SDKI - D.0047 Inkontinensia Urin Urgensi

Inkontinensia Urin Urgensi adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan salah satu jenis inkontinensia urin yang paling umum terjadi pada pasien dewasa. Kondisi ini ditandai dengan kehilangan kontrol atas kandung kemih, yang menyebabkan keinginan tiba-tiba dan mendesak untuk buang air kecil, yang dapat mengakibatkan kebocoran atau inkontinensia urin. Hal ini dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien dan dapat menjadi sumber stres dan kecemasan.

Penyebab Inkotinensia Urin Urgensi


Inkontinensia urin urgensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit saluran kemih, kehamilan, menopause, penyakit neurologis, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kandung kemih untuk menahan urine, dan juga dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk merasakan sensasi kandung kemih yang penuh.

Pengobatan dan Pengelolaan


Ada beberapa metode pengobatan dan pengelolaan yang tersedia untuk pasien dengan inkontinensia urin urgensi. Salah satu metode yang paling umum adalah terapi perilaku, di mana pasien belajar teknik untuk mengontrol kandung kemih mereka melalui latihan dan perubahan pola makan. Terapi obat-obatan juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala inkontinensia urin urgensi.

Selain itu, pasien dapat mempertimbangkan untuk melakukan latihan otot panggul untuk membantu menguatkan otot-otot di sekitar kandung kemih. Terapi ini dapat membantu meningkatkan kontrol atas kandung kemih dan mengurangi risiko kebocoran atau inkontinensia urin. Selain itu, pasien juga dapat mempertimbangkan penggunaan bantuan seperti kateterisasi, tahanan urine, atau produk penahan urine untuk membantu mengelola gejala inkontinensia urin urgensi.

Perawatan Keperawatan


Sebagai perawat, penting untuk memperhatikan pasien dengan inkontinensia urin urgensi dan membantu mereka dalam pengobatan dan pengelolaan gejala. Perawat dapat membantu pasien dalam merencanakan latihan otot panggul dan membantu mereka dalam memilih produk penahan urine yang tepat. Perawat juga dapat memberikan edukasi tentang perawatan diri yang benar, termasuk cara menjaga kebersihan dan menjaga kulit tetap kering dan bebas dari iritasi.

Perawat juga dapat membantu pasien dalam mengevaluasi respons terhadap pengobatan dan memberikan dukungan emosional dalam mengatasi stres dan kecemasan yang dapat terkait dengan kondisi ini. Selain itu, perawat dapat memfasilitasi komunikasi antara pasien dan dokter untuk memastikan bahwa pengobatan dan pengelolaan yang tepat sedang dilakukan.

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)


Perawat adalah jiwa dari pelayanan kesehatan, yang menyediakan rasa empati, perhatian dan dukungan kepada pasien, dan memberikan arti kepada kehidupan orang lain.

Definisi

Keluarnya urin tidak terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat untuk berkemih (kebelet)


Penyebab

  1. Iritasi reseptor kontraksi kandung kemih merujuk pada rangsangan yang dapat memicu kontraksi kandung kemih, seperti pada kasus infeksi saluran kemih atau batu ginjal.

  2. Penurunan kapasitas kandung kemih terjadi ketika kandung kemih tidak dapat menampung urine sebanyak biasanya, misalnya karena penuaan atau cedera pada saraf yang mengendalikan kandung kemih.

  3. Hiperaktivitas detrusor dengan kerusakan kontraktilitas kandung kemih adalah kondisi di mana otot detrusor yang mengendalikan pengosongan kandung kemih menjadi terlalu aktif dan menyebabkan kandung kemih mengosongkan diri terlalu sering atau terlalu cepat.

  4. Efek agen farmakologis seperti diuretik dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih dengan meningkatkan volume urine yang diproduksi, sehingga memicu respons kandung kemih untuk mengosongkan diri lebih sering.


Gejala & Tanda Mayor:

Subjektif Objektif
  1. Keinginan berkemih yang kuat disertai dengan inkontinensia
  • (tidak tersedia)

Gejala & Tanda Minor:

Subjektif Objektif
  • (tidak tersedia)
  • (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait

  1. Riwayat penyakit peradangan pelvis dan atau vagina dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih karena peradangan yang terjadi dapat menyebar ke saluran kemih, termasuk kandung kemih dan menyebabkan gangguan fungsi.

  2. Riwayat penggunaan kateter urin dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada otot-otot dan saraf-saraf yang mengendalikan kandung kemih.

  3. Infeksi kandung kemih dan atau uretra dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih dengan memicu kontraksi otot-otot kandung kemih dan menyebabkan gejala seperti sering buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, dan sensasi terbakar pada uretra.

  4. Gangguan neurogenik/tumor/infeksi yang mempengaruhi saraf-saraf yang mengendalikan kandung kemih dapat menyebabkan disfungsi kandung kemih, termasuk hiperaktivitas detrusor atau penurunan kapasitas kandung kemih.

  5. Penyakit Parkinson juga dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih karena gangguan pada sistem saraf yang mengendalikan kandung kemih.

  6. Neuropati diabetikum adalah kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf yang mengendalikan kandung kemih, sehingga dapat menyebabkan hiperaktivitas detrusor atau penurunan kapasitas kandung kemih.

  7. Operasi abdomen yang melibatkan kandung kemih atau organ-organ terkait lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf atau otot-otot yang mengendalikan kandung kemih dan menyebabkan disfungsi kandung kemih.




Luaran Utama

Kontinensia Urin (L.04036)

Luaran Tambahan

Eliminasi Urin (L.04034)
Kontrol Gejala (L.14127)
Perawatan Diri (L.11103)
Tingkat Infeksi (L.14137)



Intervensi Utama

Latihan Berkemih (I.04149)
Perawatan Inkontinensia Urine (I.04163)

Intervensi Pendukung

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)
Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (I.11349)
Dukungan Perawatan Diri Mandi (I.11352)
Edukasi Toilet Training (I.12458)
Kateterisasi Urine (I.04147)
Manajemen Cairan (I.03098)
Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
Manajemen Inkontinensia Urine (I.04154)
Manajemen Lingkungan (I.14514)
Manajemen Medikasi (I.14517)
Pemberian Obat Oral (I.03128)
Pengontrolan Infeksi (I.14451)
Perawatan Kateter Urine (I.04164)
Perawatan Perineum (I.07226)


Referensi:

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0047 Inkontinensia Urin Urgensi Reviewed by Nursing University on 8:08:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.