SDKI - D.0085 Gangguan Persepsi Sensori
DAFTAR ISI:
PENGETAHUAN UMUM
Gangguan Persepsi Sensori adalah diagnosa keperawatan tentang kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memproses informasi dari lingkungannya melalui indra. Indra yang terkena dampak dari gangguan persepsi sensori antara lain penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan perabaan. Gangguan persepsi sensori dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, belajar, dan menjalani aktivitas sehari-hari secara efektif.
Gangguan persepsi sensori dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cacat bawaan, penyakit, cedera otak, atau penuaan. Beberapa jenis gangguan persepsi sensori yang umum dijumpai antara lain:
Gangguan penglihatan: Kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas atau membedakan warna.
Gangguan pendengaran: Kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas atau memahami suara.
Gangguan penciuman: Kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mencium atau membedakan bau.
Gangguan perabaan: Kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan sentuhan atau tekanan.
Gangguan perasa: Kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan rasa dengan jelas.
Perawat memainkan peran penting dalam membantu pasien yang mengalami gangguan persepsi sensori. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh perawat untuk membantu pasien antara lain:
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pasien tentang kondisi mereka.
Menjaga lingkungan yang aman dan bebas dari hambatan yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk bergerak atau berkomunikasi.
Memberikan dukungan emosional dan bimbingan kepada pasien dan keluarga dalam menghadapi tantangan yang dihadapi.
Membantu pasien dalam menggunakan alat bantu atau teknologi yang dapat membantu memperbaiki persepsi sensori mereka.
Memberikan edukasi dan pelatihan pada pasien dan keluarga tentang cara menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi.
Dalam merawat pasien dengan gangguan persepsi sensori, perawat harus memperhatikan kebutuhan individu pasien dan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi dan belajar. Dengan demikian, perawat dapat memberikan perawatan yang optimal dan membantu pasien untuk mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang lebih baik.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Definisi
Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi
Penyebab
Gangguan penglihatan: gangguan pada mata yang mengakibatkan sulit melihat atau bahkan kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas.
Gangguan pendengaran: gangguan pada telinga yang mengakibatkan sulit mendengar atau bahkan kehilangan kemampuan untuk mendengar.
Gangguan penciuman: gangguan pada hidung yang mengakibatkan sulit mencium atau bahkan kehilangan kemampuan untuk mencium.
Gangguan perabaan: gangguan pada saraf yang mengakibatkan sulit merasakan sentuhan atau bahkan kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan.
Hipoksia serebral: kekurangan oksigen pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Penyalahgunaan zat: penggunaan zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan gangguan sensori dan masalah kesehatan lainnya.
Usia lanjut: proses penuaan yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem sensori.
Pemajanan toksin lingkungan: paparan terhadap zat-zat beracun dalam lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem sensori.
Gejala dan Tanda Mayor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Gejala dan Tanda Minor
| Subjektif | Objektif |
|
|
Kondisi Klinis Terkait
Glaukoma: suatu kondisi mata yang disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf mata.
Katarak: kondisi mata yang ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata, sehingga menyebabkan penglihatan kabur atau buram.
Gangguan refraksi: kondisi mata yang disebabkan oleh kelainan refraksi atau kelainan pembiasan cahaya pada mata, seperti myopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), astigmatisma, dan presbiopia (rabun tua).
Trauma okuler: cedera pada mata yang dapat disebabkan oleh kecelakaan atau aktivitas yang berisiko tinggi.
Trauma pada saraf kranialis II, III, IV, dan VI: cedera pada saraf kranial yang mengendalikan fungsi mata, dapat disebabkan oleh stroke, aneurisma intrakranial, trauma, atau tumor otak.
Infeksi okuler: infeksi pada mata, seperti konjungtivitis atau endoftalmitis.
Presbiakusis: kondisi hilangnya kemampuan pendengaran akibat penuaan.
Malfungsi alat bantu dengar: masalah pada alat bantu dengar yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Delirium: gangguan mental sementara yang ditandai dengan kebingungan, disorientasi, dan gangguan memori.
Demensia: kondisi degeneratif yang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, termasuk ingatan, pemikiran, dan bahasa.
Gangguan amnestik: kondisi yang ditandai dengan hilangnya ingatan terhadap suatu kejadian atau periode waktu tertentu.
Penyakit terminal: kondisi kesehatan yang tidak dapat disembuhkan dan mengarah pada kematian.
Gangguan psikotik: kondisi mental yang ditandai dengan gangguan pemikiran, persepsi, dan perilaku yang tidak rasional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran Utama
Luaran Tambahan
Orientasi Kognitif (L.09081)
Proses Informasi (L.10100)
Status Neurologis (L.06053)
Status Orientasi (L.09090)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi Utama
Minimalisasi Rangsangan (I.08241)
Pengekangan Kimiawi (I.09301)
Intervensi Pendukung
Dukungan Pengungkapan Kebutuhan (I.09266)
Edukasi Perawatan Diri (I.12420)
Edukasi Teknik Mengingat (I.12451)
Limit Setting (I.09285)
Manajemen Delirium (I.06189)
Manajemen Dimensia (I.09286)
Manajemen Mood (I.09289)
Manajemen Penyalahgunaan Zat (I.09291)
Manajemen Perilaku (I.12463)
Manajemen Stres (I.09293)
Pencegahan Bunuh Diri (I.14538)
Pencegahan Perilaku Kekerasan (I.14544)
Restrukturisasi Kognitif (I.06207)
Skrining Penganiayaan atau Perkusi (I.14582)
Skrining Penyalahgunaan Zat (I.09316)
Teknik Menenangkan (I.08248)
Terapi Aktivitas (I.05186)
Terapi Kelompok (I.13500)
Terapi Kognitif Perilaku (I.09323)
Terapi Relaksasi (I.09326)
Referensi:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. American Nurses Association. (2014). Nursing: Scope and standards of practice (3rd ed.). Silver Spring, MD. McInerney, M., Friesen, M. A., & Dey, R. (2019). Sensory perception and sensation deficits in older adults. Geriatric Nursing, 40(1), 29-35.

Tidak ada komentar: