SDKI - D.0147 Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah
Pemulihan pascabedah adalah salah satu tahap penting dalam proses penyembuhan setelah operasi. Pada beberapa kasus, terjadi risiko perlambatan pemulihan pascabedah yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi. Sebagai seorang perawat, memahami faktor risiko yang dapat memperlambat pemulihan pascabedah sangatlah penting untuk memberikan perawatan yang optimal dan meminimalkan risiko komplikasi.
Beberapa faktor risiko yang dapat memperlambat pemulihan pascabedah antara lain:
Penyakit kronis: Pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perlambatan pemulihan pascabedah. Hal ini karena kondisi kesehatan yang buruk dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memulihkan diri setelah operasi.
Usia: Pasien yang lebih tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perlambatan pemulihan pascabedah. Proses penyembuhan pada pasien yang lebih tua cenderung lebih lambat dan komplikasi seperti infeksi atau gangguan fungsi organ dapat terjadi lebih sering.
Obesitas: Pasien yang mengalami obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perlambatan pemulihan pascabedah. Hal ini karena obesitas dapat mempengaruhi fungsi organ dan mengganggu proses penyembuhan.
Kondisi psikologis: Pasien yang mengalami stres, depresi, atau kecemasan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perlambatan pemulihan pascabedah. Stres dan kecemasan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan menghambat proses penyembuhan.
Jenis operasi: Beberapa jenis operasi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perlambatan pemulihan pascabedah. Misalnya, operasi besar seperti operasi jantung atau transplantasi organ memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.
Sebagai perawat, penting untuk memperhatikan faktor risiko ini dan memberikan perawatan yang tepat untuk meminimalkan risiko perlambatan pemulihan pascabedah. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, memberikan terapi obat yang tepat, mengurangi risiko infeksi dengan menjaga kebersihan dan melakukan perawatan luka yang tepat, serta memberikan dukungan psikologis kepada pasien. Dengan perawatan yang tepat, risiko perlambatan pemulihan pascabedah dapat diminimalkan dan proses penyembuhan dapat berjalan lebih cepat dan efektif.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Definisi
Berisiko mengalami pemanjangan jumlah hari pascabedah untuk memulai dan melakukan aktivitas sehari-hari
Faktor Risiko
- Skor klasifikasi status fisik American Society of Anesthesiologists (ASA) ≥3
- Hiperglikemia
- Edema di lokasi pembedahan
- Prosedur pembedahan ekstensif (luas)
- Usia ekstrem
- Riwayat perlambatan penyembuhan Iuka
- Gangguan mobilitas
- Mainutrisi
- Obesitas
- Infeksi Iuka perioperatif
- Mual/ muntah persisten
- Respon emosional pasca operasi
- Pemanjangan proses operasi
- Gangguan psikologis pasca operasi
- Kontaminasi bedah
- Trauma Iuka operasi
- Efek agen farmakologis
Kondisi Klinis Terkait
- Tindakan operasi besar
- Trauma yang memerlukan intervensi bedah
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Luaran Utama
Luaran Tambahan
Mobilitas Fisik (L.05042)
Penyembuhan Luka (L.14130)
Tingkat Infeksi (L.14137)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Intervensi Utama
Edukasi Manajemen Nyeri (I.12391)
Edukasi Nutrisi (I.12395)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Intervensi Pendukung
Edukasi Diet (I.12369)
Edukasi Irigasi Kolostomi (I.12376)
Edukasi Irigasi Urostomi (I.12377)
Edukasi Manajemen Nyeri (I.12391)
Edukasi Mobilisasi (I.12394)
Edukasi Perawatan Trakheostomi (I.12433)
Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
Manajemen Medikasi (I.14517)
Pemantauan Hasil Laboratorium (I.02057)
Pemberian Obat (I.02062)
Pemberian Obat Oral (I.03128)
Pemberian Obat Topikal (I.14533)
Referensi:
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tidak ada komentar: