SDKI - D.0140 Risiko Hipotermia

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Hipotermia adalah masalah keperawatan yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang berpotensi turun di bawah suhu normal yang sehat. Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celsius. Hipotermia biasanya terjadi saat seseorang terlalu lama berada dalam suhu dingin atau basah, dan tubuh tidak dapat mempertahankan suhu tubuh yang normal.

Hipotermia dapat terjadi pada semua usia dan dapat mempengaruhi orang yang sehat atau sakit. Risiko hipotermia lebih tinggi pada orang tua, bayi baru lahir, orang yang menderita penyakit tertentu, dan orang yang terlalu lama terkena suhu dingin atau basah.

Gejala hipotermia awal termasuk gemetar, kedinginan, dan kulit yang pucat atau kebiruan. Gejala lanjutan termasuk sulit berbicara atau bergerak, kesulitan bernapas, dan kebingungan. Hipotermia dapat menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kematian jika tidak segera diobati.

Perawat memiliki peran penting dalam mencegah dan mengobati hipotermia. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah hipotermia antara lain memberikan perlindungan terhadap suhu dingin dan basah, memastikan pasien terhindar dari paparan suhu dingin dan basah, memberikan pakaian hangat dan kering, serta memberikan minuman hangat dan makanan yang dapat meningkatkan suhu tubuh.

Ketika merawat pasien dengan hipotermia, perawat harus segera memulai tindakan untuk meningkatkan suhu tubuh pasien. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memberikan selimut hangat, menyalakan pemanas atau lampu pijar, memberikan minuman hangat, dan memberikan tindakan medis seperti menghangatkan tubuh secara intravena atau melalui rektum.

Perawat juga harus memantau pasien dengan hipotermia secara teratur untuk memastikan suhu tubuh pasien terus meningkat dan mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, perawat harus memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara mencegah hipotermia dan tanda-tanda awal hipotermia agar dapat segera dikenali dan ditangani dengan cepat.

Dalam situasi yang mengancam jiwa, seperti hipotermia, perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk memberikan tindakan yang sesuai dan segera. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka tentang mencegah dan mengobati hipotermia, sehingga dapat memberikan perawatan yang berkualitas dan meminimalkan risiko komplikasi yang lebih serius.



Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)




Definisi

Berisiko mengalami kegagalan termoregulasi yang dapat mengakibatkan suhu tubuh berada di bawah rentang normal


Faktor Risiko

  1. Berat badan ekstrem
  2. Kerusakan hipotalamus
  3. Konsumsi alkohol
  4. Kurangnya lapisan lemak subkutan
  5. Suhu lingkungan rendah
  6. Malnutrisi
  7. Pemakaian pakaian yang tipis
  8. Penurunan laju metabolisme
  9. Terapi radiasi
  10. Tidak beraktivitas
  11. Transfer panas (mis. konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi)
  12. Trauma
  13. Prematuritas
  14. Penuaan
  15. Bayi baru lahir
  16. Berat badan lahir rendah
  17. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
  18. Efek agen farmakologis

Kondisi Klinis Terkait

  1. Berat badan ekstrem
  2. Dehidrasi
  3. Kurang mobilitas fisik

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Termoregulasi (L.14134)

Luaran Tambahan

Kontrol Risiko (L.14128)
Status Kenyamanan (L.08064)
Termoregulasi Neonatus (L.14135)
Tingkat Cedera (L.14136)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Manajemen Hipotermia (I.14507)
Regulasi Temperatur (I.14578)

Intervensi Pendukung

Dukungan Ventilasi (I.01002)
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)
Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Alkohol (I.09263 )
Edukasi Kemoterapi (I. 12382)
Edukasi Nutrisi (I.12395)
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh (I.12414)
Edukasi Pengurangan Risiko (I.12416)
Edukasi Termoregulasi (I.12457)
Inisiasi Menyusui Dini (I.07213)
Manajemen Cairan (I.03098)
Manajemen Hemodialisis (I.03112)
Manajemen Lingkungan (I.14514)
Manajemen Kemoterapi (I.14511)
Pemantauan Cairan (I.03121)
Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Pemantauan Hemodinamik Invasif (I.02058)
Pemantauan Tanda Vital (I.02060)

Referensi:

  1. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  2. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  3. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0140 Risiko Hipotermia Reviewed by Nursing University on 6:12:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.