SDKI - D.0056 Intoleransi Aktivitas
Pengetahuan Umum
Intoleransi aktivitas adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik atau mengalami kelelahan yang berlebihan setelah melakukan aktivitas fisik tertentu. Hal ini dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Intoleransi aktivitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi kesehatan yang mendasar, seperti penyakit jantung, penyakit paru, anemia, atau diabetes. Hal ini juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik, seperti kebiasaan hidup yang tidak sehat, kurangnya latihan fisik, atau obesitas.
Gejala intoleransi aktivitas dapat bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang dapat mengalami sesak napas, nyeri dada, pusing, atau kelelahan yang berlebihan setelah melakukan aktivitas fisik yang ringan, seperti berjalan kaki atau berkebun. Gejala lainnya meliputi berkeringat berlebihan, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, dan sulit tidur.
Penting bagi perawat untuk mengidentifikasi gejala intoleransi aktivitas pada pasien mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mewawancarai pasien tentang tingkat aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari. Perawat dapat juga menggunakan alat bantu seperti tes pengukuran kapasitas paru, tes jantung, dan tes darah untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien.
Pengobatan intoleransi aktivitas tergantung pada penyebabnya. Perawat dapat membantu pasien untuk membuat rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka. Mereka juga dapat memberikan edukasi tentang latihan fisik yang aman dan membantu pasien untuk memperbaiki kebiasaan hidup mereka, seperti mengurangi merokok, mengatur pola makan, dan mengurangi stres.
Perawat dapat bekerja sama dengan tim perawatan kesehatan lainnya, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis fisik, untuk membantu pasien mengelola intoleransi aktivitas mereka. Mereka dapat juga memberikan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi ketidaknyamanan dan stres yang dapat disebabkan oleh intoleransi aktivitas.
Dalam kesimpulannya, intoleransi aktivitas adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Penting bagi perawat untuk mengidentifikasi gejala intoleransi aktivitas pada pasien mereka dan membantu mereka dalam mengelola kondisi kesehatan mereka dengan cara yang aman dan efektif. Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, pasien dapat meningkatkan aktivitas fisik mereka dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Kategori : Fisiologis
Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan pernapasan, kurangnya sirkulasi darah, atau rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Tirah baring adalah kondisi ketika seseorang harus berbaring di tempat tidur untuk jangka waktu yang lama karena alasan kesehatan. Tirah baring dapat menyebabkan penurunan fungsi fisik, peningkatan risiko infeksi, dan gangguan psikologis.
Kelemahan adalah kondisi ketika tubuh kehilangan kekuatan atau kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Kelemahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan sistem saraf, kurangnya aktivitas fisik, atau kondisi medis tertentu.
Imobilitas adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat bergerak atau memiliki mobilitas yang terbatas. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, penyakit, atau kelemahan fisik.
Gaya hidup monoton adalah pola hidup yang kurang variasi dan cenderung rutin. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya aktivitas fisik, pekerjaan yang monoton, atau lingkungan yang kurang stimulatif. Gaya hidup monoton dapat menyebabkan penurunan kesehatan fisik dan mental.
Gejala & Tanda Mayor:
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala & Tanda Minor:
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
Anemia adalah kondisi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup atau sel darah merah yang tidak cukup berfungsi dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, pusing, dan pucat.
Gagal jantung kongestif adalah kondisi ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efektif sehingga darah menumpuk di paru-paru dan jaringan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki.
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung tersumbat atau menyempit. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan.
Penyakit katup jantung adalah kondisi ketika katup jantung tidak berfungsi dengan baik sehingga aliran darah terganggu. Hal ini dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki.
Aritmia adalah kondisi ketika detak jantung tidak teratur. Hal ini dapat menyebabkan detak jantung yang lambat, cepat, atau tidak teratur.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kondisi ketika saluran udara menuju paru-paru menyempit dan meradang, sehingga mengganggu aliran udara. Hal ini dapat menyebabkan sesak napas, batuk, dan produksi dahak.
Gangguan metabolik adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mengolah nutrisi dengan baik sehingga terjadi ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelelahan, mual, muntah, dan penurunan kesadaran.
Gangguan muskuloskeletal adalah kondisi ketika terjadi gangguan pada tulang, otot, dan sendi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri, kekakuan, pembengkakan, dan kesulitan bergerak.
Luaran Utama
Toleransi Aktivitas (L.05047)Luaran Tambahan
Ambulasi (L.05038)Curah Jantung (L.02008)
Konservasi Energi (L.05040)
Tingkat Keletihan (L.05046)
Intervensi Utama
Manajemen Energi (I.05178)Terapi Aktivitas (I.05186)
Intervensi Pendukung
Dukungan Ambulasi (I.06171)Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)
Dukungan Meditasi (I.05172)
Dukungan Pemeliharaan Rrumah (I.14501)
Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
Dukungan Spiritual (I.09276)
Dukungan Tidur (I.09265)
Edukasi Latihan Fisik (I.12389)
Edukasi Teknik Ambulasi (I.12450)
Edukasi Penggunaan Nadi Radialis (I.12412)
Manajemen Aritmia (I.02035)
Manajemen Lingkungan (I.14514)
Manajemen Medikasi (I.14517)
Manajemen Mood (I.09289)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Manajemen Program Latihan (I.05179)
Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Pemberian Obat (I.02062)
Pemberian Obat Inhalasi (I.01015)
Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Pemberian Obat Oral (I.03128)
Penentuan Tujuan Bersama (I.12464)
Promosi Berat Badan (I.03136)
Promosi Dukungan Keluarga (I.13488)
Promosi Latihan Fisik (I.05183)
Rehabilitasi Jantung (I.02081)
Terapi Aktivitas (I.05186)
Terapi Bantuan Hewan (I.09317)
Terapi Musik (I.08250)
Terapi Oksigen (I.01026)
Terapi Relaksasi Otot Progresif (I.05187)
Referensi:
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tidak ada komentar: