SDKI - D.0044 Inkontinensia Urin Fungsional

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM


Inkontinensia Urin Fungsional merupakan salah satu jenis diagnosa keperawatan tentang inkontinensia urin yang sering dijumpai pada populasi lanjut usia. Diagnosa keperawatan untuk kondisi ini adalah "Inkontinensia Urin Fungsional" (PPNI, 2017).

Inkontinensia urin fungsional terjadi ketika seseorang tidak dapat menahan buang air kecil karena faktor fisik atau psikologis yang mempengaruhi kemampuan untuk mencapai toilet atau penggunaan toilet yang tepat. Faktor fisik dapat termasuk ketidakmampuan untuk berjalan atau bergerak karena cacat atau kondisi medis, sedangkan faktor psikologis dapat termasuk masalah kognitif atau gangguan mental.

Perawat memiliki peran yang penting dalam manajemen pasien dengan inkontinensia urin fungsional, termasuk melakukan asesmen yang tepat dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola kondisinya. Perawat juga dapat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang teknik-teknik manajemen inkontinensia urin, termasuk latihan kegel dan perawatan kandung kemih yang tepat.

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)


"Ilmu Keperawatan bukan hanya tentang memperbaiki apa yang salah, tapi juga tentang memperkuat apa yang benar"


Definisi

Pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak mampu mencapai toilet pada waktu yang tepat


Penyebab

Ketidakmampuan atau penurunan mengenali tanda-tanda berkemih adalah kondisi di mana pasien tidak dapat mengenali atau merasakan kebutuhan untuk buang air kecil. Penurunan tonus kandung kemih adalah kondisi di mana kandung kemih tidak dapat berkontraksi dengan sempurna untuk mengeluarkan urin. Hambatan mobilisasi dapat menyebabkan pasien kesulitan untuk pergi ke toilet. Faktor psikologis seperti depresi, bingung, dan delirium dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengelola kebutuhan berkemih. Hambatan lingkungan seperti toilet yang jauh, tempat tidur terlalu tinggi, atau lingkungan yang baru dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengelola kebutuhan berkemih. Kehilangan sensorik dan motorik pada pasien geriatri dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengelola kebutuhan berkemih. Gangguan penglihatan juga dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengelola kebutuhan berkemih.

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
  1. Mengompol sebelum mencapai atau selama usaha mencapai toilet
  • (tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
  1. Mengompol di waktu pagi hari
  2. Mampu mengosongkan kandung kemih lengkap
  • (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait

Cedera kepala adalah kerusakan pada otak yang disebabkan oleh benturan atau guncangan keras pada kepala. Neuropati alkoholik adalah kerusakan saraf yang disebabkan oleh konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama. Penyakit Parkinson adalah gangguan pada sistem saraf yang menyebabkan gerakan tubuh menjadi lambat dan kaku. Penyakit demielinisasi adalah kerusakan pada selaput mielin yang melapisi serabut saraf di otak atau sumsum tulang belakang. Sklerosis multipel adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan pada selaput mielin. Stroke adalah kondisi ketika suplai darah ke otak terganggu. Demensia progresif adalah kerusakan pada otak yang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan daya ingat. Depresi adalah kondisi mental yang ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya dinikmati.

SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Kontinensia Urin (L.04036)

Luaran Tambahan

Ambulasi (L.05038)
Eliminasi Urin (L.04034)
Keamanan Lingkungan Rumah (L.14126)
Kontrol Gejala (L.14127)
Koordinasi Pergerakan (L.05041)
Perawatan Diri (L.11103)
Status Neurologis (L.06053)
Tingkat Ansietas (L.09093)
Tingkat Delirium (L.09095)
Tingkat Pengetahuan (L.12111)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Latihan Berkemih (I.04149)
Perawatan Inkontinensia Urine (I.04163)

Intervensi Pendukung

Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (I.11349)
Edukasi Latihan Berkemih (I.12388)
Edukasi Perawatan Diri (I.12420)
Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
Manajemen Inkontinensia Urine (I.04154)
Manajemen Lingkungan (I.14514)
Pemberian Obat Oral (I.03128)
Perawatan Perineum (I.07226)
Promosi Kepercayaan Diri (I.09310)
Promosi Komunikasi Defisit Visual (I.13494)
Promosi Latihan Fisik (I.05183)
Terapi Aktivitas (I.05186)


Silahkan Lihat Kembali Bacaan Tentang Diagnosa Keperawatan Inkontinensia Urin Fungsional:

  1. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2016). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Patient Care. F.A. Davis Company.
  2. Shaffer, E. (2017). Urinary incontinence in older adults: evaluation and management. Clinics in geriatric medicine, 33(4), 539-554.
  3. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  4. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  5. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0044 Inkontinensia Urin Fungsional Reviewed by Nursing University on 10:06:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.