SDKI - D.0021 Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
DAFTAR ISI:
PENGETAHUAN UMUM
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (GI) adalah masalah keperawatan yang terjadi ketika proses kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan terganggu, sehingga menyebabkan keluhan seperti mual, muntah, perut kembung, sembelit, diare, dan rasa sakit di perut. Disfungsi motilitas gastrointestinal dapat terjadi pada seluruh saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, hingga rektum. (GMK.MY.ID, 2023)
Faktor Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Faktor risiko yang dapat menyebabkan disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain:
- Diabetes melitus: Gangguan kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus dapat merusak saraf dan pembuluh darah di dalam saluran pencernaan, sehingga mempengaruhi kontraksi otot halus dan proses pencernaan.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat seperti antidepresan, antispasmodik, antipsikotik, dan opioid dapat mengganggu kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Gangguan neurologis: Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis, parkinson, stroke, dan cedera tulang belakang dapat merusak saraf yang mengontrol kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Gangguan psikologis: Stress, kecemasan, dan depresi dapat mempengaruhi kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Gangguan hormon: Gangguan hormon seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan.
- Kehamilan: Selama kehamilan, perubahan hormon dan tekanan dari janin dapat mempengaruhi kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Kanker: Kanker di dalam atau di sekitar saluran pencernaan dapat mempengaruhi kontraksi otot halus.
Tanda dan Gejala Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Tanda dan gejala disfungsi motilitas gastrointestinal dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan gangguan motilitas. Beberapa gejala yang umum terjadi pada disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain:
- Mual dan muntah
- Perut kembung dan terasa penuh
- Sembelit atau diare
- Rasa sakit atau kram di perut
- Sulit menelan atau rasa terjepit di tenggorokan
- Refluks asam atau GERD
- Inkontinensia feses
- Perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Penanganan Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal dilakukan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan motilitas. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Perubahan gaya hidup: Menerapkan pola makan yang sehat dan teratur, menghindari makanan yang memicu gejala, menghindari stress, dan berolahraga secara teratur dapat membantu mengatasi gangguan motilitas gastrointestinal.
- Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti antasida, pelunak feses, antispasmodik, atau obat prokinetik untuk membantu mengurangi gejala dan memperbaiki kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Terapi fisik: Terapi fisik seperti latihan pernapasan, relaksasi otot, atau terapi pijat dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kontraksi otot halus.
- Pembedahan: Pada kasus yang lebih parah, dokter dapat merujuk pasien untuk menjalani pembedahan yang bertujuan untuk memperbaiki kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
Perawatan Keperawatan pada Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Perawatan keperawatan pada disfungsi motilitas gastrointestinal bertujuan untuk membantu pasien mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan yang sehat dan teratur serta menghindari makanan yang memicu gejala.
- Mengajarkan teknik relaksasi otot dan pernapasan yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kontraksi otot halus.
- Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan memonitor efek samping yang mungkin terjadi.
- Mengajarkan pasien untuk melakukan olahraga ringan yang dapat membantu meningkatkan kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Memantau asupan nutrisi pasien dan memberikan suplemen jika diperlukan.
- Memberikan dukungan psikologis untuk membantu pasien mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin terjadi.
Kesimpulan
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal adalah kondisi medis yang terjadi ketika proses kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan terganggu. Faktor risiko yang dapat menyebabkan disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain diabetes melitus, obat-obatan, gangguan neurologis, gangguan psikologis, gangguan hormon, kehamilan, dan kanker. Tanda dan gejala disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain mual dan muntah, perut kembung, sembelit atau diare, rasa sakit atau kram di perut, sulit menelan atau rasa terjepit di tenggorokan, refluks asam atau GERD, dan inkontinensia feses. Penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal dilakukan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan motilitas, dan perawatan keperawatan pada disfungsi motilitas gastrointestinal bertujuan untuk membantu pasien mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (GI) adalah masalah keperawatan yang terjadi ketika proses kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan terganggu, sehingga menyebabkan keluhan seperti mual, muntah, perut kembung, sembelit, diare, dan rasa sakit di perut. Disfungsi motilitas gastrointestinal dapat terjadi pada seluruh saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, hingga rektum. (GMK.MY.ID, 2023)
Faktor Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Faktor risiko yang dapat menyebabkan disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain:
- Diabetes melitus: Gangguan kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus dapat merusak saraf dan pembuluh darah di dalam saluran pencernaan, sehingga mempengaruhi kontraksi otot halus dan proses pencernaan.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat seperti antidepresan, antispasmodik, antipsikotik, dan opioid dapat mengganggu kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Gangguan neurologis: Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis, parkinson, stroke, dan cedera tulang belakang dapat merusak saraf yang mengontrol kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Gangguan psikologis: Stress, kecemasan, dan depresi dapat mempengaruhi kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Gangguan hormon: Gangguan hormon seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan.
- Kehamilan: Selama kehamilan, perubahan hormon dan tekanan dari janin dapat mempengaruhi kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Kanker: Kanker di dalam atau di sekitar saluran pencernaan dapat mempengaruhi kontraksi otot halus.
Tanda dan Gejala Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Tanda dan gejala disfungsi motilitas gastrointestinal dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan gangguan motilitas. Beberapa gejala yang umum terjadi pada disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain:
- Mual dan muntah
- Perut kembung dan terasa penuh
- Sembelit atau diare
- Rasa sakit atau kram di perut
- Sulit menelan atau rasa terjepit di tenggorokan
- Refluks asam atau GERD
- Inkontinensia feses
- Perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Penanganan Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal dilakukan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan motilitas. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Perubahan gaya hidup: Menerapkan pola makan yang sehat dan teratur, menghindari makanan yang memicu gejala, menghindari stress, dan berolahraga secara teratur dapat membantu mengatasi gangguan motilitas gastrointestinal.
- Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti antasida, pelunak feses, antispasmodik, atau obat prokinetik untuk membantu mengurangi gejala dan memperbaiki kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Terapi fisik: Terapi fisik seperti latihan pernapasan, relaksasi otot, atau terapi pijat dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kontraksi otot halus.
- Pembedahan: Pada kasus yang lebih parah, dokter dapat merujuk pasien untuk menjalani pembedahan yang bertujuan untuk memperbaiki kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
Perawatan Keperawatan pada Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Perawatan keperawatan pada disfungsi motilitas gastrointestinal bertujuan untuk membantu pasien mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan yang sehat dan teratur serta menghindari makanan yang memicu gejala.
- Mengajarkan teknik relaksasi otot dan pernapasan yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kontraksi otot halus.
- Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan memonitor efek samping yang mungkin terjadi.
- Mengajarkan pasien untuk melakukan olahraga ringan yang dapat membantu meningkatkan kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan.
- Memantau asupan nutrisi pasien dan memberikan suplemen jika diperlukan.
- Memberikan dukungan psikologis untuk membantu pasien mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin terjadi.
Kesimpulan
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal adalah kondisi medis yang terjadi ketika proses kontraksi otot halus di dalam saluran pencernaan terganggu. Faktor risiko yang dapat menyebabkan disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain diabetes melitus, obat-obatan, gangguan neurologis, gangguan psikologis, gangguan hormon, kehamilan, dan kanker. Tanda dan gejala disfungsi motilitas gastrointestinal antara lain mual dan muntah, perut kembung, sembelit atau diare, rasa sakit atau kram di perut, sulit menelan atau rasa terjepit di tenggorokan, refluks asam atau GERD, dan inkontinensia feses. Penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal dilakukan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan motilitas, dan perawatan keperawatan pada disfungsi motilitas gastrointestinal bertujuan untuk membantu pasien mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Luaran dan Intervensi dapat Menyesuaikan dengan Kondisi di Lapangan Praktik TS
Definisi
Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas peristaltik gastrointestinal
Penyebab
- Asupan enteral: Pemberian nutrisi melalui saluran cerna, baik melalui mulut maupun melalui tabung yang dimasukkan ke dalam usus atau lambung.
- Intoleransi makanan: Keadaan di mana tubuh tidak dapat mencerna atau menoleransi makanan tertentu, biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan tersebut.
- Imobilisasi: Keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak atau beraktivitas seperti biasa, biasanya karena cedera, penyakit atau kondisi medis tertentu.
- Makanan kontaminan: Makanan yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau zat berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan keracunan makanan atau infeksi saluran pencernaan.
- Malnutrisi: Kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau tidak bisa memproses nutrisi yang cukup, dapat disebabkan oleh diet yang buruk atau kondisi medis tertentu.
- Pembedahan: Tindakan medis yang dilakukan untuk mengobati atau menghilangkan penyakit atau kondisi tertentu melalui pengangkatan, perbaikan, atau penggantian organ atau jaringan tubuh.
- Efek agen farmakologis: Efek dari penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk narkotik/opiate, antibiotic, laksatif, anestesi, atau obat lainnya pada tubuh.
- Proses penuaan: Perubahan alami pada tubuh yang terjadi seiring bertambahnya usia, termasuk penurunan fungsi fisik dan mental, peningkatan risiko penyakit tertentu, dan penurunan kesehatan secara keseluruhan.
- Kecemasan: Reaksi alami tubuh terhadap stres atau situasi yang menegangkan, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, dan jika berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kecemasan.
Gejala & Tanda Mayor:
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala & Tanda Minor:
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
Pembedahan abdomen atau usus: Tindakan bedah yang dilakukan pada organ-organ di rongga perut atau usus, dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kondisi medis seperti kanker, radang usus, atau hernia. Malnutrisi: Kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau tidak bisa memproses nutrisi yang cukup, dapat disebabkan oleh diet yang buruk atau kondisi medis tertentu. Kecemasan: Reaksi alami tubuh terhadap stres atau situasi yang menegangkan, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, dan jika berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Kanker empedu: Kanker yang terjadi pada kantung empedu, organ kecil yang berfungsi menyimpan cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati dan membantu pencernaan lemak. Kolesistektomi: Tindakan bedah pengangkatan kantung empedu, biasanya dilakukan pada pasien dengan masalah kesehatan yang mempengaruhi kantung empedu seperti batu empedu atau kanker empedu. Infeksi pencernaan: Infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan, biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gastroesophageal reflux disease (GERD): Kondisi di mana asam lambung dan isi lambung lainnya naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan gejala seperti sakit tenggorokan, mulas, atau mual. Dialisis peritoneal: Salah satu jenis terapi dialisis, di mana cairan dialisis dimasukkan ke dalam perut melalui kateter untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa. Terapi radiasi: Terapi medis yang menggunakan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau mengurangi ukuran tumor. Multiple organ dysfunction syndrome: Kondisi medis yang terjadi ketika dua atau lebih organ tubuh mengalami kegagalan dalam fungsi normalnya, biasanya akibat dari sejumlah kondisi medis yang serius dan mengancam nyawa seperti sepsis atau cedera berat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
Luaran Tambahan
Keseimbangan Cairan (L.03020)
Keseimbangan Elektrolit (L.03021)
Pemulihan Pascabedah (L.14129)
Tingkat Infeksi (L.14137)
Status Kenyamanan (L.08064)
Kontrol Mual atau Muntah (L.10099)
Tingkat Nyeri (L.08066)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
Pengontrolan Infeksi (I.14451)
Intervensi Pendukung
Edukasi Diet (I.12369)
Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
Insersi Selang Nasogastrik (I.03092)
Irigasi Kolostomi (I.04147)
Konseling Nutrisi (I.03094)
Konsultasi (I.12461)
Manajemen Diare (I.03101
Manajemen Eliminasi Fekal
Manajemen Konstipasi (I.04155)
Manajemen Mual (I.03117)
Manajemen Muntah (I.03118)
Manajemen Reaksi Alergi (I.14520)
Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Pemberian Enema (I.04158)
Pemberian Makanan Enteral (I.03126)
Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Pemberian Obat Oral (I.03128)
Penurunan Flatus (I.04161)
Perawatan Inkontinensia Fekal (I.04162)
Perawatan Selang Gastrointestinal (I.03133)
Perawatan Stoma (I.04166)
Referensi:
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0021 Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Reviewed by Nursing University
on
10:05:00 PM
Rating:

Tidak ada komentar: