SDKI - D.0141 Risiko Hipotermia Perioperatif

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Risiko Hipotermia Perioperatif adalah masalah keperawatan di mana suhu tubuh berpotensi untuk turun di bawah 36°C selama operasi atau perawatan pascaoperasi. Ini adalah kondisi yang serius dan dapat menyebabkan komplikasi seperti peningkatan risiko infeksi, perdarahan, atau gangguan kardiovaskular.

Hipotermia perioperatif dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan operasi yang dingin, cedera saraf, penggunaan obat anestesi tertentu, dan infus cairan yang mengandung cairan dingin. Beberapa pasien memiliki risiko lebih tinggi terkena hipotermia perioperatif, seperti orang tua, pasien dengan masalah kesehatan yang sudah ada, dan pasien dengan persiapan preoperatif yang buruk.

Sebagai seorang perawat, penting untuk memahami risiko hipotermia perioperatif dan cara mencegahnya. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil termasuk:

  1. Monitoring suhu tubuh pasien secara teratur selama operasi atau perawatan pascaoperasi.

  2. Menjaga lingkungan operasi yang hangat dan nyaman, dengan menggunakan selimut pemanas atau alat pemanas tambahan jika diperlukan.

  3. Menggunakan teknik anestesi yang lebih aman seperti teknik anestesi regional atau epidural.

  4. Menghindari penggunaan infus cairan dingin selama atau setelah operasi.

  5. Menghindari cedera saraf saat memasang selang atau infus.

  6. Menjaga pasien tetap kering dan mengganti pakaian basah dengan segera.

Selain itu, perawat juga dapat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang risiko hipotermia perioperatif dan cara mencegahnya, seperti menjaga suhu ruangan yang hangat, memakai pakaian yang cukup, dan meminum minuman hangat.



Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)


Kategori : Lingkungan

Subkategori : Keamanan dan Proteksi


Definisi

Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 36 derajat celcius secara tiba-tiba yang terjadi satu jam sebelum pembedahan hingga 24 jam setelah pembedahan


Faktor Risiko

  1. Prosedur pembedahan
  2. Kombinasi anastesi regional dan umum
  3. Skor American Society of Anestesiologist (ASA) > 1
  4. Suhu pra-operasi rendah (<36 derajat C)
  5. Berat badan rendah
  6. Neuropati diabetik
  7. Komplikasi kardiovaskuler
  8. Suhu lingkungan rendah
  9. Transfer panas (mis. volume tinggi infus yang tidak dihangatkan, irigasi >2 liter yang tidak dihangatkan)

Kondisi Klinis Terkait

  • Tindakan Pembedahan


SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Termoregulasi (L.14134)

Luaran Tambahan

Kontrol Risiko (L.14128)
Pemulihan Pascabedah (L.14129)
Perfusi Perifer (L.02011)
Status Kenyamanan (L.08064)
Tingkat Cedera (L.14136)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Manajemen Hipotermia (I.14507)
Pemantauan Hemodinamik Invasif (I.02058)

Intervensi Pendukung

Edukasi Efek Samping Obat (I.12371)
Edukasi Kemoterapi (I. 12382)
Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh (I.12414)
Edukasi Pengurangan Risiko (I.12416)
Edukasi Perioperatif (I.12440)
Edukasi Prosedur Tindakan (I.12442)
Edukasi Reaksi Alergi (I.12445)
Kompres Panas (I.08235)
Induksi Hipotermia (I.14503)
Koordinasi Praoperasi (I.14504)
Manajemen Cairan (I.03098)
Manajemen Kemoterapi (I.14511)
Manajemen Syok (I.02048)
Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Pemberian Anestesi (I.08244)
Pemantauan Cairan (I.03121)
Pendampingan Pembedahan (I.14546)
Perawatan Pascaanestesi (I.06205)
Regulasi Temperatur (I.14578)
Terapi Paparan Panas (I.14586)


Referensi:

  1. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  2. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  3. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0141 Risiko Hipotermia Perioperatif Reviewed by Nursing University on 6:02:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.