SDKI - D.0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Ketidakseimbangan cairan adalah kondisi yang terjadi ketika jumlah cairan dalam tubuh tidak seimbang, baik karena terlalu banyak atau terlalu sedikit. Kondisi ini dapat berdampak serius pada kesehatan seseorang, dan perawat memegang peran penting dalam mencegah dan mengelola risiko ketidakseimbangan cairan pada pasien.

Penyebab ketidakseimbangan cairan dapat bervariasi, termasuk dehidrasi, edema, gagal jantung, atau masalah ginjal. Tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dapat meliputi mulut kering, kehausan, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, bengkak, dan kurang kencing. Oleh karena itu, perawat harus mampu mengenali tanda-tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan serta memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mengelola kondisi tersebut.

Pencegahan ketidakseimbangan cairan dapat dilakukan dengan memberikan pasien cairan yang cukup dan mengevaluasi kondisi cairan pasien secara teratur. Perawat juga harus memastikan bahwa pasien tidak kehilangan terlalu banyak cairan melalui keringat, muntah, atau diare. Selain itu, perawat juga harus memantau keseimbangan elektrolit pasien, karena gangguan elektrolit juga dapat mempengaruhi keseimbangan cairan.

Jika ketidakseimbangan cairan terjadi, perawat dapat mengambil tindakan seperti memberikan cairan intravena atau membatasi asupan cairan pasien. Perawat juga dapat memberikan obat-obatan untuk membantu mengatasi masalah keseimbangan cairan.


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)

"Perawat adalah jantung dan jiwa dari sistem perawatan kesehatan." - Jean Watson


Definisi

Beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial, dan atau intaseluler



Faktor Risiko


  1. Prosedur pembedahan mayor: prosedur medis yang memerlukan pemotongan atau pengangkatan jaringan tubuh yang signifikan, seperti operasi jantung atau pengangkatan organ.
  2. Trauma/perdarahan: cedera atau luka pada tubuh yang disebabkan oleh benturan atau kecelakaan yang menyebabkan perdarahan.
  3. Luka bakar: kerusakan pada kulit atau jaringan tubuh yang disebabkan oleh paparan panas, bahan kimia, atau radiasi.
  4. Aferesis: prosedur medis yang melibatkan pemisahan komponen darah tertentu dari darah yang diambil dari seseorang, sementara komponen darah yang lain dikembalikan ke dalam tubuh.
  5. Asites: kondisi medis di mana cairan menumpuk dalam rongga perut, yang dapat disebabkan oleh masalah hati atau ginjal.
  6. Obstruksi intestinal: kondisi medis di mana ada penyumbatan atau hambatan pada usus, yang dapat menyebabkan rasa sakit perut, mual, muntah, dan masalah pencernaan lainnya.
  7. Peradangan pankreas: kondisi medis di mana pankreas meradang dan mengalami kerusakan, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan nyeri perut.
  8. Penyakit ginjal dan kelenjar: kondisi medis di mana ginjal atau kelenjar tidak berfungsi dengan baik, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
  9. Disfungsi intestinal: gangguan atau kelainan pada fungsi usus yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, sembelit, diare, dan sakit perut.

Kondisi Klinis Terkait

  1. Prosedur pembedahan mayor: prosedur medis yang memerlukan pemotongan atau pengangkatan jaringan tubuh yang signifikan, seperti operasi jantung atau pengangkatan organ.
  2. Penyakit ginjal dan kelenjar: kondisi medis di mana ginjal atau kelenjar tidak berfungsi dengan baik, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
  3. Perdarahan: kondisi medis di mana tubuh mengalami kehilangan darah melalui cedera atau pendarahan internal, yang dapat menyebabkan bahaya pada kesehatan.
  4. Luka bakar: kerusakan pada kulit atau jaringan tubuh yang disebabkan oleh paparan panas, bahan kimia, atau radiasi.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Keseimbangan Cairan (L.03020)

Luaran Tambahan

  1. Keseimbangan Elektrolit (L.03021): kondisi di mana jumlah elektrolit di dalam tubuh seimbang, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium, yang penting untuk menjaga fungsi normal sel dan organ.
  2. Penyembuhan Luka (L.14130): proses alami tubuh dalam memperbaiki jaringan tubuh yang rusak akibat luka, yang melibatkan beberapa tahap seperti peradangan, proliferasi, dan remodelling.
  3. Status Cairan (L.03208): kondisi di mana jumlah cairan dalam tubuh seimbang, termasuk di dalam sel dan di luar sel, yang penting untuk menjaga fungsi normal sel dan organ.
  4. Status Nutrisi (L.03030): kondisi di mana tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, yang penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi normal tubuh.
  5. Termoregulasi (L.14134): kemampuan tubuh dalam menjaga suhu tubuh yang konstan, terutama dalam mengatur suhu inti tubuh di dalam otak, yang penting untuk menjaga fungsi normal sel dan organ.
  6. Termoregulasi Neonatus (L.14135): kemampuan bayi baru lahir dalam menjaga suhu tubuh yang konstan, terutama dalam mengatur suhu inti tubuh di dalam otak, yang penting untuk menjaga fungsi normal sel dan organ.
  7. Tingkat Infeksi (L.14137): tingkat keparahan infeksi yang terjadi pada tubuh, yang dapat dilihat dari tanda dan gejala seperti demam, kemerahan, pembengkakan, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
  8. Kontrol Mual atau Muntah (L.10099): proses mengurangi atau menghentikan mual atau muntah yang dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti efek samping obat, mabuk perjalanan, atau efek samping kemoterapi.


SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Manajemen Cairan (I.03098)
Pemantauan Cairan (I.03121)

Intervensi Pendukung

Identifikasi Risiko (I.14502)
Insersi Intravena (I.02030)
Insersi Selang Nasogastrik (I.03092)
Kateterisasi Urine (I.04147)
Manajemen Aritmia (I.02035)
Manajemen Autotransfusi (I.02037)
Manajemen Elektrolit (I.03102)
Manajemen Hipervolemia (I.03114)
Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Manajemen Medikasi (I.14517)
Manajemen Perdarahan (I.02040)
Manajemen Spesimen Darah (I.02047)
Manajemen Syok Anafilaktif (I.02049)
Manajemen Syok Hipovolemik (I.02050)
Manajemen Syok Kardiogenik (I.02051)
Manajemen Syok Neurogenik (I.02052)
Manajemen Syok Obstruktif (I.02053)
Manajemen Syok Septik (I.02054)
Pemantauan Elektrolit (I.03122)
Pemantauan Hemodinamik Invasif (I.02058)
Pemantauan Neurologis (I.06197)
Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Pencegahan Infeksi (I.14539)
Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Pencegahan Syok (I.02068)
Pengambilan Sampel Darah Arteri (I.02069)
Pengambilan Sampel Darah Vena (I.02070)
Pengontrolan Infeksi (I.14451)
Perawatan Kateter Sentral Perifer (I.02078)
Perawatan Luka (I.14564)
Perawatan Luka Bakar (I.14565)
Perawatan Selang Dada (I.01022)
Perawatan Selang Gastrointestinal (I.03133)
Regulasi Temperatur (I.14578)
Terapi Intravena (I.02086)
Transfusi Darah (I.02089)



Referensi:

  1. Lazenby, R. B., & Copstead, L. E. (2019). Fluid and electrolyte imbalances. In Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-Surgical Nursing (14th ed., pp. 191-221). Wolters Kluwer Health.
  2. Taylor, C. R., Lillis, C., & LeMone, P. (2019). Fluid and electrolyte balance. In Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Person-Centered Nursing Care (9th ed., pp. 1379-1416). Wolters Kluwer Health.
  3. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  4. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  5. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan Reviewed by Nursing University on 8:23:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.