SDKI - D.0054 Gangguan Mobilitas Fisik
DAFTAR ISI:
PENGETAHUAN UMUM
Gangguan Mobilitas Fisik adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan atau bahkan kehilangan kemampuan untuk melakukan gerakan atau aktivitas fisik dengan bebas dan lancar. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, gangguan neurologis, penyakit kronis, atau proses penuaan. Gangguan mobilitas fisik dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, sehingga perawatan yang tepat dan komprehensif sangat penting untuk meminimalkan dampak negatifnya.
Penilaian Gangguan Mobilitas Fisik
Pertama-tama, penilaian yang cermat dan komprehensif diperlukan untuk menentukan tingkat gangguan mobilitas fisik seseorang. Beberapa faktor yang perlu dinilai termasuk:
Kemampuan untuk berdiri dan berjalan: Kemampuan untuk berdiri dan berjalan harus dinilai secara terpisah, termasuk kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan, kekuatan otot, dan kelenturan sendi.
Rentang gerakan: Rentang gerakan dari setiap sendi harus dinilai untuk menentukan apakah ada pembatasan pada gerakan sendi.
Kekuatan otot: Kekuatan otot harus dinilai untuk menentukan apakah ada kelemahan atau ketidakseimbangan otot.
Koordinasi dan keseimbangan: Koordinasi dan keseimbangan harus dinilai untuk menentukan apakah ada masalah dengan koordinasi gerakan atau masalah dengan keseimbangan.
Tingkat kelelahan: Tingkat kelelahan harus dinilai untuk menentukan apakah ada penurunan kekuatan atau kelelahan yang menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.
Perawatan Gangguan Mobilitas Fisik
Setelah dilakukan penilaian, perawatan yang tepat dan komprehensif dapat diberikan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki gangguan mobilitas fisik antara lain:
Terapi fisik: Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki keseimbangan, meningkatkan fleksibilitas dan koordinasi gerakan.
Terapi okupasi: Terapi okupasi dapat membantu meningkatkan keterampilan sehari-hari dan kemandirian, seperti cara menggunakan alat bantu atau memperbaiki teknik memindahkan diri.
Penggunaan alat bantu: Alat bantu seperti tongkat, kursi roda, dan peralatan bantu lainnya dapat membantu memperbaiki mobilitas fisik dan memudahkan aktivitas sehari-hari.
Olahraga: Olahraga yang teratur dapat membantu meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan, sehingga memperbaiki mobilitas fisik.
Pemeliharaan gaya hidup sehat: Mengikuti diet sehat, menghindari kebiasaan merokok, dan menjaga berat badan dapat membantu memperbaiki kesehatan dan mobilitas fisik.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
"Perawat adalah seniman hati yang menggunakan kesabaran sebagai kuasnya, kelemahlembutan sebagai catnya, dan keahlian sebagai kanvasnya."
Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri
Penyebab
Kerusakan integritas struktur tulang: Kerusakan pada struktur tulang yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas fisik, seperti patah tulang atau osteoporosis.
Perubahan metabolisme: Perubahan pada sistem metabolisme tubuh yang dapat memengaruhi kesehatan tulang dan otot, seperti osteomalasia atau hipotiroidisme.
Ketidakbugaran fisik: Kondisi tubuh yang tidak mampu melakukan aktivitas fisik secara optimal.
Penurunan kendali otot: Gangguan pada kemampuan tubuh untuk mengontrol gerakan otot, seperti tremor atau ataksia.
Penurunan massa otot: Kehilangan massa otot yang dapat menyebabkan kelemahan dan gangguan mobilitas fisik.
Penurunan kekuatan otot: Kehilangan kekuatan otot yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik.
Keterlambatan perkembangan: Kondisi di mana kemampuan fisik dan motorik seseorang tidak berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Kekakuan sendi: Gangguan pada sendi yang membuat gerakan menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Kontraktur: Kekakuan pada otot atau sendi yang dapat menyebabkan ketidakmampuan melakukan gerakan.
Malnutrisi: Kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan otot.
Gangguan muskuloskeletal: Gangguan pada sistem otot dan tulang yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas fisik, seperti osteoarthritis atau hernia.
Gangguan neuromuskuler: Gangguan pada sistem saraf dan otot yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik, seperti multiple sclerosis atau stroke.
Indeks massa tubuh di atas persentil ke-75 sesuai usia: Kondisi di mana berat badan seseorang berada di atas batas normal sesuai dengan usia dan tinggi badan.
Efek agen farmakologis: Efek samping dari obat-obatan yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik.
Program pembatasan gerak: Program latihan atau terapi yang dirancang untuk membantu memperbaiki gangguan mobilitas fisik.
Nyeri: Sensasi tidak nyaman atau sakit pada bagian tubuh tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik.
Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik: Kurangnya pengetahuan atau pemahaman tentang manfaat dan pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan dan mobilitas fisik.
Kecemasan: Kondisi emosional yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik.
Gangguan kognitif: Gangguan pada kemampuan berpikir, memahami, atau mengingat informasi yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik seperti pada demensia dan cedera kepala.
Keengganan melakukan pergerakan: Sikap tidak mau atau tidak nyaman dalam melakukan aktivitas fisik, seringkali disebabkan oleh rasa takut akan rasa sakit atau kelelahan.
Gangguan sensoripersepsi: Gangguan pada sistem sensorik yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk merasakan sensasi atau gerakan pada bagian tubuh tertentu, seperti pada kasus neuropati perifer atau kelumpuhan sementara.
Gangguan mobilitas fisik dapat memiliki berbagai macam penyebab, baik itu akibat kondisi medis tertentu maupun faktor lingkungan dan perilaku individu. Penting untuk memahami faktor-faktor tersebut dan mencari perawatan yang tepat untuk mengoptimalkan kesehatan dan mobilitas fisik seseorang.
Gejala dan Tanda Mayor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala dan Tanda Minor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
Stroke: Kondisi medis yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke otak, dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak dan gejala seperti kelumpuhan atau kesulitan berbicara.
Cedera medula spinalis: Cedera pada tulang belakang yang dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan gejala seperti kelumpuhan atau kesulitan menggerakkan bagian tubuh tertentu.
Trauma: Cedera fisik yang disebabkan oleh kecelakaan atau kejadian traumatis lainnya, seperti jatuh atau terkena benturan yang keras.
Fraktur: Kerusakan pada tulang yang dapat terjadi akibat trauma atau tekanan yang berlebihan, dan dapat menyebabkan rasa sakit dan kesulitan bergerak pada area yang terkena fraktur.
Osteoarthritis: Kondisi degeneratif pada sendi yang dapat menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada sendi yang terkena.
Osteomalasia: Kondisi medis yang terjadi akibat kekurangan vitamin D dan kalsium, dan dapat menyebabkan kelemahan otot dan kerapuhan tulang.
Keganasan: Kelainan pada sel yang menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya, termasuk kerusakan pada tulang dan kesulitan dalam mobilitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
Luaran Tambahan
Fungsi Sensori (L.06048)
Keseimbangan (L.05039)
Konservasi Energi (L.05040)
Koordinasi Pergerakan (L.05041)
Motivasi (L.09080)
Pergerakan Sendi (L.05044)
Status Neurologis (L.06053)
Status Nutrisi (L.03030)
Toleransi Aktivitas (L.05047)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
Dukungan mobilisasi (I.05173)
Intervensi Pendukung
Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (I.11349)
Dukungan Perawatan Diri Berpakaian (I.11350)
Dukungan Perawatan Diri: Makan atau Minum (I.11351)
Dukungan Perawatan Diri Mandi (I.11352)
Edukasi Latihan Fisik (I.12389)
Edukasi Teknik Ambulasi (I.12450)
Edukasi Teknik Transfer (I.12453)
Konsultasi via Telepon (I.12462)
Latihan Otogenik (I.08236)
Manajemen Energi (I.05178)
Manajemen Lingkungan (I.14514)
Manajemen Mood (I.09289)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Manajemen Medikasi (I.14517)
Manajemen Program Latihan (I.05179)
Manajemen Sensasi Perifer (I.06195)
Pemantauan Neurologis (I.06197)
Pemberian Obat (I.02062)
Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Pembidaian (I.05180)
Pencegahan Jatuh (I.14540)
Pencegahan Luka Tekan (I.14543)
Pengaturan Posisi (I.01019)
Pengekangan Fisik (I.09300)
Perawatan Kaki (I.11354)
Perawatan Sirkulasi (I.14570)
Perawatan Tirah Baring (I.14572)
Perawatan Traksi (I.05182)
Promosi Berat Badan (I.03136)
Promosi Kepatuhan Program Latihan (I.12469)
Promosi Latihan Fisik (I.05183)
Teknik Latihan Penguatan Otot (I.05184)
Teknik Latihan Penguatan Sendi (I.05185)
Terapi Aktivitas (I.05186)
Terapi Pemijatan (I.08251)
Terapi Relaksasi Otot Progresif (I.05187)
Referensi:
- Kaur, P., & Sharma, R. (2020). Mobility Disorders. StatPearls.
- United States National Library of Medicine. (2022). Mobility aids. MedlinePlus
- PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
- PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
- PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tidak ada komentar: