SDKI - D.0084 Gangguan Identitas Diri

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Gangguan Identitas Diri adalah diagnosis keperawatan dengan kondisi di mana seseorang merasa kesulitan untuk memahami siapa dirinya sebenarnya. Orang yang mengalami gangguan ini seringkali merasa terfragmentasi atau terpecah menjadi beberapa identitas yang berbeda-beda. Identitas-identitas tersebut memiliki perilaku, kepribadian, dan pola pikir yang berbeda-beda, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Gangguan identitas diri sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian berganda atau multiple personality disorder. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma fisik atau seksual di masa lalu, stres berat, atau kondisi medis tertentu seperti epilepsi atau cedera kepala.

Tanda dan gejala dari gangguan identitas diri dapat bervariasi tergantung pada individu yang mengalami. Beberapa gejala yang sering muncul adalah perubahan kepribadian yang tiba-tiba dan drastis, hilangnya ingatan atau kesadaran pada periode waktu tertentu, depresi, kecemasan, dan masalah dalam hubungan interpersonal.

Perawatan bagi individu yang mengalami gangguan identitas diri biasanya melibatkan terapi perilaku kognitif, terapi kelompok, atau terapi farmakologis. Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang dapat memperburuk kondisinya. Terapi kelompok memungkinkan individu untuk berbagi pengalaman dengan orang lain yang mengalami kondisi yang sama, dan dapat membantu memperbaiki hubungan interpersonal.

Terapi farmakologis dapat digunakan untuk mengobati gejala-gejala yang menyertainya, seperti depresi atau kecemasan. Namun, penggunaan obat-obatan harus dilakukan dengan hati-hati dan diawasi oleh profesional medis.

Selain perawatan medis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan individu untuk membantu mengatasi gangguan identitas diri. Beberapa cara tersebut antara lain:

  1. Menjaga kestabilan emosional dengan cara berolahraga atau meditasi.
  2. Meningkatkan kualitas tidur dan pola makan yang sehat.
  3. Menjaga hubungan sosial yang baik dengan keluarga dan teman-teman.
  4. Mencari dukungan dari komunitas atau kelompok yang mengalami kondisi yang sama.

Penting untuk diingat bahwa gangguan identitas diri dapat mempengaruhi kualitas hidup individu secara signifikan. Oleh karena itu, individu yang mengalami gangguan ini perlu mencari bantuan medis dan dukungan dari orang-orang terdekat. Dengan perawatan yang tepat, individu dapat mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidupnya.



Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)


"Seorang perawat adalah seorang pahlawan yang melindungi, mengurus, dan menyembuhkan pasien dengan penuh kasih sayang dan keberanian."


Definisi

Tidak mampu mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas diri


Penyebab

  1. Gangguan peran sosial: adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial, seperti kesulitan dalam berkomunikasi, menanggapi emosi orang lain, atau memahami aturan dan norma sosial yang berlaku.
  2. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan: merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mencapai tahap perkembangan yang diharapkan untuk usia tertentu, seperti kesulitan dalam berbicara, berjalan, atau berpikir secara logis.
  3. Gangguan neurologis: adalah kelainan atau kerusakan pada sistem saraf yang mempengaruhi fungsi otak, tulang belakang, atau saraf lainnya, yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kejang, kehilangan keseimbangan, dan kesulitan berbicara.
  4. Ketidakadekuatan stimulasi sensori: merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam memproses informasi sensori yang diterima dari lingkungan, seperti kesulitan dalam membedakan suara atau cahaya yang berbeda, atau kesulitan dalam merespons rangsangan sensori dengan tepat.

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
  1. Persepsi terhadap diri berubah
  2. Bingung dengan nilai-nilai budaya, tujuan hidup, jenis kelamin, dan/ atau nilai-nilai ideal
  3. Perasaan yang fluktuatif terhadap diri
  1. Perilaku tidak konsisten
  2. Hubungan yang tidak efektif
  3. Strategi koping tidak efektif
  4. Penampilan peran tidak efektif

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
  • (tidak tersedia)
  • (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait

  1. Gangguan autistik: adalah kondisi neurobiologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berinteraksi sosial, berkomunikasi, dan melakukan aktivitas yang berulang-ulang dengan pola yang kaku atau terbatas. Gangguan autistik termasuk dalam spektrum gangguan autisme atau ASD.
  2. Gangguan orientasi seksual: merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami ketidaknyamanan atau ketidakseimbangan dalam identitas atau hasrat seksualnya, yang mungkin tidak sesuai dengan norma-norma seksual yang berlaku di masyarakat.
  3. Periode perkembangan remaja: adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Periode ini umumnya dimulai pada usia sekitar 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun.


SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Identitas Diri (L.09070)

Luaran Tambahan

Citra Tubuh (L.09067)
Identitas Seksual (L.07056)
Kesadaran Diri (L.09072)
Status Koping (L.09086)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Orientasi Realita (I.09297)
Promosi Kesadaran Diri (I.09311)
Promosi Koping (I.09312)

Intervensi Pendukung

Manajemen Pengendalian Marah (I.09290)
Biblioterapi (I.09254)
Kelompok Pendukung (I.09280)
Dukungan Keyakinan (I.09259)
Dukungan Pelaksanaan Ibadah (I.09262)
Dukungan Penampilan Peran (I.13478)
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan (I.09266)
Dukungan Pengungkapan Perasaan (I.09267)
Dukungan Perkembangan Spiritual (I.09269)
Dukungan Spiritual (I.09276)
Edukasi Teknik Adaptasi (I.12449)
Konseling (I.10334)
Latihan Asertif (I.09283)
Manajemen Gangguan Makan (I.03111)
Manajemen Mood (I.09289)
Manajemen Perilaku Seksual (I.07218)
Pelibatan Keluarga (I.14525)
Pencegahan Bunuh Diri (I.14538)
Pencegahan Penyalahgunaan Zat (I.09298)
Pencegahan Perilaku Kekerasan (I.14544)
Promosi Harapan (I.09307)
Promosi Harga Diri (I.09308)
Restrukturisasi Kognitif (I.06207)
Terapi Kognitif Perilaku (I.09323)
Terapi Mileu (I.09324)


Referensi:

  1. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). American Psychiatric Association.
  2. Dorahy, M. J., Brand, B. L., & Sar, V. (Eds.). (2014). Dissociation and dissociative disorders: DSM-V and beyond. Routledge.
  3. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  4. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  5. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0084 Gangguan Identitas Diri Reviewed by Nursing University on 8:46:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.