SDKI - D.0032 Risiko Defisit Nutrisi

 DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Defisit nutrisi atau kekurangan nutrisi dapat terjadi pada individu yang tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup atau tidak mampu menyerap nutrisi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, namun individu yang berisiko tinggi adalah mereka yang mengalami penyakit kronis atau sakit yang membutuhkan perawatan medis yang intensif.

Risiko defisit nutrisi dapat berdampak negatif pada kesehatan seseorang, seperti menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko terkena infeksi, mengganggu fungsi organ tubuh, hingga menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penting bagi para tenaga kesehatan, khususnya perawat, untuk memperhatikan risiko defisit nutrisi pada pasien dan memberikan intervensi yang tepat.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko defisit nutrisi pada pasien adalah usia lanjut, keadaan kritis atau trauma, penyakit kronis seperti diabetes, kanker, penyakit hati, ginjal, dan lain sebagainya, serta konsumsi obat-obatan tertentu. Perawat dapat melakukan penilaian risiko nutrisi dengan menggunakan alat bantu seperti Nutritional Risk Screening (NRS) atau Malnutrition Universal Screening Tool (MUST).

Intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mencegah atau mengatasi risiko defisit nutrisi pada pasien antara lain memberikan asupan nutrisi yang cukup, mengawasi status nutrisi pasien secara berkala, dan memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga asupan nutrisi yang seimbang. Selain itu, perawat juga dapat bekerja sama dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.



Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)



"Perawat adalah sumber inspirasi, harapan, dan kekuatan bagi pasien dan keluarga mereka." - Anonymous


Definisi

Beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme


Faktor Risiko

  1. Ketidakmampuan menelan makanan
  2. Ketidakmampuan mencerna makanan
  3. ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
  4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
  5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
  6. Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)

Kondisi Klinis Terkait

    1. Stroke adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, baik karena pembuluh darah pecah atau tersumbat. Akibatnya, sel-sel otak tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, yang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan bahkan kematian.
    2. Parkinson adalah penyakit degeneratif pada sistem saraf pusat yang mempengaruhi gerakan tubuh. Gejala utama Parkinson adalah tremor atau gemetaran pada tangan, kaki, atau wajah, serta kesulitan dalam mengontrol gerakan tubuh.
    3. Mobius syndrome adalah kondisi kelainan bawaan yang mempengaruhi otot-otot mata dan wajah, sehingga menyebabkan kesulitan dalam menggerakkan wajah dan berbicara. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi fungsi saraf pada bagian tubuh lainnya, seperti tangan dan kaki.
    4. Cerebral palsy adalah kondisi kelainan bawaan yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi tubuh.
    5. Cleft lip dan cleft palate adalah kondisi kelainan bawaan pada bibir dan langit-langit mulut yang terjadi ketika jaringan bibir atau langit-langit mulut tidak berkembang dengan normal selama kehamilan. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi bicara, makan, dan bernapas.
    6. Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi sel saraf motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan otot-otot tubuh melemah dan akhirnya mengalami kegagalan fungsi.
    7. Kerusakan neuromuscular adalah kerusakan pada saraf dan otot yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, penyakit, atau efek samping dari obat-obatan.
    8. Luka bakar adalah kerusakan pada jaringan tubuh akibat terkena panas, bahan kimia, radiasi, atau gesekan yang kuat. Tingkat keparahan luka bakar dapat bervariasi, mulai dari luka ringan hingga luka yang mengancam jiwa.
    9. Kanker adalah kondisi abnormal pada pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker dapat terjadi pada berbagai organ tubuh, seperti paru-paru, payudara, prostat, dan lain sebagainya.
    10. Infeksi adalah kondisi saat tubuh terinfeksi oleh bakteri, virus, atau parasit. Infeksi dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan lain sebagainya.
    11. AIDS adalah kondisi yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.
    12. Penyakit Crohn's adalah kondisi inflamasi kronis pada saluran pencernaan yang dapat mempengaruhi bagian mulut hingga anus. Gejalanya meliputi diare, nyeri perut, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan demam.
    13. Enterokolitis adalah inflamasi pada usus halus dan/atau usus besar yang disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis tertentu. Gejalanya meliputi diare, mual, muntah, nyeri perut, dan demam.
    14. Fibrosis kistik adalah kondisi genetik yang mempengaruhi fungsi kelenjar getah bening, paru-paru, dan saluran pencernaan. Kondisi ini menyebabkan produksi lendir yang berlebihan, sehingga mempersulit bernafas, mencerna makanan, dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.


    SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

    Luaran Utama

    Status Nutrisi Bayi (L.03031)

    Luaran Tambahan

    Berat Badan (L.03018)
    Eliminasi Fekal (L.04033)
    Fungsi Gastrointestinal (L.03019)
    Nafsu Makan (L.09080)
    Perilaku Meningkatkan Berat Badan (L.03026)
    Status Menelan (L.06052)
    Tingkat Depresi (L.09097)
    Tingkat Nyeri (L.08066)

    SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

    Intervensi Utama

    Manajemen Gangguan Makan (I.03111)
    Manajemen Nutrisi (I.03119)

    Intervensi Pendukung

    Edukasi Berat Badan Efektif (I.12365)
    Edukasi Diet (I.12369)
    Edukasi Nutrisi (I.12395)
    Edukasi Nutrisi Anak (I.12396)
    Edukasi Nutrisi Bayi (I.12397)
    Edukasi Nutrisi Parenteral (I.12398)
    Identifikasi Risiko (I.14502)
    Konseling Laktasi (I.03093)
    Konseling Nutrisi (I.03094)
    Manajemen Cairan (I.03098)
    Manajemen Dimensia (I.09286)
    Manajemen Diare (I.03101)
    Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)
    Manajemen Energi (I.05178)
    Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
    Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
    Manajemen Kemoterapi (I.14511)
    Manajemen Reaksi Alergi (I.14520)
    Pemantauan Cairan (I.03121)
    Pemantauan Nutrisi (I.03123)
    Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
    Pemberian Makanan (I.03125)
    Pemberian Makanan Enteral (I.03126)
    Pemberian Makanan Parenteral (I.03127)
    Promosi Berat Badan (I.03136)
    Terapi Menelan (I.03144)

    Sumber Bacaan:

    1. American Heart Association. (2022). About Stroke.
    2. Parkinson's Foundation. (2022). What is Parkinson's?
    3. National Organization for Rare Disorders. (2022). Moebius Syndrome.
    4. Cerebral Palsy Alliance. (2022). What is Cerebral Palsy?
    5. American Cleft Palate-Craniofacial Association. (2022). About Cleft Lip and Palate.
    6. ALS Association. (2022). What is ALS?
    7. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2022). Neuromuscular Disorders Information Page.
    8. American Burn Association. (2022). Burn Incidence and Treatment in the United States: 2019 Fact Sheet.
    9. American Cancer Society. (2022). What Is Cancer?
    10. Centers for Disease Control and Prevention. (2022). About Infectious Diseases.
    11. AIDS.gov. (2022). What is HIV/AIDS?
    12. Crohn's & Colitis Foundation. (2022). About Crohn's Disease.
    13. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2022). Definition & Facts for Enterocutaneous Fistula.
    14. Cystic Fibrosis Foundation. (2022). About Cystic Fibrosis.
    15. National Institute of Health. (2020). Malnutrition.
    16. World Health Organization (2021). Fact Sheets - Malnutrition
    17. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
    18. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
    19. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
    SDKI - D.0032 Risiko Defisit Nutrisi Reviewed by Nursing University on 7:10:00 PM Rating: 5

    Tidak ada komentar:

    All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
    Powered By Blogger

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Diberdayakan oleh Blogger.