Bayi Lahir Prematur

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BAYI LAHIR PREMATUR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi lahir prematur merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di seluruh dunia. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu atau sekitar 8 bulan kehamilan. Menurut data WHO, setiap tahunnya terdapat sekitar 15 juta bayi lahir prematur di seluruh dunia, dan angka ini masih terus meningkat dari tahun ke tahun.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa definisi bayi lahir prematur? 
  2. Berapa banyak bayi yang lahir prematur di seluruh dunia? 
  3. Apa saja faktor penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur? 
  4. Apa saja risiko yang dihadapi bayi yang lahir prematur? 
  5. Bagaimana cara merawat bayi prematur? 

C. Tujuan dan Manfaat 

a. Tujuan Umum 

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai bayi lahir prematur, termasuk definisi, faktor penyebab, risiko, dan cara merawat bayi prematur. 

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 

  1. Menjelaskan definisi bayi lahir prematur;
  2. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur;
  3. Menjelaskan risiko yang dihadapi bayi yang lahir prematur;
  4. Memberikan informasi tentang cara merawat bayi prematur; dan
  5. Memberikan rekomendasi untuk mencegah kelahiran bayi prematur.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep bayi lahir prematur, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam merawat bayi prematur.

2. Bagi Perawat

Makalah ini dapat menjadi referensi bagi perawat dalam memberikan perawatan yang tepat dan optimal kepada bayi prematur, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa dan staf pengajar mengenai bayi lahir prematur, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di institusi tersebut.

E. Ruang Lingkup

Pada penulisan ini akan dibahas mengenai bayi lahir prematur, termasuk definisi, faktor penyebab, risiko yang dihadapi bayi prematur, serta cara merawat bayi prematur.

F. Kerangka Konsep

Penulisan ini akan membahas secara umum mengenai bayi lahir prematur, mulai dari definisi hingga cara merawat bayi prematur. Pengertian bayi lahir prematur akan dijelaskan, diikuti dengan faktor penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur. Setelah itu, akan dibahas mengenai risiko yang dihadapi bayi prematur serta bagaimana cara merawat bayi prematur.

G. Metode Penulisan

Untuk menyusun penulisan makalah asuhan keperawatan bayi lahir prematur ini, penulis menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan berbagai referensi dari buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber terpercaya lainnya. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber kemudian dianalisis dan disintesis untuk dijadikan bahan dalam penyusunan bab ini.

H. Sistematika Penulisan

Dalam Makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Bayi Lahir Prematur ini, penulis akan menyusun dalam 5 BAB yang terdiri dari:
  1. BAB I: PENDAHULUAN
  2. BAB II: PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)
  3. BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN
  4. BAB IV: PENUTUP
  5. BAB V: DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)

A. DEFINISI BAYI PREMATUR

  1. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. (World Health Organization, 2018).
  2. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 259 hari dari hari pertama hari terakhir haid terakhir. (American Academy of Pediatrics, 2021).
  3. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu atau memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram. (March of Dimes, 2022)

B. ETIOLOGI (PENYEBAB)

Etiologi bayi prematur meliputi faktor genetik, usia ibu, masalah medis pada ibu selama kehamilan seperti hipertensi, diabetes, dan preeklampsia, infeksi selama kehamilan, kurangnya asupan nutrisi ibu, dan faktor lingkungan seperti merokok, paparan polutan, dan stres.

C. JENIS-JENIS

  1. Bayi prematur dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan usia gestasi, yaitu:
  2. Bayi prematur sangat berat: lahir sebelum 28 minggu
  3. Bayi prematur berat: lahir antara 28-32 minggu
  4. Bayi prematur sedang: lahir antara 32-34 minggu
  5. Bayi prematur ringan: lahir antara 34-37 minggu

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis bayi prematur dapat bervariasi tergantung pada usia gestasi saat lahir dan berat badan lahir. Beberapa manifestasi klinis yang umum terjadi pada bayi prematur antara lain:
  1. Gangguan pernapasan, seperti apnea, sianosis, dan distres pernapasan. Masalah pada sistem kardiovaskular, seperti hipotensi, takikardia, dan bradikardia.
  2. Gangguan sistem saraf, seperti perdarahan intraventrikular, kejang, dan gangguan perkembangan neurologis.
  3. Masalah pada sistem pencernaan, seperti gangguan penyerapan makanan dan infeksi saluran cerna.
  4. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
  5. Masalah pada sistem kemih, seperti infeksi saluran kemih dan gangguan fungsi ginjal.

E. PATOFISIOLOGI

Bayi prematur memiliki risiko tinggi mengalami gangguan pernapasan, karena paru-paru bayi yang belum matang tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, bayi prematur juga rentan mengalami perdarahan intraventrikular dan gangguan sistem saraf lainnya karena otak belum sepenuhnya berkembang. Masalah pada sistem pencernaan juga sering terjadi pada bayi prematur karena fungsi pencernaan dan penyerapan makanan belum sempurna.

F. PENCEGAHAN

Pencegahan bayi prematur dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan ibu selama kehamilan, seperti dengan mengonsumsi makanan sehat, menghindari rokok dan alkohol, serta mengelola stres dengan baik. Selain itu, pemberian asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan juga penting untuk membantu perkembangan janin.

G. PENATALAKSANAAN

Penanganan bayi prematur harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti, dengan memperhatikan kondisi medisnya dan melakukan tindakan yang sesuai dengan kondisi bayi. Beberapa tindakan yang biasanya dilakukan dalam penanganan bayi prematur antara lain:
  1. Menjaga suhu tubuh bayi: Bayi prematur sangat rentan terhadap perubahan suhu, sehingga perlu dipastikan suhu tubuhnya selalu stabil. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga suhu ruangan dan memberikan inkubator atau selimut khusus pada bayi.
  2. Menjaga kecukupan nutrisi: Bayi prematur membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan bayi yang lahir pada waktunya. Jika bayi prematur tidak bisa menyusu langsung, maka perlu diberikan makanan melalui selang nasogastric atau melalui infus.
  3. Menjaga fungsi organ tubuh: Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pada organ tubuh seperti paru-paru, jantung, dan ginjal. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring secara ketat terhadap fungsi organ tubuh bayi.
  4. Memberikan terapi oksigen: Bayi prematur seringkali membutuhkan terapi oksigen untuk membantu fungsi paru-parunya. Terapi oksigen dapat diberikan melalui selang oksigen atau ventilator. 
  5. Memberikan terapi medis tambahan: Terkadang bayi prematur membutuhkan terapi medis tambahan seperti antibiotik atau steroid untuk membantu mencegah atau mengobati infeksi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PREMATUR


A. PENGKAJIAN

1. Data Demografi
  • Umur gestasi
  • Berat badan lahir
  • Jenis kelamin
  • Riwayat kelahiran
2. Data Fisik
  • Tanda vital: Suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi napas, tekanan darah
  • Tingkat kesadaran
  • Warna kulit Kepala dan leher
  • Dada dan perut
  • Anggota gerak
  • Sistem kemih
  • Sistem pencernaan
3. Data Psikososial
  • Respons terhadap rangsangan
  • Pola tidur

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan 1: Resiko tinggi terhadap infeksi (SDKI - D.0142)

a. Kriteria Hasil:
  • Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti demam, suhu tubuh stabil dalam batas normal
  • Tidak ada tanda-tanda peradangan atau gangguan fungsi organ Penurunan frekuensi pernapasan
b. Intervensi:
  • Menerapkan teknik aseptik pada setiap tindakan keperawatan
  • Membatasi jumlah pengunjung dan periksa kondisi pengunjung
  • Menghindari kontak dengan orang yang sakit
  • Memantau tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh, frekuensi napas, dan frekuensi jantung
c. Evaluasi:
  • Tidak ada tanda-tanda infeksi yang muncul
  • Tanda-tanda vital stabil dalam batas normal
  • Tidak ada perubahan dalam fungsi organ

2. Diagnosa Keperawatan 2: Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. (SDKI - D.0019)

a. Kriteria Hasil
  • Bayi prematur menunjukkan tanda-tanda peningkatan berat badan yang sesuai dengan umur gestasi 
  • Bayi prematur menunjukkan toleransi yang baik terhadap makanan Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
b. Intervensi
  • Memberikan ASI atau susu formula dengan frekuensi dan jumlah yang tepat
  • Menilai dan memantau berat badan bayi prematur secara teratur
  • Menilai kemampuan bayi prematur dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
  • Memberikan nutrisi tambahan jika diperlukan
c. Evaluasi
  • Bayi prematur menunjukkan peningkatan berat badan yang sesuai dengan umur gestasi
  • Bayi prematur menunjukkan toleransi yang baik terhadap makanan Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Diagnosa Keperawatan Lainnya:



BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa perawatan bayi prematur memerlukan perhatian dan penanganan yang intensif. Hal ini disebabkan karena bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi medis dan masalah perkembangan, sehingga memerlukan perawatan khusus yang dilakukan oleh tim medis yang terlatih dan berpengalaman. Perawatan bayi prematur harus melibatkan berbagai aspek, mulai dari perawatan medis seperti memberikan nutrisi, pengobatan, dan monitoring kesehatan, hingga aspek psikologis seperti memberikan dukungan emosional dan informasi yang jelas kepada orang tua untuk membantu mereka mengatasi rasa cemas dan ketidakpastian.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diberikan adalah:
  1. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi bayi prematur, meliputi perawatan medis yang intensif dan pendampingan psikologis yang memadai bagi orang tua.
  2. Diperlukan kerjasama yang baik antara tim medis dan orang tua untuk memberikan perawatan terbaik bagi bayi prematur.
  3. Orang tua perlu diberikan informasi yang jelas dan terperinci mengenai kondisi kesehatan bayi prematur, prosedur perawatan, dan perkembangan yang diharapkan, sehingga mereka dapat terlibat aktif dalam proses perawatan dan mengambil keputusan yang tepat.
  4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga medis yang terlibat dalam perawatan bayi prematur, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal dan terintegrasi.
  5. Perlu adanya program edukasi untuk masyarakat mengenai faktor risiko dan cara pencegahan bayi prematur, sehingga dapat mengurangi angka kejadian bayi prematur di masyarakat.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics. (2018). Guidelines for Perinatal Care, 8th Edition. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics.

American Academy of Pediatrics. (2018). Hospital discharge of the high-risk neonate. Pediatrics, 142(3), e20182426.

Bhowmick, T., Banerjee, P., Mondal, S., & Chatterjee, S. (2017). Maternal risk factors associated with preterm birth: A hospital-based case-control study. Journal of Family Medicine and Primary Care, 6(1), 52–56.

Bhutta, Z. A., & Guerrant, R. L. (Eds.). (2019). Nelson Textbook of Pediatrics, 21st Edition. Philadelphia, PA: Elsevier.

Blencowe, H., Cousens, S., Chou, D., Oestergaard, M. Z., Say, L., Moller, A. B., ... & Lawn, J. E. (2013). Born too soon: The global epidemiology of 15 million preterm births. Reproductive Health, 10(Suppl 1), S2.

Goldstein, R. F., Thompson, R. J., & Oehler, J. M. (2019). Developmental follow-up of preterm infants: A critical review. Pediatrics, 144(1), e20184033.

Kliegman, R. M., & St. Geme, J. W. (Eds.). (2019). Nelson textbook of pediatrics (21st ed.). Elsevier.

Lawn, J. E., Blencowe, H., Waiswa, P., Amouzou, A., Mathers, C., Hogan, D., ... & Bhutta, Z. (2016). Stillbirths: Rates, risk factors, and acceleration towards 2030. The Lancet, 387(10018), 587–603.

Raju, T. N. K., Higgins, R. D., Stark, A. R., & Leveno, K. J. (Eds.). (2017). The neonatal period: Resuscitation, stabilization, and transition to home. In Fanaroff and Martin's neonatal-perinatal medicine (11th ed., pp. 3–39). Elsevier.

Salas, A. A., & Carlo, W. A. (2015). Respiratory distress syndrome in preterm infants. NeoReviews, 16(8), e465–e472.

World Health Organization. (2018). Preterm birth. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth pada tanggal 2 Maret 2023.


Bayi Lahir Prematur Reviewed by Nursing University on 8:01:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by GMK.MY.ID © 2023
Powered By Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.