cedera.
  5. Faktor ekonomi, seperti finansial yang tidak mencukupi, dapat mempengaruhi asupan makanan seseorang. Keterbatasan finansial dapat menyebabkan seseorang kesulitan membeli makanan yang bergizi dan sehat.
  6. Faktor psikologis, seperti stres atau keengganan untuk makan, dapat mempengaruhi nafsu makan dan asupan nutrisi seseorang. Kondisi ini dapat terjadi pada seseorang yang mengalami stres kronis, depresi, atau gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.

Gejala & Tanda Mayor:

Subjektif Objektif
  • (tidak tersedia)
  1. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala & Tanda Minor:

Subjektif Objektif
  1. Cepat kenyang setelah makan
  2. Kram/nyeri abdomen
  3. Nafsu makan menurun
  1. Bising usus hiperaktif
  2. Otot pengunyah lemah
  3. Otot menelan lemah
  4. Membran mukosa pucat
  5. Sariawan
  6. Serum albumin turun
  7. Rambut rontok berlebihan
  8. Diare

Kondisi Klinis Terkait


  1. Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, sehingga sel-sel otak tidak menerima oksigen dan nutrisi yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan mengganggu fungsi otak.
  2. Parkinson adalah penyakit degeneratif pada sistem saraf yang mempengaruhi gerakan tubuh. Penderita Parkinson mengalami masalah pada gerakan tubuh, termasuk gemetar, kekakuan, dan kehilangan keseimbangan.
  3. Mobius syndrome adalah kondisi medis yang jarang terjadi dan mengganggu kemampuan seseorang untuk bergerak atau mengontrol otot wajah dan mata. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan berbicara, makan, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.
  4. Cerebral palsy adalah kondisi medis yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh. Hal ini terjadi karena kerusakan pada otak yang terjadi sebelum, saat, atau setelah kelahiran.
  5. Cleft lip dan cleft palate adalah kondisi medis di mana bibir atau langit-langit mulut tidak sepenuhnya terbentuk selama perkembangan janin. Ini dapat menyebabkan masalah dengan makan, bicara, dan penampilan fisik.
  6. Amyotropic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit degeneratif pada sistem saraf yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengontrol gerakan otot. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan otot, kesulitan bernapas, dan masalah lainnya.
  7. Kerusakan neuromuscular adalah kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan otot untuk berfungsi dengan baik. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada sistem saraf, kerusakan otot, atau masalah lainnya.
  8. Luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan tubuh lainnya yang disebabkan oleh panas, radiasi, atau zat kimia. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit, kerusakan jaringan, dan bahkan kematian jika parah.
  9. Kanker adalah kondisi medis di mana sel-sel tubuh tumbuh dan berkembang secara abnormal. Ini dapat terjadi di hampir semua bagian tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
  10. Infeksi adalah kondisi medis di mana organisme seperti bakteri, virus, atau jamur masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan lingkungan atau kurangnya kebersihan.
  11. AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV. Ini mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk infeksi dan kanker.
  12. Penyakit Crohn's adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi saluran pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan pencernaan, termasuk diare, perut kembung, dan kram.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Status Nutrisi (L.03030)

Luaran Tambahan

Berat Badan (L.03018)
Eliminasi Fekal (L.04033)
Fungsi Gastrointestinal (L.03019)
Nafsu Makan (L.09080)
Perilaku Meningkatkan Berat Badan (L.03026)
Status Menelan (L.06052)
Tingkat Depresi (L.09097)
Tingkat Nyeri (L.08066)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Manajemen Nutrisi (I.03119)
Promosi Berat Badan (I.03136)

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)
Edukasi Diet (I.12369)
Edukasi Kemoterapi (I. 12382)
Konseling Laktasi (I.03093)
Konseling Nutrisi (I.03094)
Konsultasi (I.12461)
Manajemen Cairan (I.03098)
Manajemen Dimensia (I.09286)
Manajemen Diare (I.03101)
Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)
Manajemen Energi (I.05178)
Manajemen Gangguan Makan (I.03111)
Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
Manajemen Kemoterapi (I.14511)
Pemantauan Cairan (I.03121)
Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Pemberian Makanan (I.03125)
Pemberian Makanan Enteral (I.03126)
Pemberian Makanan Parenteral (I.03127)
Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Terapi Menelan (I.03144)

Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0019 Defisit Nutrisi Reviewed by Nursing University on 9:07:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.