SDKI - D.0006 Risiko Aspirasi

DAFTAR ISI


PENGETAHUAN UMUM

Penertian Aspirasi Secara Umum

Risiko Aspirasi adalah Diagnosa Keperawatan yang menggambarkan kondisi dimana makanan atau cairan berpotensi masuk ke dalam saluran pernapasan, bukan ke dalam saluran pencernaan. Risiko aspirasi terjadi ketika seseorang tidak dapat menelan dengan baik atau memiliki masalah pada sistem pencernaannya sehingga dapat menyebabkan aspirasi dan mengancam nyawa.


Aspirasi dapat terjadi pada semua usia, namun risiko aspirasi lebih tinggi pada bayi, orang tua, dan orang dengan masalah kesehatan tertentu seperti stroke, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan sklerosis lateral amiotrofik (ALS).


Faktor Risiko Umum

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aspirasi:

  • Gangguan Fungsi Saluran Pencernaan: Orang dengan kondisi medis seperti gastroesophageal reflux disease (GERD), cedera pada esofagus, dan penyakit pencernaan lainnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami aspirasi.
  • Kelemahan Otot: Orang dengan kelemahan otot, seperti pasien ALS atau Parkinson, dapat mengalami kesulitan menelan dan berisiko lebih tinggi mengalami aspirasi.
  • Kebiasaan Merokok: Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan menyebabkan gangguan pada fungsi pengecilan otot yang menggerakkan makanan dan cairan ke dalam perut.
  • Anestesi: Pasien yang menjalani operasi atau prosedur medis di mana anestesi digunakan memiliki risiko aspirasi selama atau setelah prosedur.
  • Penyalahgunaan Alkohol: Penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan kelemahan otot dan kesulitan menelan, meningkatkan risiko aspirasi.

Gejala Umum

Beberapa gejala yang dapat timbul akibat aspirasi antara lain batuk, sesak napas, demam, dan nyeri dada. Pada beberapa kasus, aspirasi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah dan infeksi paru-paru.


Pencegahan Aspirasi

Pencegahan aspirasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:


  • Menghindari makanan atau minuman yang sulit ditelan: Makanan yang terlalu besar, terlalu keras, atau terlalu lengket dapat meningkatkan risiko aspirasi.
  • Makan dalam posisi duduk atau tegak: Makan dalam posisi tidur atau condong ke belakang dapat meningkatkan risiko aspirasi.
  • Mengunyah makanan dengan baik: Mengunyah makanan dengan baik dapat membantu makanan bergerak lebih mudah ke dalam saluran pencernaan.
  • Hindari merokok dan penyalahgunaan alkohol: Kebiasaan merokok dan penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko aspirasi.
  • Rutin menjalani pemeriksaan kesehatan: Pemeriksaan kesehatan yang rutin dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat meningkatkan risiko aspirasi.


Penanganan Aspirasi

Jika terjadi aspirasi, penanganan yang tepat dan cepat dapat mengurangi risiko kerusakan paru-paru dan infeksi paru-paru. Penanganan aspirasi meliputi beberapa langkah, seperti:


  • Evaluasi pernapasan: Evaluasi pernapasan harus segera dilakukan oleh tenaga medis setelah aspirasi terjadi. Jika pasien memiliki masalah pernapasan, seperti sesak napas, oksigen harus segera diberikan.
  • Menghilangkan benda asing: Jika aspirasi terjadi karena benda asing, seperti makanan atau benda asing lainnya, dokter dapat menggunakan alat khusus untuk menghilangkan benda tersebut.
  • Pemberian antibiotik: Jika aspirasi menyebabkan infeksi paru-paru, antibiotik harus segera diberikan untuk mengatasi infeksi.
  • Terapi oksigen: Pasien dengan aspirasi serius dapat memerlukan terapi oksigen untuk membantu pernapasan mereka.
  • Terapi fisik dan rehabilitasi: Pasien yang mengalami aspirasi sering memerlukan terapi fisik dan rehabilitasi untuk membantu memulihkan kekuatan otot, menambah daya tahan pernapasan, dan mengurangi risiko aspirasi di masa depan.


Dalam beberapa kasus, aspirasi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran pernapasan dan paru-paru. Oleh karena itu, pencegahan aspirasi sangat penting untuk mengurangi risiko kerusakan yang serius pada kesehatan.


Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa aspirasi adalah kondisi medis yang serius dan dapat mengancam nyawa. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aspirasi, seperti gangguan fungsi saluran pencernaan, kelemahan otot, dan kebiasaan merokok atau penyalahgunaan alkohol. Pencegahan aspirasi dapat dilakukan dengan menghindari makanan atau minuman yang sulit ditelan, makan dalam posisi duduk atau tegak, mengunyah makanan dengan baik, menghindari merokok dan penyalahgunaan alkohol, dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Jika terjadi aspirasi, penanganan yang tepat dan cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan paru-paru dan infeksi paru-paru yang serius.


SDKI - D.0006 Risiko Aspirasi

Resiko mengalami masuknya sekresi gastrointestonal, sekresi orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran napas.


Faktor Risiko

  1. Penurunan tingkat kesadaran adalah kondisi di mana seseorang mengalami penurunan kesadaran, bisa berupa kesulitan untuk bangun dari tidur, sulit berbicara, atau kesulitan memahami situasi di sekitarnya.
  2. Penurunan refleks muntah dan/atau batuk adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kemampuan untuk muntah atau batuk secara refleks sebagai respons terhadap benda asing atau iritasi yang masuk ke saluran pernapasan.
  3. Gangguan menelan atau disfagia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan atau rasa sakit saat menelan makanan atau minuman.
  4. Kerusakan mobilitas fisik adalah kondisi di mana seseorang mengalami kehilangan kemampuan untuk bergerak atau beraktivitas secara normal.
  5. Peningkatan residu lambung adalah kondisi di mana sisa makanan atau cairan tetap berada di lambung setelah selesai makan atau minum.
  6. Peningkatan tekanan intragastrik adalah kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan di dalam lambung.
  7. Penurunan motilitas gastrointestinal adalah kondisi di mana gerakan normal dari saluran pencernaan menjadi terhambat atau berkurang.
  8. Sfingter esofagus bawah inkompeten adalah kondisi di mana otot-otot di bagian bawah esofagus tidak berfungsi dengan baik, sehingga dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.
  9. Perlambatan pengosongan lambung adalah kondisi di mana makanan atau cairan yang masuk ke lambung mengalami penundaan dalam proses pengosongan ke usus.
  10. Terpasang selang nasogastrik adalah prosedur pemasangan tabung yang dimasukkan melalui hidung dan menuju ke dalam lambung.
  11. Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube adalah prosedur pemasangan tabung melalui leher atau mulut yang menuju ke dalam saluran napas.
  12. Trauma/pembedahan leher, mulut, dan/atau wajah adalah kondisi di mana seseorang mengalami luka atau cedera pada area tersebut.
  13. Efek agen farmakologis adalah efek yang ditimbulkan oleh obat atau zat kimia lainnya yang diberikan pada tubuh.
  14. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan, dan bernafas adalah kondisi di mana bayi atau anak-anak kecil mengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi antara tindakan menghisap, menelan, dan bernapas.


Kondisi Klinis Terkait

  1. Cedera kepala adalah kerusakan atau trauma pada kepala yang dapat menyebabkan masalah kognitif, fisik, dan psikologis.
  2. Stroke adalah kondisi di mana pasokan darah ke otak terganggu, sehingga menyebabkan kerusakan pada otak dan dapat menyebabkan kecacatan fisik atau masalah kognitif.
  3. Cedera medula spinalis adalah kerusakan pada sumsum tulang belakang yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bergerak atau merasakan bagian tubuh tertentu.
  4. Guillain-Barre syndrome adalah kondisi autoimun yang merusak sistem saraf perifer dan dapat menyebabkan kelemahan otot, kesulitan bergerak, dan kesulitan bernapas.
  5. Penyakit Parkinson adalah kondisi neurodegeneratif yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh, serta dapat menyebabkan tremor, kekakuan, dan kesulitan berbicara.
  6. Keracunan obat dan alkohol adalah kondisi di mana tubuh mengalami kerusakan atau gangguan fungsi karena paparan obat atau alkohol yang berlebihan.
  7. Pembesaran uterus adalah kondisi di mana rahim membesar, seperti yang terjadi pada kehamilan atau penyakit tertentu seperti fibroid.
  8. Miastenia gravis adalah kondisi neuromuskular yang menyebabkan kelemahan otot dan kelelahan.
  9. Fistula trakeoesofagus adalah kondisi di mana ada saluran abnormal yang terbentuk antara trakea dan esofagus.
  10. Strikura esofagus adalah kondisi di mana esofagus mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan kesulitan dalam menelan makanan atau minuman.
  11. Sklerosis multiple adalah kondisi autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kelemahan otot, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan.
  12. Labiopalatoskizis adalah kondisi kelahiran di mana bibir dan/atau langit-langit mulut tidak terbentuk dengan sempurna.
  13. Atresia esofagus adalah kondisi di mana esofagus tidak terbentuk dengan sempurna, sehingga menyebabkan kesulitan dalam menelan makanan atau minuman.
  14. Laringomalasia adalah kondisi di mana laring mengalami kelemahan atau kelainan struktural, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
  15. Prematuritas adalah kondisi di mana bayi lahir sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu, sehingga dapat mengalami berbagai komplikasi medis dan perkembangan.


SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama


  • Tingkat Aspirasi.


Luaran Tambahan 

  • Kontrol Mual / Muntah.
  • Kontrol Risiko.
  • Status Menelan.
  • Status Neurologis.


SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama



Intervensi Pendukung
  • Dukungan Perawatan Diri: Makan atau Minum (I.11351)
  • Insersi Selang Nasogastrik (I.03092)
  • Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012)
  • Manajemen Kejang (I.06193)
  • Manajemen Muntah (I.03118)
  • Manajemen Sedasi (I.08239)
  • Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
  • Pemantauan Respirasi (I.01014)
  • Pemberian Makanan (I.03125)
  • Pemberian Makanan Enteral (I.03126)
  • Pemberian Obat Inhalasi (I.01015)
  • Pemberian Obat Interpleura (I.14530)
  • Pemberian Obat Intravena (I.02065)
  • Pengaturan Posisi (I.01019)
  • Penghisapan Jalan Napas (I.01020)
  • Perawatan Pascaanestesi (I.06205)
  • Perawatan Selang Gastrointestinal (I.03133)
  • Resusitasi Neonatus (I.02084)
  • Terapi Menelan (I.03144)

Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

SDKI - D.0006 Risiko Aspirasi Reviewed by Nursing University on 8:43:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.