SDKI - D.0109 Defisit Perawatan Diri

DAFTAR ISI:


PENGETAHUAN UMUM

Defisit perawatan diri adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan suatu kondisi di mana individu memiliki kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan perawatan diri. Aktivitas perawatan diri yang dimaksud adalah makan, minum, mandi, berpakaian, dan kebersihan diri lainnya. Defisit perawatan diri dapat terjadi pada individu di segala rentang usia, namun lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, orang dengan penyakit kronis, atau orang yang mengalami kecacatan fisik atau kognitif.

Perawat memegang peran penting dalam membantu individu yang mengalami defisit perawatan diri. Tindakan perawat dapat membantu individu untuk mempertahankan tingkat fungsi yang optimal, mencegah terjadinya komplikasi kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Terkait dengan defisit perawatan diri, perawat harus mampu melakukan evaluasi terhadap kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Evaluasi dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan pengukuran. Hasil evaluasi akan menjadi dasar untuk merencanakan intervensi perawatan yang tepat.

Salah satu intervensi perawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan bantuan pada individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri. Bantuan ini dapat berupa pendampingan atau pengajaran untuk melakukan aktivitas yang benar dan efektif. Selain itu, perawat dapat membantu individu dalam memilih alat bantu perawatan diri yang tepat dan memberikan informasi terkait perawatan diri.

Perawat juga dapat memberikan edukasi kepada keluarga atau pengasuh tentang cara merawat individu yang mengalami defisit perawatan diri. Edukasi ini dapat berupa teknik perawatan yang efektif, tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai, serta cara untuk memotivasi individu untuk tetap melakukan aktivitas perawatan diri.

Selain intervensi perawatan yang aktif, perawat juga dapat memberikan dukungan emosional kepada individu yang mengalami defisit perawatan diri. Dukungan emosional dapat membantu individu untuk mengatasi rasa putus asa, frustrasi, dan rasa tidak berdaya yang mungkin muncul akibat kondisi yang dialami.

Dalam menjalankan perannya, perawat harus mengedepankan aspek kemanusiaan dan etika dalam memberikan perawatan kepada individu yang mengalami defisit perawatan diri. Perawat harus mampu memahami kebutuhan dan keinginan individu serta memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang, kehati-hatian, dan profesionalisme.


Defisit perawatan diri merupakan kondisi yang sering terjadi pada individu di segala rentang usia. Peran perawat dalam membantu individu yang mengalami defisit perawatan diri sangat penting dan dapat memberikan dampak positif pada kualitas hidup individu tersebut. Dalam memberikan perawatan, perawat harus mengedepankan aspek kemanusiaan dalam hal menghormati hak-hak pasien dan memperlakukan pasien dengan mengutamakan martabatnya sebagai manusia. Selain itu, perawat juga harus dapat memahami nilai-nilai budaya yang dimiliki pasien dan keluarganya, sehingga dapat memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

Dalam mengatasi defisit perawatan diri, perawat harus mampu mengembangkan rencana perawatan yang tepat, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Rencana perawatan tersebut harus meliputi pengaturan aktivitas harian, teknik perawatan yang efektif, serta penggunaan alat bantu perawatan diri jika diperlukan.

Perawat juga harus dapat melibatkan pasien dalam proses perawatan, sehingga pasien merasa memiliki kontrol terhadap kondisi kesehatannya. Hal ini dapat meningkatkan motivasi pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri dan mempertahankan tingkat fungsi yang optimal.

Selain itu, perawat juga harus mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang cara mencegah terjadinya defisit perawatan diri, seperti mengadopsi gaya hidup sehat, melakukan aktivitas fisik yang cukup, dan menjaga pola makan yang sehat.

Perawat juga harus mampu mengidentifikasi tanda-tanda defisit perawatan diri dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi kesehatan. Misalnya, jika pasien memiliki masalah dalam melakukan aktivitas mandi, perawat dapat membantu dengan memberikan teknik mandi yang benar, memilih alat bantu perawatan diri yang tepat, dan membantu pasien dalam melakukan aktivitas mandi.

Dalam melakukan intervensi perawatan, perawat juga harus selalu memperhatikan keamanan pasien. Perawat harus memastikan bahwa pasien tidak terluka atau mengalami cedera saat melakukan aktivitas perawatan diri.

Perawat harus mampu melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap keberhasilan intervensi perawatan yang dilakukan. Evaluasi tersebut dapat dilakukan melalui pengukuran kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri serta pengamatan terhadap tanda-tanda perbaikan atau kemunduran kondisi kesehatan pasien.

Perawat memegang peran penting dalam mengatasi defisit perawatan diri pada individu. Perawat harus mengedepankan aspek kemanusiaan dalam memberikan perawatan, mengembangkan rencana perawatan yang tepat, melibatkan pasien dalam proses perawatan, dan selalu memperhatikan keamanan pasien. Dengan dukungan dan intervensi yang tepat dari perawat, individu yang mengalami defisit perawatan diri dapat mempertahankan tingkat fungsi yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)


"Perawatan memiliki dampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan pasien. Teruslah berjuang, karena setiap usaha Anda dapat membuat perbedaan besar bagi kehidupan orang lain."


Definisi

Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.


Penyebab

  1. Gangguan muskuloskeletal adalah gangguan yang terjadi pada sistem kerangka dan otot manusia, meliputi gangguan pada tulang, sendi, otot, ligamen, dan jaringan penunjang lainnya.

  2. Gangguan neuromuskuler adalah gangguan yang terjadi pada sistem saraf dan otot manusia, meliputi gangguan pada motorik, sensorik, dan fungsi lainnya yang terkait dengan sistem saraf.

  3. Kelemahan adalah kondisi di mana seseorang mengalami penurunan kekuatan otot dan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik atau mental.

  4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik adalah kondisi mental yang memengaruhi kesehatan jiwa seseorang, meliputi gangguan mood, kecemasan, trauma, skizofrenia, dan gangguan bipolar.

  5. Penurunan motivasi/minat adalah kondisi di mana seseorang mengalami penurunan minat atau semangat dalam melakukan aktivitas tertentu, bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, depresi, atau kondisi medis tertentu.


Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
  1. Menolak melakukan perawatan diri
  1. Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri
  2. Minat melakukan perawatan diri kurang

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
  • (tidak tersedia)
  • (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait

  1. Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terputus, yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau sementara.

  2. Cedera medula spinalis adalah kerusakan pada sumsum tulang belakang yang dapat menyebabkan kecacatan atau kehilangan fungsi tubuh, tergantung pada tingkat dan lokasi kerusakan.

  3. Depresi adalah gangguan mental yang ditandai oleh perasaan sedih, kehilangan minat atau kegairahan, perubahan nafsu makan dan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.

  4. Arthritis reumatoid adalah kondisi autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, yang dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan.

  5. Retardasi mental (atau disebut juga kecacatan mental) adalah kondisi perkembangan yang ditandai oleh keterbatasan fungsi mental dan intelektual, termasuk kesulitan belajar, kesulitan berbicara, dan kesulitan menyesuaikan diri.

  6. Delirium adalah gangguan kesadaran yang ditandai oleh perubahan tajam dalam kewaspadaan dan kemampuan kognitif, yang dapat disebabkan oleh kondisi medis atau penggunaan obat.

  7. Demensia adalah kondisi neurodegeneratif yang mempengaruhi fungsi kognitif, seperti memori, berpikir, dan bicara, dan biasanya berkembang lambat seiring bertambahnya usia.

  8. Gangguan amnestik adalah kondisi yang ditandai oleh gangguan memori jangka pendek atau jangka panjang, dan seringkali disebabkan oleh cedera otak atau konsumsi alkohol yang berlebihan.

  9. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya adalah kondisi mental yang ditandai oleh gangguan dalam pemikiran, persepsi, dan perilaku, dan dapat menyebabkan gejala seperti delusi, halusinasi, dan disorganisasi mental.

  10. Fungsi penilaian terganggu adalah kondisi di mana kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian dan pengambilan keputusan terpengaruh oleh faktor medis atau psikologis, dan dapat menyebabkan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.


Keterangan

Diagnosis ini dispesifikkan menjadi salah satu atau lebih dari:
  1. Mandi adalah kegiatan membersihkan tubuh dengan air dan sabun atau produk perawatan pribadi lainnya.

  2. Berpakaian adalah kegiatan mengenakan pakaian dan aksesoris untuk melindungi tubuh dari cuaca atau untuk kepentingan estetika.

  3. Makan adalah kegiatan mengonsumsi makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi.

  4. Toileting adalah kegiatan mengurus kebutuhan fisiologis seperti buang air besar dan kecil.

  5. Berhias adalah kegiatan mempercantik diri dengan make-up, aksesoris, dan pakaian yang sesuai untuk acara atau situasi tertentu.

  6. Semua kegiatan tersebut terkait dengan defisit perawatan diri, yang dapat terjadi pada seseorang yang tidak mampu melakukan atau memenuhi kebutuhan tersebut secara mandiri atau tidak memadai. Defisit perawatan diri dapat terjadi akibat gangguan fisik, mental, atau sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut dengan benar dan mandiri.



SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

Luaran Utama

Perawatan Diri (L.11103)

Luaran Tambahan

Fungsi Sensori (L.06048)
Koordinasi Pergerakan (L.05041)
Mobilitas Fisik (L.05042)
Motivasi (L.09080)
Status Kognitif (L.09086)
Status Neurologis (L.06053)
Tingkat Delirium (L.09095)
Tingkat Demensia (L.09096)
Tingkat Keletihan (L.05046)
Status Kenyamanan (L.08064)
Tingkat Nyeri (L.08066)

SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Intervensi Utama

Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (I.11349)
Dukungan Perawatan Diri Berpakaian (I.11350)
Dukungan Perawatan Diri: Makan atau Minum (I.11351)
Dukungan Perawatan Diri Mandi (I.11352)

Intervensi Pendukung

Dukungan Emosional (I.09256)
Dukungan Pengambilan Keputusan (I.09265)
Dukungan Tanggung Jawab pada Diri Sendiri (I.09277)
Kontrol Perilaku Positif (I.09282)
Manajemen Dimensia (I.09286)
Manajemen Energi (I.05178)
Manajemen Lingkungan (I.14514)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Pemberian Makanan (I.03125)
Pencegahan Jatuh (I.14540)
Penentuan Tujuan Bersama (I.12464)
Pengaturan Posisi (I.01019)
Perawatan Kaki (I.11354)
Perawatan Kuku (I.11355)
Perawatan Lensa Kontak (I.06202)
Perawatan Mata (I.06203)
Perawatan Mulut (I.11356)
Perawatan Perineum (I.07226)
Perawatan Rambut (I.11357)
Perawatan Telinga (I.06206)
Promosi Citra Tubuh (I.09305)
Promosi Harga Diri (I.09308)
Promosi Komunikasi Defisit Pendengaran (I.13493)
Promosi Komunikasi Defisit Visual (I.13494)
Promosi Latihan Fisik (I.05183)
Reduksi Ansietas (I.09134)
Terapi Menelan (I.03144)


Referensi:

  1. Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2017). Nursing interventions classification (NIC)-E-Book. Elsevier Health Sciences.
  2. Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2016). Fundamentals of nursing-E-Book. Elsevier Health Sciences.
  3. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
  4. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
  5. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
SDKI - D.0109 Defisit Perawatan Diri Reviewed by Nursing University on 9:22:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.