Glaukoma

Pendahuluan

Glaukoma adalah kondisi kesehatan mata yang ditandai dengan kerusakan saraf optik dan hilangnya lapangan pandang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh tekanan intraokular yang tinggi, yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Glaukoma bisa terjadi secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala pada tahap awalnya, sehingga sering disebut sebagai "pembunuh bisu". Oleh karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan mata secara teratur untuk mencegah dan mengobati glaukoma secara dini.

Epidemiologi

Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di seluruh dunia. Menurut World Health Organization, sekitar 76 juta orang di dunia menderita glaukoma, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 111,8 juta pada tahun 2040. Di Indonesia, glaukoma menjadi penyebab utama kebutaan pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Diperkirakan sekitar 1,5 juta orang di Indonesia menderita glaukoma, dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan penuaan penduduk.

Etiologi

Penyebab glaukoma masih belum sepenuhnya diketahui, namun diperkirakan ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya glaukoma, antara lain:

  1. Tekanan intraokular yang tinggi.
  2. Riwayat keluarga menderita glaukoma.
  3. Usia lanjut.
  4. Miopia tinggi.
  5. Diabetes.
  6. Hipertensi.

Patofisiologi

Glaukoma terjadi karena terganggunya aliran cairan mata (aqueous humor) yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada saraf optik yang menghubungkan mata dengan otak. Kerusakan ini biasanya dimulai dari bagian tepi lapangan pandang, dan kemudian dapat berkembang ke bagian tengah dan akhirnya menyebabkan kebutaan.

Gejala

Glaukoma sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awalnya. Namun, pada tahap yang lebih lanjut, gejala yang dapat timbul antara lain:

  1. Hilangnya lapangan pandang yang perlahan-lahan.
  2. Penglihatan kabur atau buram.
  3. Sensasi sakit atau nyeri pada mata.
  4. Mual dan muntah.

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis glaukoma antara lain:

  1. Pengukuran tekanan intraokular.
  2. Pemeriksaan lapangan pandang.
  3. Pemeriksaan saraf optik menggunakan oftalmoskopi.
  4. Pemeriksaan ketebalan lapisan saraf optik menggunakan tomografi koherensi optik (OCT).

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan saraf optik. Penatalaksanaan glaukoma dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

  1. Obat-obatan: Obat-obatan tetes mata seperti beta blocker, agonis alfa, dan analog prostaglandin dapat membantu menurunkan tekanan intraokular. Obat-obatan ini harus digunakan secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
  2. Operasi: Jika obat-obatan tidak efektif dalam menurunkan tekanan intraokular, operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki aliran cairan mata. Beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan antara lain trabekulektomi dan implantasi stent.
  3. Terapi laser: Terapi laser seperti trabekuloplasti atau iridotomi dapat membantu meningkatkan aliran cairan mata dan menurunkan tekanan intraokular.

Pencegahan

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya glaukoma antara lain:

  1. Menjalani pemeriksaan mata secara teratur.
  2. Menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok.
  3. Menjaga tekanan darah dan gula darah dalam batas normal.
  4. Menghindari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan kacamata hitam yang memadai.
  5. Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan intraokular.

Kesimpulan

Glaukoma adalah penyakit mata yang serius dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati dengan tepat. Untuk mencegah dan mengobati glaukoma, perlu dilakukan pemeriksaan mata secara teratur dan mengikuti anjuran dokter. Selain itu, menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko juga dapat membantu mencegah terjadinya glaukoma.

Setelah dilakukan diagnosis glaukoma, perawatan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah melakukan tindakan paliatif untuk memperlambat atau menghentikan progresivitas glaukoma. Asuhan keperawatan untuk pasien dengan glaukoma meliputi:

Pengkajian

Pada pengkajian awal, perawat perlu memperhatikan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat keluarga terkait glaukoma, serta riwayat obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien. Selain itu, perawat juga perlu melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien dengan glaukoma antara lain:

  1. Nyeri Akut (SDKI - D.0077)
  2. Risiko Infeksi (SDKI - D.0142)
  3. Risiko Perubahan Kebutuhan Eliminasi (SDKI - Sub Kategori: Eliminasi)
  4. Risiko Gangguan Neurovaskuler (SDKI - Sub Kategori: Neurosensori)

Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan glaukoma antara lain:

  • Monitor tekanan intraokular pasien secara teratur dan dokumentasikan hasil pengukuran.
  • Berikan obat tetes mata yang telah diresepkan dokter secara tepat dan mengajarkan teknik pemberian obat yang benar.
  • Ajarkan pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan mata dan menghindari paparan langsung dari sinar matahari.
  • Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien serta keluarga.
  • Ajarkan pasien tentang teknik relaksasi dan teknik pernapasan yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur pasien.
  • Berikan informasi tentang pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan menjalani aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
  • Berikan perawatan luka pada pasien yang mengalami luka pada mata, seperti merawat luka, memberikan antibiotik dan anti-inflamasi.

Evaluasi

Setelah melakukan intervensi keperawatan, perawat perlu melakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas intervensi yang telah dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara mengukur tekanan intraokular pasien, memantau perkembangan gejala dan tanda, serta mengevaluasi pengetahuan pasien tentang pengobatan dan perawatan diri.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan glaukoma, perawat perlu bekerja sama dengan dokter mata dalam memberikan perawatan yang tepat dan efektif. Penting juga bagi perawat untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien serta keluarga, agar pasien merasa lebih tenang dan nyaman selama menjalani pengobatan dan perawatan.

Glaukoma Reviewed by Nursing University on 6:45:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.